4. Gara gara bakso

7 2 0
                                    

Lagi libur semester, jadi bisa giat nulis lagi deh :v

****

Jam telah menunjukkan pukul 14.25 menit, yang artinya ada satu jam mata pelajaran lagi sebelum sekolah dibubarkan hari ini. Namun, sedari tadi Lala tampak duduk gusar dibangkunya yang berada di pojok kelas, tepat di belakang kedua sahabatnya.

Lala tak berhenti mencengkram perutnya yang serasa terbakar. Setelah kejadian dikantin tadi, ia langsung kembali ke dalam kelas, saat istirahat ke-2 pun ia tak berani keluar untuk sekedar ke kantin maupun ke tempat lain, takut jika guru bk-nya itu menemukan dirinya dan menambahkan hukuman yang lebih banyak lagi, ia mana mampu.

Sudah ada 10 menit Lala menahan nyeri di lambungnya gegara memakan bakso yang terlalu pedas tadi.

"Gays... " Lirih Lala memanggil kedua sahabatnya yang duduk tepat di bangku yang ada di depannya.

Aira berbalik dan mendapati Lala yang tengah menelungkupkan wajahnya di meja. "Iya?" Aira bertanya, sedangkan Kia masih sibuk mencatat materi yang disampaikan oleh guru di depan sana.

Jam terakhir adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia yang kebetulan juga diisi oleh guru baru yang bernama Satria.

"Mag gue kambuh deh keknya" Desis Lala semakin merasakan sakit pada lambungnya.

Kia berbalik kemudian berbisik "ha? lo abis makan apa tadi?" Tanya Kia.

"Bakso, keknya gue nambahin cabenya kebanyakan deh" Lirih Lala.

"Yang di belakang, apa yang kalian bicarakan? Perhatikan di depan atau keluar dari kelas saya?!" Tegur Satria saat mendapati Aira, Kia dan Lala yang tampak saling berbisik.

Lala mengepalkan tangannya erat saat mendengar teguran dari guru di depan sana.

"Maaf Pak, temen saya lagi sakit, saya mau izin buat nganter dia ke UKS" Ucap Aira sambil menatap Lala dengan khawatir.

"Bener pak, saya juga izin buat anter dia pak" Kia berdiri dari duduknya.

"Kalian berdua duduk dan diam!" Tegur Satria kemudian melangkah menuju bangku 3 gadis itu.

"Siapa yang sakit? Dia?" Tanya Satria sambil menunjuk Lala yang masih menelungkupkan wajahnya.

"Iya pak!" Aira dan Kia menjawab dengan serentak.

"Biar saya yang mengantarkannya ke UKS, kalian berdua tetap di sini dan kerjakan tugas yang saya berikan tadi. Saya akan segera kembali setelah mengantar teman kalian" Terang Satria, menarik lengan Lala.

Lala terhuyung kedepan, kepalanya terasa sangat pening dengan keringat dingin yang mengucur deras di dahinya, wajahnya benar benar terlihat pucat.

"Lala" Aira menatapnya dengan khawatir.

"Pak, gendong aja pak. Temen saya udah pucet banget pak" Mohon Kia.

Satria mengangguk, baru saja ia ingin mengangkat Lala, tiba tiba gadis itu telah jatuh pingsan. Reflek semua siswa berteriak histeris.

Satria langsung menggendong Lala ala bridal stayl menuju ke UKS, Kia dan Aira pun ikut mengejar di belakangnya. Saat sampai di UKS, Satria langsung mengeluarkan minyak angin dari dalam saku bajunya, mengarahkan aromaterapi itu ke bawah hidung Lala.

"Hiks... Lala" Aira menangis sesegukan sedangkan Kia tampak menenangkan Aira dengan memeluknya.

"Udah Ra, si Lala masih hidup kok. Dia cuman pingsan, bukan mati" Ucap Kia mencoba menenangkan Aira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yes Sir! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang