Setelah berbagai drama di perjalanan, mereka pun akhirnya tiba di cafe tempat Winter akan bertunangan. Beruntung mereka datang saat acara baru akan di mulai. Winter dari kejauhan melambai-lambaikan tangannya ke para sahabatnya itu.
"Anjir, tunangan aja udah mewah gini gimana pas wedding ya," celetuk Gia yang takjub dengan dekorasi dari acara Winter ini.
"Haha, bener banget. Kayanya lebih mewah lagi tuh," sahut Clara sambil mengamati sekeliling dengan penuh kagum.
Mereka pun duduk di tempat yang sudah disiapkan dan mulai menikmati acara pertunangan Winter. Suasana penuh kehangatan dan kebahagiaan terasa di antara mereka.
Setelah acara selesai, mereka berfoto bersama Winter dan juga Hendra tunangannya, sebagai kenang-kenangan. Winter tampak bahagia, dan teman-temannya pun merasa senang bisa berbagi momen spesial ini bersamanya.
"Guys makasih banyak ya udah mau datang, gue seneng deh," ucap Winter.
"Iya Win, yakali kita gak dateng," balas Ana.
"Lo cantik banget Win, sumpah." Risa memuji Winter yang hari ini sangat cantik dengan dress putih sehingga membuatnya tampak anggun.
"Parah sih, cantik banget!" tambah Nina.
"Lah tunangan lo kemana deh? Udah ngilang aja," tanya Clara yang celingak-celinguk mencari sosok Hendra.
Winter pun melirik ke arah Hendra yang rupanya sedang berkumpul dengan teman-temannya. "Tuh disana, lagi bareng gengnya juga, haha."
"Duh kita-kita kan belum kenalan Win sama laki lo itu, baru foto doang," ujar Ana.
Winter tertawa, "Iya, nanti gue panggilin."
Pandangan Risa mengarah ke arah Hendra dan teman-temannya itu, ia merasa ada sosok yang tidak asing disana. Risa lantas berbisik pelan ke Winter.
"Win, itu bukannya Andra ya?"
Mata Winter pun melirik ke arah yang dimaksud Risa.
"Oh iya, emang itu Andra. Gue juga kaget ternyata dia kenal sama Hendra," jelas Winter.
Risa hanya mengangguk paham, namun diam-diam juga sedikit mengagumi Andra dari kejauhan yang tampak sangat tampan dengan kemeja putihnya.
"Kalau dilihat-lihat emang ganteng sih dia," gumamnya pelan.
"Guys, kalian makan-makan aja dulu ya. Gue mau ke tamu yang lain nih. Jangan malu-malu makan sepuasnya ya."
"Oke Win, emang itu sih yang gue incer hahaha," canda Ana.
Mereka berlima akhirnya pergi ke area makanan yang sudah tersaji.
"Ris, lo mau makan apa?" tanya Nina.
"Hmm, apa ya, gue kayaknya pengen makan salad buah disana deh." Risa menunjuk ke bagian dessert.
"Lah gak mau makan berat dulu?"
"Nanti aja Nin, hehe. Gue kesitu ya."
"Oke, nanti ketemu di tempat kita tadi ya."
Risa akhirnya berpisah dengan yang lainnya dan menuju ke tempat salad buah yang ia mau itu.
"Hai, Ris."
Risa menoleh ke sumber suara, ia terkejut karena sosok itu adalah Andra yang menyapanya dengan senyuman yang mengembang.
"Ha-hai," Risa terbata, entah kenapa ia agak gugup berada di dekat Andra.
"Lo kaget ya ada gue disini?"
Risa mengangguk, sementara Andra terkekeh pelan melihat reaksi Risa.
"Gue temen kecil Hendra, gue juga gak nyangka tau ternyata dia di jodohin sama Winter," jelas Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Season
Teen FictionArissa Kirana Autumn yang kerap dipanggil Risa adalah mahasiswi yang dikenal dengan sifat kakunya, namun kesehariannya berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengenal Andra yang berawal dari tugas kelompok. ___ Our Season adalah cerita pertam...