5 | Bimbang

124 64 35
                                    

"Lo apa Win? Ngomong jangan setengah-setengah anjir." kata Clara yang gemas.

"Iya iya, jadi gue itu dijodohin." lanjut Winter yang langsung disambut ekspresi kaget oleh teman-temannya.

"Lo yang bener Win?"

"Kok bisa?"

"Siapa cowonya?"

Winter yang mendengar pertanyaan teman-temannya bingung mau menjawab yang mana.

"Ssst diem, udah gue aja yang cerita ya. Jadi bokap gue ngejodohin gue sama anak temen bisnis dia." jelas Winter.

"Terus lo mau?" tanya Risa.

"Hmm, gak tau deh bingung gue, tau sendiri kan ortu gue kayak apa kalo gue gak nurut sama mereka." balas Winter dengan ekspresi campur aduk antara keraguan dan kebingungan.

"Lo udah tau cowonya kayak gimana?" kini Gia yang bertanya.

"Belum, kata bokap nanti kita bakal dinner gitu sama keluarga dia." jawab Winter.

"Gue kira yang kayak gini cuma di sinetron aja, gak nyangka gue Win." ucap Nina yang masih tidak menyangka sahabatnya itu di jodohkan.

"Sama Nin, gue harus apa sekarang gengs," balas Winter.

Sementara Winter masih merenung, Risa memberikan saran, "Mending, coba bicara sama ortu lo, Win. Jelasin aja gimana perasaan lo tentang ini."

"Hmm, saran gue sih lo ikutin dulu rencana ortu lo, siapa tau anaknya emang baik dan cocok sama lo, iya nggak?" Clara mencoba memberi sudut pandang positif buat Winter.

"Bener tuh, kali aja dia ganteng, lu kan demen Win yang ganteng-ganteng." sambung Gia.

"Yee mulut lo ya," balas Winter.

Canda tawa pun pecah, membuat suasana kini menjadi lebih ringan. Winter pun setuju setelah mengikuti saran dari teman-temannya.

Setelah canda tawa, Nina menyemangati Winter, "Nanti, kita dukung lo, Win. Siapa tahu ini jalan yang membawa kebahagiaan."

Clara menambahkan dengan senyum, "Bener, siapa tahu cowonya oke dan serasi sama lo."

Gia memberi saran, "Pas dinner nanti, coba ajak ngobrol, cari tahu kepribadian dia. Mungkin aja kalian bisa cocok."

Winter mengangguk, "Iya, bener juga ya. Thanks, guys. Gue bakal coba yang terbaik."

Risa melontarkan canda, "Siap-siap jadi bintang sinetron kehidupan lo, Win!"

Tiba-tiba datanglah Ana sehabis kelas, ia mendatangi mereka semua dengan wajah keponya.

"Hello guys? Kenapa-kenapa? Apa yang gua lewatkan, woy kasih tau plis."

"Iya nih Ana, katanya Winter mau di jodohin sama cowo anak teman bisnis bokapnya," ucap Nina beritahu apa yang terjadi.

Mulut Ana pun terbuka lebar tidak percaya akan hal ini, "Serius lu Nin? Sama siapa? Ganteng gak? Kaya gak?"

"Kepo lu Ana, dia aja belum liat cowonya. Ntar aja dia ngasih taunya," jawab Nina kembali.

"Cieeee.. udah sold out nih ye, ntar kalau acara nikahnya, pokoknya kita di kursi VVIP ya hahaha," ucap Ana dengan penuh kegirangan diikuti tawa dari teman-temannya.

"Oiya, hari h nya gua gabakal makan dari pagi wkwk," tambahnya lagi sembari tertawa terbahak-bahak.

"Maksudnya An?" tanya Gia.

"Yakan kita kan ntar full makan-makan hahaha."

Ucapan Ana itu membuat tertawa teman-temannya termasuk Winter pecah. Dengan adanya keberadaan Ana membuat suasana serius menjadi canda tawa, Winter juga kini tidak tegang lagi atas kebimbangannya.

Our SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang