Bab 6.

31 19 37
                                    

Jangan lupa klik bintang★ yang berada disebelah kiri bawah yaa.

Jangan lupa klik bintang★ yang berada disebelah kiri bawah yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☺️ Hope you like it.

Happy reading

Awan sudah tidak bisa membendung tekanan air yang ada pada dirinya sedikit demi sedikit turun menjadi rintik rintik air yang semakin lama akan semakin deras. Seperti halnya hati manusia jika sudah tidak bisa membendung rasa sakit yang ada pada hati kita perlahan air mata akan mengalir dengan sendirinya.

Sepandai-pandainya orang menyimpan rasa sakit pasti rasa sakitnya bakal terus terasa. Salah satu cara untuk menghilangkan rasa sakit itu adalah dengan cara ikhlas. Berdamailah dengan diri kamu sendiri. Bahagiakan lah diri kamu sendiri sebelum kamu membahagiakan orang lain.

-

Hujan mengguyur sekujur jalan raya kota Jakarta. Banyak kendaraan yang sedang berlalu lalang diantara banyaknya kendaraan roda empat yang sedang berlalu lalang terdapat satu kendaraan yang terisi oleh dua insan yang tidak saling berkomunikasi sepanjang jalan.

Sepanjang jalan Tara menghadapkan pandangannya kesamping melihat rintik-rintik hujan yang sedang membasahi bumi yang sedang ia pinjak. Sepanjang perjalanan hanya terdengar suara deru mobil dan suara hujan yah riuh akibat bertabrakannya tetesan air dengan suatu benda.

Ketika Tara fokus melihat kearah luar jendela manik mata Tara menangkap tulisan yang berada di depan kedai yang menyebabkan mata Tara berbinar.

"Eh didepan ada kedai, tolong berhenti sebentar ya," ucap Tara kepada seseorang yang sedang mengemudikan mobil yang ia naiki.

Manik mata seseorang tersebut melirik kedai yang berada didepan dan membaca tulisan yang berada didepan kedai itu. Dia tidak membalas perkataan Tara, ia kembali memfokuskan pandangannya kearah depan dan fokus mengemudikan kendaraannya.

"Yaelah malah dikacangin, gw tau lo denger." Tara kembali menghadapkan pandangannya kearah samping dan melotot kaget karena kedai yang tadi sudah kelewatan.

"Lah kok gak berhenti sih," ucap Tara dengan nada sebal.

"Sekarang hujan, gak boleh makan eskrim," ucap pria tersebut dengan pandangan tetap lurus kedepan.

Gadis yang berada disampingnya kembali menghadapkan pandangannya kesamping sambil menggembungkan pipinya sebal. "Ish nyebelin," batinnya.

Cowok tersebut kembali memfokuskan dirinya untuk mengemudi dan mobil tersebut kembali hening seperti sebelumnya, hanya ada suara deru mesin mobil, rintik hujan dan Sura klakson mobil yang saling bersahutan.

Afscheid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang