-----
"Zhang Hao! Kemarilah!" Panggil seorang pria paruh baya menggandeng lengan seorang wanita cantik yang terlihat tak berbeda jauh rentang usianya. Mereka nampak seperti pasangan sejoli harmonis yang begitu bahagia.
Pemuda kecil yang mengenakan mantel, menampilkan senyum merekah khas anak seumurannya. "Jiujiu! Jiumu!" Berlari kecil diatas jalanan tak beraspal, memeluk lutut keduanya dengan sarung tangan hangat yang dikenakan.
"Kau kabur dari rumah lagi?" Pemuda kecil itu menatap yang lebih tua dengan binar polos lalu menyengir riang, "Hao merindukan jiujiu-jiumu!" Sementara sang paman yang mendengarnya hanya tersenyum, berjongkok mengusak pelan rambut Hao yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Sebab Ia beserta sang istri tidak memiliki buah hati yang selama ini mereka idamkan. Hanya Zhang Hao yang mampu mengisi kekosongan tersebut. Sesosok anak yang tak diterima kehadirannya didalam keluarga intinya sendiri, namun justru begitu disayangi oleh kedua insan yang tak begitu memiliki ikatan darah erat dengannya itu.
"Hao, kau tahu apa yang paling indah di dunia ini?" Netra si kecil menerawang sepintas cahaya kejujuran yang terpancar pada netra tertua. Menggelengkan kepalanya tak mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Dibalik guratan menua milik sang paman, lengkung bibir serta mata pun kembali terukir mendapati tiga buah bulan sabit di wajah. "Jawabannya cinta yang tulus. Seperti cinta kami, begitupun dengan cinta kedua orang tua Hao meski dalam pembuktian yang berbeda. Jadi jangan sia-siakan pemberian cinta itu untuk hal yang dapat menyakiti diri Hao sendiri. Sebab cinta tulus itu begitu istimewa dan berharga, paham?"
Hao yang masih tak memahaminya sontak menggeleng polos, "Cinta itu apa, jiujiu?"
"Cinta itu seperti angin yang menerpa tubuh kita saat ini. Tak terlihat, tapi mudah untuk dirasakan"
"Hao tetap tidak mengerti..."
Sang paman menoleh pada sang kekasih yang juga ikut tersenyum kecil, seolah memberikan sinyal telepati yang hanya mereka saja yang tahu. Setelahnya membalikkan pandangan mengelus lembut puncuk anak rambut Hao yang sedikit berantakan.
"Hao mungkin tak akan mengerti sekarang. Tapi saat sudah besar nanti, jiujiu yakin Hao akan paham apa itu cinta dan dapat merasakannya sendiri"
Begitulah sang paman mengakhiri ucapannya mengenai cinta. Hal yang Hao dulu tak pahami sepenuhnya hingga ia mengerti makna tersebut melalui sesosok yang membuat dirinya perlahan ikut merasakan seperti yang sedang dirasakannya.
Rasa yang berbeda dengan yang ia ketahui ketika bersama dengan kedua orang yang disayangi. Bahkan tidak ia dapatkan pula dari kedua orang tuanya. Hanya pada sosok itu saja.
Rasa yang seakan ingin melindunginya dan ingin selalu disisinya disaat apapun.
-----
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Blues
FanfictionBook.20 Genre : Brothership, Angst Cast : Zhang Hao × Sung Hanbin (HaoBin) ⚠ WARNING ⚠ B×B, Bromance "Menurutmu, apa arti diriku di dunia ini?" "Menurutku kamu itu seperti warna biru yang menghiasi kanvas putih. Penuh kesedihan, tapi dapat mewarnai...