Siang ini Great Hall cukup ramai oleh para murid yang menghabiskan waktu mereka untuk bersantai. Tapi, berbeda dengan Renese. Sedari tadi ia nampak gusar dan frustasi. "Kau sudah mengecek ulang di perpustakaan?" Tanya Cho yang memandang Renese dengan prihatin akibat hilangnya tugas 2 perkamen milik gadis berambut pirang itu.
"semua tempat, cho.. I'VE BEEN LOOKEN IN EVERY PLACE!" Jawab Renese sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Setidaknya isi dulu perutmu, Nes. Barangkali itu bisa membantumu mengingat dimana perkamen itu." Luna memberi saran. "Later." Sahut Renese singkat tanpa merubah posisinya.
"Come on, Nessie. Eat your food." Cho menambahkan. Renese menghela nafasnya dengan berat masih dengan posisi menutupi wajahnya. Memangnya siapa yang bisa tenang setelah kehilangan 2 tugas perkamen yang telah selesai?
"Renese Marjorie—"
"I SAID LATER—" Cho langsung menyenggol Renese yang ada di sampingnya agar gadis itu menurunkan tangannya agar bisa melihat siapa sebenarnya yang tengah berbicara. "Nessie, open your eyes!" Cho berbisik yang langsung dituruti oleh Renese.
Berdiri di sana seorang anak laki - laki—yang Renese tebak ia murid tahun pertama dari asrama slytherin. Dengan sebuah kotak berhitam yang dihiasi dengan pita hijau berada di genggaman anak laki - laki ini. Mata Renese langsung tertuju ke meja panjang slytherin berusaha mencari tahu apa artinya ini. Lalu, di sanalah laki - laki dengan rambut ikal itu, yang tanpa Renese ketahui telah memandangnya sedari tadi. Di kelilingi teman - temannya, pandangan Renese dan Mattheo bertemu. Mattheo tersenyum kecil sambil mengangguk—matanya seolah berbicara terimalah itu.
"Seseorang menitipkan ini untukmu, Renese Marjorie." Ucap anak laki - laki itu lantas meletakkan kotak hitam itu di atas meja. "Em, thank you." Ucap Renese sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu anak laki - laki itu berlalu pergi begitu saja. "Well—you should open this, shouldn't you? Or you want me to open this? I really—" Luna berujar dengan nada menggoda. Namun ucapannya dipotong oleh Renese.
"Aku bisa melakukannya!" Seru Renese sambil menarik kotak itu untuk mendekat ke arahnya. Dilepasnya pita berwana hijau tua itu dengan perlahan dan dilanjutkan dengan membuka tutup dari kotak yang berwarna hitam itu.
Saat tutup itu terbuka dengan sempurna telihat berbagai macam jenis coklat dan makanan di dalamnya—Cheering Chery Tart, Chocobals, Chocolate Wands, Honeydukes best chocolate, No-melt Ice Cream, Wizochoc, dan Sugared Butterfly Wings yang tentunya dengan jumlah yang tak sedikit.
"Open the letter, Nes! Open it!" Cho berseru sambil menggebu saat melihat sebuah surat terselip di sana, Luna menganggukkan kepalanya setuju. Renese membuka surat itu dengan perasaan yang tak ia pahami.
Eat this, please. This is a command. I've goes to the Hogsmade more precisely to the Honeydukes with a friends of mine and I remember you—if i'm not wrong you like chocolate that much, so I bought you this. Actually I bought you this not because you just like it, but i've seen you all this day with a bad mood i guess ( Can be seen from your face )just eat the Cheering Cheery Tart ( but i hope you eat all of it, still that Tart the important one ) and i hope your mood is going well soon. Meet me tonight, I wanna show you something
-With an apology, Mattheo
Mulut Cho dan Luna menganga saat melihat isi dari surat itu, terlebih lagi dari siapa semua ini berasal—the son of the dark Lord. "HOW FAR THIS HAS BEEN?" Tanya Cho—lebih seperti sebuah kalimat todongan.
"What 'this'?" Tanya Renese. "Jangan berlagak tidak tau, Nes. Kurasa, bahkan para nargle pun mengetahuinya." Ucap Luna. Renese menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya sambil mengikat rambut pirangnya yang tergerai sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse of Love
FanfictionPada semesta ini, bukan hanya Harry Potter yang begitu disanjung dan dihormati banyak orang. Namun ada satu anak laki - laki yang dilahirkan oleh pasangan hebat slytherin, Matthew Thomas Riddle. Anak dari Thomas Marvolo Riddle atau dikenal dengan Lo...