11. Perubahan

66 5 2
                                    

Perasaan Jungkook, dirinya baru tidak pulang ke mansion mereka dua hari saja. Setelah berurusan dengan para pereman itu, dia memutuskan untuk menginap di apartemen miliknya yang berada dikawasan lain.

Selama Jungkook menghilang, Jimin dan Yoongi juga tidak khawatir kemana anak mereka pergi dua hari lamanya tanpa kabar. Karena sebelum pergi, Jungkook memang sudah lebih dulu berpesan, "Aku pergi dulu untuk menegakkan keadilan. Tolong jangan menghubungiku, jangan cari aku, dan jangan suruh anak buah kalian mengikutiku. Oke?"

"Lagakmu sudah seperti akan melawan penjajah saja." Sahut Jimin santai sambil menyeruput kopi paginya.

Sedangkan Yoongi berdecih, "Asal jangan gugur saja di medan perang."

Jungkook membusungkan dadanya, "Jangan remehkan aku, aku akan baik-baik saja. Yasudah, byee!"

Dengan begitu, Jimin dan Yoongi tidak menghubungi Jungkook sampai batas waktu yang telah ditentukan. Sebab, mereka berdua percaya padanya dan tahu batas kemampuan anak satu-satunya itu sampai mana.


























Tepat pada hari ketiga, Jungkook sampai di mansion mereka pada sore hari. Dia lalu berjalan masuk dengan perasaan aneh di hatinya setiap kali dirinya melangkah.

Rasanya ada yang sedikit berbeda. Tidak, sangat berbeda.

Jungkook seketika menyipitkan matanya ketika sesuatu yang terang menusuk pandangannya.

"Impossible, unbelievable!"

"Apa-apaan dengan semua warna cerah ini?! Mataku tidak bisa menerimanya!" Teriaknya tak terima.

Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi? Jungkook tidak bisa mempercayai apa yang sedang dilihatnya.

Jungkook ingat sekali bahwa sebelumnya cat dan semua atribut mansion mereka didominasi oleh warna gelap. Tapi apa sebenarnya masalah yang terjadi selama dirinya pergi hingga membuat seluruh dinding mansion mereka kini berubah warna menjadi soft pink?

Bukankah Yoongi iritasi dengan semua warna cerah ini? Kenapa orang yang melahirkannya itu membiarkan mansion mereka menjadi lebih hidup seperti ini?

Tidak sampai disitu saja, ketika Jungkook melangkah masuk menuju ruang tamu, terdapat sebuah lampu hias besar berbentuk lingkaran yang menggantung di tengah-tengah mansion dengan pancaran cahaya layaknya cahaya lampu diskotik tengah malam.

Kemana perginya mansion mereka yang beraura suram itu? Kini semuanya telah karam diterjang oleh penataan tema yang tidak memiliki relevansi dari segi estetika.

Orang yang mendesain ruangan seperti ini pasti memiliki kelainan, Jungkook yakin itu.

Belum sempat memproses apa yang sedang terjadi dengan kondisi mansion, atensi Jungkook lalu beralih ketika mendengar suara berisik dari arah halaman belakang mansion mereka. Jungkook lalu berjalan menghampiri untuk mengecek sumber suara.

"WHAT ON EARTH THE HELL GOING?!"

Jungkook terkejut, dia Jungshock.

Sedangkan di depan sana, tiga orang yang mendengar suara teriakan itu lalu mengalihkan atensi mereka pada Jungkook.

"Cih, Inggris kau masih menggunakan insting saja sok-sok an." Decih Jimin.

"Oh, kau sudah pulang. Kemari, Yoonji tadi membuat teh dan rasanya sangat enak." Ujar Yoongi sambil menepuk tempat disebelahnya yang kosong.

"Sini, biar Papa yang tuangkan." Jimin lalu mengambil teko mini berbentuk bunga mawar lalu menuangkan teh itu kedalam gelas kecil yang berbentuk bunga mawar juga. "Kita sedang melakukan pesta teh, cheers!"

BADA || TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang