Epilog

173 9 5
                                    

{One Mission : Bullet Time}

Yokohama. 16.00
.
.
.
Bruk!!

''Aku sudah membawanya, Mori- san.''

Kurumi mengeluarkan mayat Agatha dan Isaac dari domain miliknya. Mori yang duduk santai di kursi kerjanya hanya melemparkan senyuman puas.

''Bagus. Kau berhasil membalaskan dendammu. Bagaimana rasanya dendammu terbalaskan?'' Tanya Mori. Kurumi memandangi tangannya dan menatap mayat Isaac.

''Tidak ada rasanya. Biasa saja.'' Jawab Kurumi lalu berbalik pergi keluar ruangan. Mori mencegahnya.''Kau mau kemana? Situasi di luar masih kacau. Musutafu masih jadi medan perang. Lebih baik kau menunggu disini--''

''Perang sudah selesai. Aku akan pulang.'' Ucap Kurumi berhenti melangkah. ''Apa yang kau katakan? Disinilah rumahmu.'' Ucap Mori.

''Ya. Tapi bukan pulang kerumah yang kumaksud. Dakara... aku berterima kasih atas segalanya, Mori Ougai- san. Sayonara.'' Ucap Kurumi lalu masuk ke dalam domain ruang dan waktunya, meninggalkan Mori sendirian dengan dua mayat musuhnya.

''Astaga. Dia malah mirip seperti Dazai- kun sekarang.'' Keluh Mori. Dia memandang rembulan dengan tatapan nanar. Cahayanya begitu menghipnotis siapa saja.

''William. Maafkan aku. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk putrimu.''

•~•

Kurumi meloncati antar gedung bangunan. Dia berlari sekencang - kencangnya menuju Musutafu. Deru napasnya tak beraturan. Alasan dia repot - repot berlari dan melompati antar atap dari Yokohama ke Musutafu karena ia ingin menghemat kekuatannya.

Selang beberapa jam, akhirnya dia sampai. Senyuman terukir di bibirnya. Kurumi segera berlari ke pusat kota yang kini antah berantah rusak karena peperangan besar. Perang telah usai, penjahat sudah kalah, seperti di kehidupan sebelumnya, wilayah Musutafu dalam status evakuasi.

Kurumi turun dari salah satu gedung, berlari menghampiri keramaian. Ia menjumpai Midoriya yang duduk bersama teman - teman dan beberapa Hero yang terluka di dekat posko kesehatan.

''Izu-kun!!!''.

Midoriya teratensi dengan keberadaan Kurumi. Gadis itu langsung memeluk sang sahabat yang sudah babak belur, kucel dan berantakan. Midoriya kaget, tapi dia merengkuh kembali Kurumi dengan erat.

''Tokisaki- san! Kau kemana saja selama ini??'' Tanya Kaminari angkat bicara mewakili semuanya. Namun tidak diindahkan oleh sang empu, dia masih terdiam memeluk Midoriya.

''Kurumi- san?'' Midoriya memanggil, sang empu melepaskan pelukannya dan memegang bahu Midoriya. ''Izu-kun. Katsuki- kun dimana?'' Tanya Kurumi. Midoriya memasang wajah murung, bibirnya tergigit kebawah, ekspresi tak tega terlukis di wajahnya.

Bahu Kurumi ditepuk oleh Yaoyorozu. Gadis itu juga terluka dan berantakan. ''Ayo kuantar, Tokisaki- san.'' Ajaknya. Kurumi beralih mengikuti Yaoyorozu.

''Selama ini kau berada dimana?'' Tanya Yaoyorozu mengintrogasi sambil berjalan. Kurumi memainkan jarinya gugup. ''Gomen. Aku tahu aku salah. Meninggalkan kalian tanpa pamit disituasi genting seperti ini. Sebenarnya aku diburu lagi oleh agensi pembantai Roh, aku juga mencari cara agar--''

One Mission : Bullet Time (BNHA X BSD X KURUMI! READERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang