Pintu besar itu terbuka dengan sendirinya, Renese segera menarik tangan Draco untuk masuk saat tubuh mereka berdua sempurna masuk ke ruangan itu, pintu besar itu tertutup dengan sendirinya.
Mata Draco terkunci melihat pemandangan spektakuler yang ada di depannya, sama halnya dengan Renese meskipun ruangan ini sudah beribu kali ia datangi tak pernah dalam dirinya tak merasakan gejolak kagum tatkala kakinya menginjakkan ruangan ini.
Di hadapan mereka membentang ruangan yang tak telihat di mana ujung ruangan ini, tempat ini didasari dengan warna hitam pekat. Langit - langit ruangan di sihir sedemikian rupa—aurora berwarna gradasi biru dan hijau menghiasi langit ruangan. Kaki mereka berdua menginjak bebatuan kasar seolah sedang berada di hutan. Udara di sana sangat sejuk, angin berkesiur meniup rambut - rambut.
"Kemari. Mari kita mulai dari si kecil Pickett." Ucap Renese sambil berjalan menuju sekumpulan bambu hijau yang berbunyi akibat angin yang menari - nari di sekitar mereka. Bambu - bambu itu di lengkapi dengan pintu - pintu kecil. Renese mengetuk pelan pintu itu.
"Hallo little Pickett!" Renese menyapa serangga kecil yang nampak baru saja terbangun dari tidurnya. Serangga itu merupakan jenis Bowtruckle yang berwarna hijau dan memiliki bulu kecil seperti daun di puncak kepalanya.
"Owh—maaf karna telah membangunkanmu. Hey—Draco, mau bersalaman dengan Pickett?" Tanya Renese sambil menyodorkan si kecil Pickett yang ada di telapak tangannya pada Draco. Draco mengulurkan jemarinya pada Bowtruckle kecil itu dengan perlahan. "Jadi, Marjorie Manor memiliki semacam kebun binatang?" Tanya Draco. Renese terkekeh. "Ya, tapi lebih dari itu."
"O-okey, mari kita biarkan Pickett kembali melanjutkan tidurnya. Ada hal lain yang akan membuatmu lebih terkesan, Draco!" Renese berujar dengan bersemangat sambil menarik lengan baju Draco agar segera mengikuti langkahnya.
Selanjutnya mereka memasuki area hutan yang kelilingi dengan pohon besar yang subur, cahaya aurora di langit - langit ruangan masih terlihat dari sini. Hutan ini di sihir sedemikian rupa seolah mereka berada di hutan sungguhan. Terdengar gemercik air yang berasal dari air terjun yang tak jauh dari mereka. Bebatuan besar mulai terlihat, batuan itu nampak mengkilat dan licin akibat air terjun yang menghantam mereka.
"Tundukan tubuhmu, Draco." Sama halnya dengan yang ia perintahkan pada Draco— Renese pun melakukan hal yang sama, menundukkan badan seolah memberi hormat. "Hello, Bevee! It's me, Nessie." Ucapnya dengan lembut saat melihat seekor unicorn betina di tepi air terjun.
"Aku membawa seorang teman." Ucap Renese lagi sambil berjalan mendekat dengan sangat perlahan. "Mereka makhluk yang pemalu, Draco. Kecilkan langkahmu."
Unicorn itu berwarna putih dengan kuku - kuku emas yang nampak begitu berkilau dengan tanduknya sepanjang 23inci yang nampak mempesona. "Beve berusia 8 tahun, Ayah kami memperlakukan mereka semua seperti mereka membesarkan anak mereka sendiri." Jelas Renese pada Draco yang masih menatap kagum ke arah Unicorn betina yang ada di depannya.
Tak jauh dari hutan ini terlihat area pegunungan dengan kabut awan yang mengelilingi. Tiba - tiba sebuah naga terbang dari area gunung dan melintasi Renese dan Draco. "NAGA COMMON WELSH GREEN?!" Draco terkesima melihat naga yang baru saja melintas di atasnya. Renese mengangguk sambil terkekeh. "Kau tau mereka?" Tanya Renese, Draco mengangguk dengan semangat. "Dragon is my favorite all the time!"
