ᥬ Felix Harem᭄
𝓓𝓮𝓼𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼𝓲 : Orang-orang, penggemar, bahkan netizen hanya tahu dan yakin, bahwa Jisung dan Lee Know itu benar-benar berpacaran, Hyunjin dan Jeongin itu benar-benar berpacaran, Bangchan dan Seungmin itu benar-benar berpacaran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
"Hei bodoh! Banguunnn!! "
Ah... Alarm macam apa itu—
"Uhh... " aku berkedip, mendudukkan tubuhku dan menguap, mengumpulkan roh kembali dalam tubuh, mengucek mata——kemudian melihati pintu kamarku yang digedor-gedor, aku menggeleng pelan. "Aku sudah bangun! "
"Ini jadwal-mu membuat sarapan! Aku sudah kelaparan sekarang. Sial. "
Aku terkekeh, mengambil penjepit rambut untuk bagian poni dan memgambil sandal kaki—turun dari ranjang dan membuka pintu. Bangchan sudah ada disana dengan muka tak ramah.
Aku tersenyum canggung, "selamat pagi, " menyapanya. "Boleh aku lewat? " karena dia menghalangi jalan.
Namun setelahnya dia mendengus—tanpa kuduga menarik jepit rambutku kasar—aku meringis dan kebingungan padanya.
"A-apa... " lirihku, sementara itu dia mengantungi jepit rambutku dan pergi begitu saja kembali ke kamarnya sendiri.
Aku menatap kosong——jepit rambut pemberian Hyunjin——mungkin dia tahu Hyunjin yang memberikannya padaku. Makanya dia rampas dan berlaku seolah itu miliknya.
Bangchan sangat menyukai Hyunjin——Hyunjin hanya terus mengejar Changbin dan Changbin yang hanya menganggap Hyunjin adik kecil, adik kecil manis.
Maksudku... "Apa dia cemburu karena Hyunjin memberikanku barang? Tapi itu hanya sebuah jepit rambut dan.... rambut Bangchan Hyung tidak panjang..."
Ku hela nafas pasrah——Christopher Bang memang sangat membenci aku——tentu saja karena Hyunjin.
"Felix!! Sarapann!! "
"Oke! Oke!!! Aku datang!! "
Aku bergumam dalam hati, belakangan ini selalu aku yang mengerjakan semuanya—mereka bilang karena harusnya jadwalku yang melakukannya. Namun itu sudah terjadi selama 3 bulan—aku terus memasak, mencuci, menyapu, dan pekerjaan rumah lainnya. Hanya aku sendiri...
Saat aku turun dan melihat semua orang sudah bangun, aku tersenyum kecil dalam hatiku—
...seberapa besar rasa benci mereka padaku?
"Han Jisung jangan menyetel suara televisi keras-keras! "
"Diam Hwang! Baumu seperti sperma!! "
"Sialan siapa yang menghabiskan stok kopi hitamku!?! "
