Bagian 2
.
.
.
Jovi itu bukan orang yang penurut tapi entah bagaimana label budak korporat yang ia sandang agaknya memang sesuai. Ketika diminta seniornya untuk mengurai kode yang bentuknya seperti cacing atau memeta satu juta data dalam tabel yang urut, ia melakukannya bahkan rela lembur di kantor. Lain waktu dengan teman satu divisinya yang beralasan istrinya hamil sehingga harus pulang cepat, maka sisa pekerjaannya rela Jovi selesaikan.
Keinginan resign sudah membuncah hanya saja mencari pekerjaan yang sesuai dengannya cukup sulit mengingat banyaknya pesaing. Ia perlu memikirkan dua kali dan membuat strategi soal ini.
Sore hari ini hujan deras. Jovi menatap ke luar jendela yang basah, pikirannya menerawang jauh menuju tempat keluarganya tinggal. Mereka memang hidup di desa sedangkan Jovi merantau ke kota setelah diterima di perusahaan. Ia rindu sekali keluarganya; ibunya yang cerewet dan suka mengomel, kakak laki-lakinya yang selalu mengganggu saat ia bekerja di rumah meski sudah menikah, dan adiknya yang sudah memiliki kekasih.
Ia masih saja betah menjomblo.
Pria itu akui tidaklah mudah menemukan orang yang pas untuk diri. Banyak hal-hal yang patut dipertimbangkan sebelum berkencan atau menikah. Salah satunya mengenai pekerjaan dan tempat tinggal.
Jovi bekerja dibawah naungan TWP Research dan salah satu keuntungan yang ia dapatkan adalah mereka menyediakan asrama bagi para pendatang. Asrama itu gratis selama mereka masih menjadi karyawan, jika ia resign maka tidak ada harapan lagi baginya bisa menetap di kota. Ia bimbang.
Panggilan dari rekan kerja bernama Bastian mengalihkan pandangnya dari langit gelap untuk kembali menatap komputer, mengecek email baru yang datang dari divisi sebelah. Jovi kerjakan semuanya sembari mendengar lagu di playlist yang ia buat beberapa bulan lalu.
Dialog Hujan judul lagunya.
Pas sekali.
Bersambung...
.
.
Beomgyu as Bastian Keylano (Bastian, Kelan)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing to Lose || hyunin
FanfictionAndri sudah muak mendengar pertanyaan mengenai pernikahan; kapan ia akan menikah, pesta pernikahan seperti apa yang ia inginkan, dan apakah ia tidak mau cepat menikah. Ditambah kelahiran anak kedua dari kembarannya, rasanya Andri mau kabur saja dari...