Bab 5.

143 79 166
                                    

Hai para readers^^
Jangan jadi silent readers ya.
Jangan lupa vote and komen.

Happy reading

Ketika sudah sampai di panti asuhan bina nusantara Elly langsung memapah Tara menuju Pintu utama panti tersebut.

"Assalamu'alaikum ibuu," ucap Elly memanggil ibu panti.
"Wassalamu'aalaikumwarahmatullah," ucap ibu panti yang awalnya berekspresi senyum tiba-tiba dalam sekejap ekspresi tersebut hilang begitu saja digantikan dengan ekspresi khawatir.

"Eh Tara kenapa?, ayo nak minta tolong diantar ke kamar Tara dulu biar Tara nya bisa istirahat," ucap ibu panti dengan nada khawatir.

"Iya bu," ucap Elly dengan ekspresi yang sangat khawatir.

Lalu ibu panti ikut memapah Tara sekaligus memberi tau jalan menuju kamar Tara. Setelah mereka merebahkan Tara dikasurnya, kemudian mereka melangkah keluar dari kamar Tara yang bernuansa putih dan hitam. Setelah mereka keluar ibu panti menyarankan untuk berbicara di ruang tamu yang berada di depan saja agar waktu istirahat Tara tidak terganggu. Setelah sampai di ruang tamu mereka mendaratkan tubuhnya masing-masing diatas kursi ruang tamu yang berwarna abu-abu tersebut. Lalu mereka bercakap-cakap tentang kejadian yang menimpa Tara.

"Jadi Tara tadi kenapa nak? kok bisa sampai lemes begitu," tanya ibu panti.

"Jadi gini bu, tadi saya sama Tara kan main di rumah pohon, terus saya nanya dia punya sahabat dekat atau tidak. Terus setelah saya kasih pertanyaan kayak gitu Tara langsung pusing," ucap Elly dengan pandangan yang sedikit menunduk karena merasa bersalah telah memberi pertanyaan yang agak berat kepada Tara.

"Udah, jangan merasa bersalah gitu. Itukan bukan salah kamu juga, kamu cuma mau Tara bisa kembali seperti dulu lagi kan, makanya kamu langsung tanya kayak gitu sama Tara. Kamu boleh kok memberi pernyataan atau pertanyaan kepada Tara tentang masa lalunya, tapi saran ibu jangan terlalu berat ya dari yang ringan aja. Kata dokter kan seperti itu kemarin kamu denger sendiri kan? dokter ngomong kayak gimana tentang Tara"

"Iya bu saya ingat," ucap Elly sambil tersenyum kepada ibu panti.

"Nah gitu dong tersenyum, jangan sedih mulu nanti cantiknya ilang. Ibu yakin Tara pasti kembali kayak dulu lagi oke," ucap ibu panti seraya tersenyum manis kepada Elly.

Elly hanya membalas anggukan lalu tersenyum tulus kepada ibu panti.

"Oh iya bu, tante Dara kemana?" tanya Elly dengan suara pelan.

"Beliau kebetulan lagi ada di luar negeri, katanya lagi ada pasien dari Indonesia yang penyakitnya langka, dan untuk alat-alatnya ada di luar negeri. Jadi beliau harus terbang ke sana dan mempercayai saya untuk menjaga anaknya selama beliau ada di luar negeri."

"Dia tau? kalau mamanya itu tante Dara?"

"Sepertinya tidak tau, soalnya kejadian itu dan jadwal terbang beliau berbarengan. Beliau disana harus benar-benar menyelesaikan pekerjaannya sampai benar-benar selesai dan tidak bisa kembali kesini kalau tugasnya belum selesai. Jadi beliau tidak bisa kembali ke Indonesia sebelum tugasnya seluruhnya selesai. Maka dari itu beliau menitipkan anaknya disini."

"Kalau papanya gimana bu?," tanya Elly.

"Beliau ikut bersama bu Dara, karena disana juga ada bisnis yang tidak bisa di selesaikan oleh karyawannya jadi harus beliau sendiri yang turun tangan kesana."

Afscheid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang