"Bentar!"
Risa merespon teriakan teman-temannya plus suara klakson dari luar karena mereka sudah menjemputnya dengan mobil milik Gia.
Risa melangkahkan kakinya keluar dari pintu apartemennya, ia melihat sekumpulan gadis-gadis yang sudah rapi untuk pergi ke tempat pertunangan Winter.
"Cepetan Ris."
"Iya-iya," langkah Risa makin cepat menuju mobil. Ia membukanya dan mulai bergabung dengan mereka.
"Sudah semua?" tanya Risa.
"Sisa si Ana, mampus udah jam setengah dua nih," jawab Gia setelah mengecek jam tangannya.
"Yaudah gas," seru Clara. Gia pun menancapkan gasnya menuju rumah Ana.
Sesampainya di rumah Ana, Clara mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil dan mulai meneriaki Ana.
"Ana, cepetan udah mau mulai."
Tidak ada respon sama sekali dari gadis itu. Clara meneriakinya lagi namun hasilnya nihil tak ada respon.
Nina pun memilih untuk menelponnya namun teleponnya tidak diangkatnya.
Gia memanas karena waktu sangat mepet. Ia pun keluar dari mobilnya dan melangkah menuju jendela kamarnya.
Dilihatnya Ana sedang mengaca, memoles makeup sembari menyanyi lagu tiktok dengan sedikit goyangan aneh.
"Woy!" teriak Gia dari jendela sembari mengetok-ngetok kaca jendelanya.
Ana melihatnya dan kaget, "pencuri!"
Setelah melihat lagi dengan jelas, ia pun berdiam diri. "Oh Gia toh, sudah siap ya Bentar ya!"
"Cepetan njir liat jam noh!"
Ana melihat jam di dindingnya dan waktu menunjukkan pukul 01:40.
"Masih lama tuh, kan acaranya jam 3," ucap Ana setelah melihat jam.
"Lah jam 2 woy! Makanya baca pesan baik-baik."
"Lah iyakah?" Ana kaget dengan tanggapan Gia, ia pun mempercepat makeupnya. Karena sudah memakai baju rapi, ia dengan sigap hanya memakai sendal dan membawa sepatunya ditangannya. Ana bergegas keluar dari rumahnya dan memasuki mobil mereka.
"Lama amat lu Ana!"
"Iya sorry-sorry kirain acaranya jam 3"
"Yaelah kelakuan," balas Nina. Kini Gia kembali menancapkan gasnya lagi.
Di tengah perjalanan, "Eh ini cafe yang dekat bank itu ya kan?" tanya Gia sembari menyetir.
"Iya katanya itu, cafe-cafe elit ituloh," jawab Ana.
"Iya nih, masa air putih aja 20 ribu, terus ayam goreng doang harganya 40 ribu. Makanya gua males ke sana," sambung Clara dengan serius.
"Masa sih? Berarti kaya sekali ya calon Winter ini," ucap Risa kedalam pembahasan mereka.
"Iyah.. guys-guys bensin kita mau habis nih kira-kira sampai gak ya di pom depan sana!?" tanya Gia dengan ekspresi panik.
Mereka semua juga ikutan panik, "lah kenapa ga isi tadi sebelum pergi?!" balas Ana dengan panik.
"Gua lupa woy! Gimana nih mana udah kedap-kedip lagi mesinnya," jawab Gia dengan keadaan mobil makin melambat.
"Mobil kita melambat Gia!" teriak Clara dari belakang.
"Mending minggirin aja Gia, jangan di tengah-tengah jalan," saran Nina namun ia juga ikut panik.
Gia setuju, iapun meminggirkan mobilnya. Saat itu juga mobilnya berhenti di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Season
Teen FictionArissa Kirana Autumn yang kerap dipanggil Risa adalah mahasiswi yang dikenal dengan sifat kakunya, namun kesehariannya berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengenal Andra yang berawal dari tugas kelompok. ___ Our Season adalah cerita pertam...