3 | Tugas Kelompok

172 94 60
                                    

"Win, lu itu siapa sih?"

"Gue tuh, anak beban orang tua Ris hahaha," canda Winter sembari tertawa terbahak-bahak di depan muka Risa.

Risa menanggapi candaan Winter dengan wajah serius, "Gua serius Win kok malah becanda."

Tawa Winter terhenti "Ye, kaku amat. Gua tuh anaknya orang terkenal Ris."

"Hah maksudnya?" tanya Risa lagi dengan satu alisnya terangkat.

"Ayah gua itu CEO Luminous, toko berlian terkenal itu loh di kota ini."

Risa membulatkan matanya memasang ekspresi terkejut. "Hah!? Wait? Toko berlian milik om Bima itu? Itu ayahmu?"

Winter mengangguk, "Nah itu tau."

"Tapi kok lu terkenal?"

"Ya karena gua anaknyalah, ayah gua sering post foto gua di Instagram makanya gua juga terkenal tapi sebagai selebgram aja gitu makanya followers gua banyak," jelas Winter lagi tentang siapa dirinya.

"Kalau lu Ris?" kini giliran Winter yang bertanya.

"Ayah gua ga terkenal sih cuman pejabat biasa."

"Berarti lu kaya juga ya, hm tapi-"

"Tapi apalagi heh?" potong Risa, ia bercerita lagi "ya jelas pejabat itu kaya dong, makanya gua tinggal di apartemen."

"Njir lu tinggal di apart? keren."

"Iya tapi gua tinggal sendiri sih soalnya orang tua gua udah pisah. Ayah gua tetap ngirim gua uang buat kuliah, ibu gua juga sering nanyain kabar gua." jawabnya. Apa karena ini Risa menjadi anak yang nolep dan kaku?

"Sori dengarnya Ris!" senyum Winter memudar setelah mendengar cerita Risa.

Risa hanya mengangguk melebarkan senyumnya. "Gapapa Win"

Sembari menunggu dosen datang, Risa dan Winter menghabiskan waktu mereka dengan cerita tentang pribadi mereka.

***

"Jadi untuk mata kuliah ini saya berikan tugas kelompok ya." kata Pak Andi selaku dosen mata kuliah Politik Internasional. Terdengar riuhan dari beberapa mahasiswa yang tidak senang dengan tugas kali ini.

"Ah males deh tugas kelompok." sungut Winter.

"Iya iss, gue gak suka tugas kelompok," kini Risa ikut mengeluh.

"Baik saya bacakan nama-namanya ya, jangan ada yang protes."

Pak Andi pun mulai membagi kelompok dengan membacakan nama satu persatu.

Winter dengan raut wajah cemasnya mengambil tangan kanan Risa. "Plis semoga kita sekelompok," kata Winter pada Risa dengan nada pelan.

"Ya selanjutnya kelompok dua, Danila Putri, Alisya Kumala, Arifin, dan..."

Perasaan Winter sudah tidak enak disini.

"Adinda Winter, itu untuk kelompok dua bahas tentang Australia ya." lanjut Pak Andi.

Jantung Winter seperti merosot ke bawah begitu namanya disebut. Ia menoleh ke arah Risa dengan raut wajah sedih.

"Yahh ga sekelompok deh. Sial." kata Winter kecewa.

"Ya mau gimana lagi Win, pasrah aja," balas Risa.

Pak Andi kembali membacakan nama-nama untuk kelompok tiga dan kini masuk ke kelompok empat.

"Sekarang kelompok empat ya, Andra Putra Wisnu, Lia Adhira, Daniel Giovano, terakhir Arissa Kirana Autumn. Bahas tentang Jepang ya."

Mendengar nama Risa disebut Winter langsung terlihat heboh dan menarik-narik tangan Risa.

Our SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang