tempat itu.

143 81 149
                                    

Agar bisa jadi 100 tidak harus 50+50, ikuti saja alur yang sudah tuhan rancang sebaik-baiknya seraya berdoa dan berusaha. Antara manusia satu dengan manusia lain tidak akan sama prosesnya tetapi tujuannya sama yaitu menuju kesuksesan.

Akash melajukan motornya melewati jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang dijalanan yang sama dengan tujuan yang berbeda, ada juga yang tujuannya sama tetapi alur perjalanannya berbeda.

Akash akhirnya sampai di kediamannya, kemudian ia memasukkan motornya kedalam bagasi yang terletak di samping rumahnya. Lalu Akash berjalan menuju pintu utama dari rumah yang selalu gelap itu, rumah itu gelap bukan karena tidak ada penerangan yang menerangi seisi rumah, melainkan rumah tersebut gelap karena tidak ada cahaya kebahagiaan yang terpancar dari rumah itu.

Ketika Akash memasuki rumah tersebut terlihat seorang perempuan yang umurnya sekitar 40 tahunan sedang menyapu bekas pecahan kaca yang berserakan.

"Bi, dua orang itu kemana?"

"Nyonya dan tuan lagi bekerja, den."

"Huh, sudah gue duga kalo mereka gak baku hantam ya kerja," batin Akash.

"Kenapa sih bi, mereka selalu mementingkan kerjaan mereka daripada anaknya sendiri, percuma rumah besar tapi tidak ada kebahagiaan sedikitpun di dalam rumah ini. Dasar manusia gila dunia," umpat Akash.

"Hus, gak boleh gitu den, gimanapun mereka orang tua aden, mungkin mereka mengumpulkan uang untuk aden jadi jangan negatif thinking ya den gak baik," ucap bibi seraya mendekati Akash lalu bibi menyunggingkan senyum tulus dan mengelus rambut Akash.

Akash yang diperlakukan seperti itu sudah tidak bisa membendung air mata yang sedari tadi ia tahan. Ia benci terlihat lemah dan rapuh dihadapan orang-orang apalagi orang terdekatnya. Hanya satu orang yang bisa melihat bagaimana rapuhnya Akash dibalik sifatnya yang selalu membuat teman-temannya tertawa, seperti tidak punya beban hidup sama sekali.

Kemudian Akash langsung pergi menuju pintu utama untuk keluar dari rumah tersebut. Akash kembali mengeluarkan motor sport nya lagi dari garasi dan pergi meninggalkan rumah megah tersebut.

Akash menuju tempat dimana dulu dirinya bertemu dengan seorang gadis yang sekarang entah kemana.

Setelah sampai ditempat tersebut pertama-tama Akash membersihkan tempat itu karena sudah lama dirinya tidak mengunjungi tempat tersebut. Setelah selesai membersihkan tempat itu Akash duduk dipinggiran rumah pohon tersebut dan mengeluarkan kalung yang ada dibalik kaos hitam yang ia pakai.

 Setelah selesai membersihkan tempat itu Akash duduk dipinggiran rumah pohon tersebut dan mengeluarkan kalung yang ada dibalik kaos hitam yang ia pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi kalung)


"Gue kangen lo, Ra. lo ada di mana sih?
kata lo dulu kalau ada masalah gak boleh dipendem, sekarang gue punya masalah nih lo gak mau dengerin Ra? lo gak mau peluk gue sampe gue tenang?"

Flash back☁️

"Loh Ama kenapa kok nangis?", Rara kecil bertanya kepada Akash kecil yang sedang menangis.

"Aku gakpapa kok Ra."

"Kalau Ama gak papa kenapa menangis?, Ama gak boleh memendam masalahnya sendiri gak baik tau."

Lalu Akash berhenti menangis dan menceritakan semua yang terjadi.

"Ayah aku tadi memarahi mama, terus dia ngelempar botol kaca yang ada dimeja, terus aku marah dong ke ayah. Aku bilang, ayah jangan ngebentak mama dong mama itu perempuan tidak patut untuk dibentak apalagi dikasari. Ayah aku malah menampar pipi aku Ra terus aku memutuskan untuk menenangkan diri disini."

Rara menyimak cerita Akash dengan seksama. Lalu setelah Akash selesai bercerita Rara langsung memeluk Akash dengan tulus seraya mengelus punggungnya. Akash yang diperlakukan seperti itu langsung menangis tersedu-sedu.

"Tuntasin aja Ma nangisnya sampai kamu lega."

Rara tetap setia memeluk Akash sampai Akash merenggangkan pelukannya dan berhenti menangis.

"Rara terimakasih ya sudah mendengarkan cerita aku, aku sekarang sudah lebih tenang," ucapnya sambil tersenyum kepada Rara.

☁️☁️☁️

Akash terlarut masalalunya yang tidak bisa diulangi untuk kedua kalinya. Perlahan-lahan air yang sedari tadi memenuhi pelupuk matanya mulai mengalir di pipi Akash, sambil memegang kalungnya ia bermonolog, "Gue gak akan lepas kalung ini sampai kapan pun Ra, gue akan terus cari lo dimanapun lo berada. Gue janji setelah kita ketemu gue akan beliin lo eskrim vanila yang selalu jadi rasa terfavorit lo ketika beli eskrim."

Lalu Akash menunduk kan pandangan dan menatap kalung yang berbentuk bintang itu. "I miss you little girl," batin Akash.

"Gak akan ada perempuan selain lo yang bisa gantiin lo di hati gue Ra, lo perempuan yang sangat berbeda dengan perempuan yang selama ini gue temui. Hanya lo yang bisa bikin gue tenang, senang, sabar menghadapi masalah-masalah gue. Kalo gak ada lo mungkin gue udah gila kali gara-gara mendem masalah gue sendiri. Akash tersenyum miris karena monolognya sendiri.

☁️☁️☁️

Siapa yang kemarin penasaran Akash mau kemana?

Sekarang sudah terjawab di bab ini^^

Kalian tau gak siapa sosok Rara dibab ini? Penasaran? Pantau terus cerita aku nanti di bab-bab selanjutnya bakal aku spill🤩

Jangan jadi silent reader ya guys🤗
Jangan lupa vote and komen^^
Kalau ada kesalahan dalam penulisan, saran, dan kritik bisa diketik di komen yaa.

"Vote dan komenmu semangatku"

_author_

Jangan lupa follow Ig dan tiktok aku
Ig:wpsunsettulip_
TT:wpsunset_tulip












Pasuruan, 23 Desember 2023

Afscheid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang