-----
Beberapa hari selepas kepergian sosok Hao, Hanbin berubah menjadi dirinya yang lama. Ia mulai membuka diri kepada siapapun didekatnya. Bahkan membuat semua orang terheran-heran dengan perubahan mendadaknya itu.
"Hanbin, kau... tidak sedang sakit, kan?" Curiga Gyuvin dengan artian pandang tak pernah membayangkan seorang pangeran es akan berubah menjadi pangeran lemah lembut. Pasalnya bukanlah kali pertama ia merasa aneh dengan perubahan sikap Hanbin seperti ini.
Pertama, dari sikapnya kepada semua orang. Ia menjadi murah senyum bahkan beberapa juga disapanya. Kedua, Hanbin tiba-tiba saja mau membantu pekerjaannya seperti piket atau membawakan berkas-berkas guru. Dan ketiga,...
"Aku? Tentu saja tidak" Jawab Hanbin santai.
"Lalu dalam rangka apa kau membelikanku ini?" Gyuvin menunjuk kearah pemberian Hanbin yang diletakkan di mejanya barusan. Tak habis pikir bagaimana mungkin pria itu mau menghabiskan waktu di kantin yang tidak pernah ia datangi hanya untuk membelikan dirinya susu coklat dan roti manis? Aneh, ini jelas sangat aneh...
"Kau tidak mau? Ya sudah-"
Grep
"Jangan kau ambil balik! Baiklah, akan kuterima. Aku hanya terheran saja, terima kasih" Hanbin tersenyum melihat tingkah laku Gyuvin bak anak kecil memperebutkan makanan. Dalam hatinya sedikit menyesal mengapa tidak sedari dulu ia mengakrabkan diri dengan teman semejanya itu.
"Sama-sama" Kembali, Gyuvin terpana melihat senyuman Hanbin yang sangat manis. "Kau jangan sering-sering senyum begitu, mengerikan" Sangkalnya, menoleh ke sembarang arah.
Hanbin terkekeh kecil, ia paham maksud Gyuvin berbanding terbalik dengan perkataan yang terlontarkan. Terlihat sekali dari gerak-gerik canggung pemuda itu saat memalingkan wajah.
"Tapi aku akan terus mencoba tersenyum, setidaknya untuk membalas budinya" Gumamnya begitu pelan, menunduk menatap kosong buku kecil dihadapannya. Pikirannya senantiasa melayang memikirkan sosok yang hanya dalam hitungan hari sudah berhasil mengubah kepribadian yang rapuh.
"Kau mengatakan sesuatu?" Hanbin menggeleng, "Tidak"
Biarlah kebersamaan mereka menjadi rahasia keduanya. Hanya mereka saja yang mengetahui hal indah apa yang sudah terlalui selama ini.
-----
"Hei, hei, kalian tahu video wawancara yang viral di medsos tadi pagi, tidak? Seorang violinist muda misterius asal Korea Selatan terkenal di Prancis yang mengungkapkan seluruh identitasnya?"
"Violinist dengan nama panggung J.H yang selalu pakai topeng tiap tampil itu, kan? Tadi pagi aku lihat kok! Katanya dia berasal dari sekolah ini dan usianya pun seumur dengan kita! Astaga! Bahkan dia akhirnya menunjukkan wajahnya juga loh didepan publik setelah sekian lama, tampan sekali!"
"Tampan? Benarkah?"
"Iya! Cek saja di Korean News yang update pagi ini! Tapi sayangnya, dalam wawancara itu sepertinya dia sudah menyukai seseorang"
Dari seberang meja, terdengar seorang murid perempuan beserta kumpulannya sedang membahaskan sesuatu mengenai kehidupan orang lain yang sudah seperti keseharian mereka. Yah... menggibah.
Dan Hanbin tak pernah tertarik didalamnya.
'Untuk apa mengurusi hidup orang lain?' Pikirnya sembari kembali membaca buku kecilnya yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.
Memang dirinya tak pernah ada ketertarikan soal gibah. Bahkan Gyuvin, salah satu pelopor gibah di kelas dan duduk disebelahnya saja tak pernah bisa mempengaruhi prinsipnya itu.
Tidak, sampai ia mendengar salah satu dari mereka menyebutkan nama seorang pemuda yang masih terdapat sebuah tanda tanya dalam benaknya.
"Oh iya! Kalau ingin mencari videonya jangan tulis nama inisialnya ya, bakal sulit! Cari saja Jang Haneul, itu namanya"
Deg
'Jang... Haneul?'
Hanbin tak lagi bisa menjaga fokusnya. Ditutupnya buku kecil yang tadi ia baca lalu meraih ponsel dari dalam saku. Diam-diam membukanya tanpa sepengetahuan Gyuvin dan mencari di kolom pencarian media sosial sesuai dengan petunjuk yang didengarnya.
Wawancara Korean News pagi bersama Jang Haneul! Seorang violinist muda yang sangat tampan dan bertalenta, ternyata punya satu rahasia besar!
-----
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Blues
FanfictionBook.20 Genre : Brothership, Angst Cast : Zhang Hao × Sung Hanbin (HaoBin) ⚠ WARNING ⚠ B×B, Bromance "Menurutmu, apa arti diriku di dunia ini?" "Menurutku kamu itu seperti warna biru yang menghiasi kanvas putih. Penuh kesedihan, tapi dapat mewarnai...