"NESSIE!! Ada surat untukmu!" Terdengar suara teriakan dari luar. "WHO IS MATTHEO?!" Teriakan itu kembali terdengar. Renese terkejut saat mendengar kakak sulungnya itu meneriakkan nama Mattheo dengan jelas dan ia yakin kalau Draco juga mendengarnya. Renese menggenggam tangan Draco dan segera ber-Apparate ke luar ruangan.
Saat sudah keluar dari ruangan itu, Renese langsung dihadapkan dengan lelaki dengan tubuh tinggi besar, Louis. Louis terlihat menggenggam sebuah surat yang ia tebak itu adalah surat dari Mattheo. Renese langsung merampas surat itu tanpa mengatakan apapun. Raut wajahnya berubah cerah saat mendapati surat itu, yang membuat Louis dan Draco bingung melihat tingkahnya.
Renese berlari meninggalkan kedua laki - laki itu. "BERSENANG - SENANGLAH KALIAN BERDUA!" Teriaknya sebelum menghilang dari jangkauan pandangan Draco dan Louis.
⋆.ೃ࿔*:・⋆.ೃ࿔*:・
Renese kini sudah masuk ke kamarnya dan mengunci kamar itu dengan tongkat sihirnya. Ia mulai membuka surat yang tadi ia rampas dari Louis.
To the kindniest Mr. Marjorie
Hallo Nessie, it's me Mattheo. I wonder If somehow you wondering bagaimana kabarku, aku disini baik. Tapi yeah—sedikit memberi tahu, aku sekarang sudah tak lagi dan mungkin tak akan lagi tinggal di Malfoy Manor. Tempo hari seseorang datang di depan pintu Manor. Mandy Lestrange, dia bilang aku adalah adiknya—dengan ayah yang berbeda tentunya dan dia memberitahu bahwa ayahku—Tom Riddle meninggalkan rumah untukku sebelum—ya kau tau. Dan sekarang di sinilah aku berada di Riddle Hall, North Yorkshire. Mandy bilang aku sudah cukup besar untuk bisa tinggal di sini, sekarang aku sudah 13 tahun. Di sini aku tak sendiri, banyak para peri rumah di sini dan banyak sudut ruangan yang aku tak tau apa kegunaannya. Di sini juga ada perpustakaan yang cukup besar, aku rasa kau sebagai seorang Ravenclaw akan sangat tertarik dengan ruangan yang satu ini. Jadi.. mau berkunjung?
With a full of warmth, Mattheo R.
Ini adalah surat pertama yang pernah Mattheo kirim untuknya dan betapa mengejutkannya bahwa Mattheo memberitahu hal ini padanya. Menurut informasi yang pernah Renese baca, North Yorkshie adalah tempat yang dulunya merupakan markas Voldemort bersama para pengikut setianya—Death eathers.
Renese sebenarnya tertarik saat melihat kata perpustakaan tertulis di sana, tapi tentu kedua orang tuanya tak akan senang jika ia berkunjung ke tempat itu. Ia beranjak dari duduknya ke meja belajarnya, mengambil secarik perkamen dan tintah.
To Mr. Riddle junior
Your invitation is an honour to me, sayangnya aku tak bisa. Namun, perihal perpustakaan itu, aku benar - benar tak bisa menolak. Jadi bisakah aku meminjam beberapa buku mengenai Animagus, please?
With a warm smile, Renese M.
Seusai menuliskan balasan di atas perkamen, ia mengemas perkamen itu dengan rapi. "Qilly!" Renese berseru memanggil burung hantunya yang berbulu putih dengan ujung bulu sayapnya berwarna hitam. Renese memberi sepotong roti kering pada burung itu sembari mengelus bulunya dengan lembut.
"Berikan surat ini pada Mattheo Riddle yang ada di North Yorkshire, Qilly. Dia ada di Riddle Hall." Renese memerintahkan Burung hantunya itu untuk mengirimkan suratnya pada Mattheo yang ada di kediamannya saat ini.
⋆.ೃ࿔*:・⋆.ೃ࿔*:・
Left the vote and comment if you interested!🤍
![](https://img.wattpad.com/cover/358180497-288-k744531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse of Love
FanfictionPada semesta ini, bukan hanya Harry Potter yang begitu disanjung dan dihormati banyak orang. Namun ada satu anak laki - laki yang dilahirkan oleh pasangan hebat slytherin, Matthew Thomas Riddle. Anak dari Thomas Marvolo Riddle atau dikenal dengan Lo...