Bullet 13

141 18 2
                                    

{One Mission : Bullet Time}

Yokohama. 10.00
.
.
.
Di gedung Port Mafia, seorang gadis berpakaian seragam SMP dengan tas selempang classic berwarna coklat melangkah menaiki gedung. Awalnya ia dicegat sampai ditodong senjata oleh anggota Mafia. Kurumi menyibak poni miringnya yang menutupi netra jam emasnya.

''M-Maafkan kami, Tokisaki- sama. Silahkan'' ucap salah satu dari mereka lalu mempersilahkan Kurumi masuk. Gadis itu hanya tersenyum ramah lalu masuk kedalam gedung Port Mafia. Ia menaiki lift menuju lantai paling atas, tempat Mori berada.

Sesampainya di dalam ruangan, Kurumi masih dicegat oleh dua bodyguard Mafia di depan pintu. Kurumi langsung menggunakan spirit dress-nya sambil berkata. ''Kurumi- desu. Aku diundang oleh Bos untuk mengambil dokumen''.

Bagai sebuah kode, pintu langsung terbuka lebar untuknya. Kurumi dipersilahkan masuk lalu pintu kembali di tutup. Terlihat ada Mori yang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh miliknya.

''Gokigenyo, Mori- san'' sapa Kurumi menekuk lututnya dan mengangkat sedikit roknya, hormat ala putri kerajaan Eropa. Mori menengok santai ke arah Kurumi lalu meletakkan cangkirnya.

''Terima kasih telah repot - repot datang kesini. Padahal bisa menggunakan gerbang dimensimu, Tokisaki- chan'' sambut Mori lalu dirinya berdiri dan mengambil satu amplop coklat yang berisi dokumen penting.

''Ini yang kau inginkan, bukan?'' Tebak Mori. Kurumi hanya mengangguk sebagai jawaban. ''Tapi sebelum kuberikan, beritahu aku tentang keseharianmu'' ujar Mori. Kurumi mendengus lelah lalu merubah pakaiannya menjadi seperti semula.

''Pekerjaanku sekarang adalah mengasuh anak kecil dari korban Villian. Dan aku mendapat tawaran bekerja di Agensinya Hawks- san di Kyusu. Untuk memata - matai Aliansi Penjahat'' jawab Kurumi. Mori tersenyum maklum.

''Itu pekerjaan yang kecil bagimu, bukan?'' Tebak Mori sambil memberikan amplop dokumen pada Kurumi. ''Ya. Berkatmu, Mori- san. Aku terlatih hidup dalam bayang - bayang. Menyusup adalah hal kecil bagiku. Walau tidak melakukan mata - mata, aku sudah tahu rencana Villian Quirk itu'' tanggap Kurumi lalu mengambil dokumen itu.

''Arigatou, Mori- san. Kapan - kapan aku mampir lagi'' ucap Kurumi pamit pergi. ''Sudah mau pulang?'' Tanya Mori. ''Ii'e. Aku jalan - jalan di kota dulu. Mumpung aku di luar dan anak yang kuasuh dijaga oleh kloninganku. Hitsureishimasu'' ucap Kurumi lalu pergi dari ruangan Mori.

Dalam perjalanan keluar gedung, Kurumi memainkan ponselnya, membalas pesan dari Hawks jika dia harus bertemu di Tokyo. Pesan yang dikirim oleh pahlawan elang itu adalah untuk berdiskusi masalah kinerjanya.

Saat kakinya melangkah keluar, dia tak sengaja berpapasan dengan seorang yang digadang - gadang menjadi Sub- Eksekutif, memiliki mata obsidian dan rambut ombre gradasi hitam putih.

''Ara~ hisashiburi, Ryuu- san'' sapa Kurumi lalu meyembunyikan ponselnya. Pria itu adalah Akutagawa Ryuunosuke. ''Setelah keluar dari Port Mafia, dengan santainya kau melangkah kembali kesini, Kurumi. Dasar tidak tahu malu'' hujat Akutagawa.

''Begini - begini aku masih mengabdi, lho. Tidak seperti Dazai- san, aku juga masih butuh koneksi dunia bawah untuk pekerjaanku. Ah! Tentu saja aku masih merahasiakan informasi organisasi ini. Bersyukurlah, Ryuu- san'' timpal Kurumi lalu pergi meninggalkan Akutagawa.

''Kudengar kau menjadi babu di Akademi UA. Memang pantas kau menjadi pelayan rendahan daripada posisi Eksekutif'' celetuk Akutagawa. Kurumi tertawa kecil sejenak.

''Souda na'' timpal Kurumi terima apa adanya lalu melenggang pergi. Hal itu membuat Akutagawa mengerutkan dahinya. ''Dia aneh'' Gumannya.

•~•
12.00

One Mission : Bullet Time (BNHA X BSD X KURUMI! READERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang