Beberapa hari kemudian, hari dimana Risa melanjutkan kesehariannya yaitu kuliah. Ia berada di kelasnya bersama teman dekat kelasnya Winter menjalani kelas Teori Keamanan.
"Uhm bosan banget nih," keluh Risa didekat Winter setelah kelas baru saja selesai.
"Kelas selanjutnya ada gak ya?" tanya Winter.
"Kagak tau nih gak suka menunggu yang tak pasti," jawabnya.
Beberapa menit kemudian, ketua kelas yang bernama Riko berdiri dari kursinya. "Guys, kelas selanjutnya tidak jadi ya, ayo pulang!"
"Yes!!!" seru satu kelas termasuk Risa dan Winter.
"Yok pulang," ajak Risa ke Winter karena kebelet pulang.
"Yuk."
Namun ketika kedua gadis itu berdiri dari tempat mereka, Risa dipanggil seseorang. "Risa!"
Risa menolehkan kepalanya melihat sumber suara, ternyata panggilan itu berasal dari Lia si gadis pintar itu.
"Kenapa Lia?" tanya Risa bingung.
"Besok kan udah presentasi, jangan dulu pulang, sebentar kita mau bahas ulang lagi sekaligus pembagian materi," jawab Lia saking rajinnya.
"Yang lain gimana?"
"Yang lain udah kuberitahu, tenang aja," jawabnya lagi.
"Yaudah oke, Win lu deluan ya bye," balas Risa dengan pasrah namun dalam hatinya kesal karena ditahan pulang. Nih orang rajin amat sih, lama-lama gua kesel, ucap batin terpendamnya.
"Oh oke, bye Ris," balas Winter. Ia pun meninggalkan Risa di kelas bersama teman-teman kelompoknya. Risa mengantarnya sampai keluar kelas.
Ketika Risa masuk kembali ke kelas, "Ris! Sini, sini!" teriak Lia dari jauh, disitu juga sudah ada teman-teman kelompoknya termasuk Andra, mereka melingkari meja.
"Duduk disini Ris!" ajak Lia agar duduk disebelahnya. Namun ia sedikit kikuk karena di sebelah kanan bangku kosong itu ada Andra.
Karena tak ada pilihan lain, Risa tetap berjalan maju mendudukkan bokongnya di bangku Itu.
"Hai Ris," sapa Andra ketika menduduki bangku itu.
"Hai Andra. Pakabar?"
"Ba-...."
"Oke, jadi gini guys," potong Lia yang membuat semua berfokus padanya.
"Kali ini kita mau pembagian materi buat presentasi," sambungnya.
Lia mengirim PPT di grup kelompok agar dapat membagi dengan mudah.
"Kalian lihat grup ya udah kukirim pptnya," suruhnya maka semuanya mengecek grup di handphone mereka masing-masing.
"Daniel lu baca yang slide pertama dan kedua ya!" suruhnya, Daniel hanya mengangguk setuju.
Ketika Risa melihat-lihat, ia rasa ia ingin slide yang menurutnya gampang dipahami. "Plis gua mau slide kelima dan enam," gumamnya pelan namun gumaman itu terdengar jelas oleh Andra disebelahnya.
"Ris, lu slide ketiga dan empat ya yang agak panjang itu," suruh Lia yang membuat wajah Risa menjadi murung.
Karena merasa kasihan, Andra membuka mulutnya. "Lia, slide ketiga dan empat gua aja yang baca gapapa," saran Andra kepada Lia.
"Baiklah, berarti Risa slide lima dan enam ya, dan gua bakal baca penutup," balas Lia kepadanya.
Risa hanya mematung terdiam setelah Andra baru saja menukar bagiannya namun dalam hatinya ia tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Season
Teen FictionArissa Kirana Autumn yang kerap dipanggil Risa adalah mahasiswi yang dikenal dengan sifat kakunya, namun kesehariannya berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengenal Andra yang berawal dari tugas kelompok. ___ Our Season adalah cerita pertam...