Eunha memang kelihatan baik-baik saja seperti tidak ada beban akhir-akhir ini, tetapi jauh diotaknya, dia masih memikirkan percakapan antara Kak Sana dan Kak Wonwoo tempo hari yang menyebabkan kepalanya pusing tujuh keliling. Biarpun dia masih suka mendatangi Mingyu dan ngobrol ria bersama cowok itu, Eunha tahu Mingyu menyembunyikan banyak rahasia yang tidak Eunha ketahui, dan kenyataan itu cukup membuat Eunha berspekulasi jika Mingyu masih belum mempercayainya dan Eunha harus mencari tahu sendiri.
Eunha menemui Dokyeom disebelah halte sekolah, cowok itu sedang menemani Miyeon yang sedang makan maklor. Beberapa saat kemudian, Miyeon pulang karena jemputannya sudah datang, alhasil Eunha langsung buru-buru datang mendekati Deka dan menanyakan sesuatu. Ngomong-ngomong soal Deka, Eunha jadi teringat jika Yuju belum menceritakan sesuatu dengannya, tetapi belakangan ini cewek itu malah kebanyakan bungkam dan tidak mau membahas soal Deka.
Deka yang melihat sosok Eunha langsung memasang ekspresi malasnya, " Hmmm, pasti kalo ketemu gue bukan nanyain soal gue nih..."
" Ya iyalah! Ngapain gue nanyain elu?" Eunha menyahut sadis, " Buruan nih, jadwal cogan masih banyak." Deka menjawab pede sambil menuding arlojinya, " Iya-iya bentar doang kok!" Eunha tengok kanan kiri, memastikan tidak ada kenalannya atau orang-orang yang bersangkutan dengan hal yang ingin ia tanyakan.
" Kenapa sih? Kek mau ngomongin hutang negara aja lo!" Deka berkata sewot, " Deka, ngomong yang jujur sama gue, jangan ga jujur, inget siksa neraka, inget azab, inget dosa-dosa lo, inget--" " Ya elah iya lo mau ngomongin apaan sih?" Deka gemes sendiri, kenapa Eunha begitu bertele-tele?
" Ibunya Mingyu udah meninggal, iya?"
Deka terdiam untuk beberapa saat, ketara dari ekspresinya, cowok itu shock berat, bahkan jakunnya naik turun, cowok itu menatap Eunha dengan ekspresi tegang.
" L-lo tau darimana?"
" Gue denger sendiri dari omongan Kak Sana sama Kak Wonwoo." Eunha menjawab singkat, " Mana ngomongin Kak Wonwoo mau balas dendam lah, ngehancurin lah, gue sama Mina cuma target lah, apa lah pusing gue, Mingyu ngehadepin kakak kelas modelan apasih ini? Cape gue.."
" Wonwoo ya?" Deka tiba-tiba bersuara, " Masalah Wonwoo sama Mingyu tuh ga sesimpel itu, ha. Bukan cuma masalah satu ayah, ada suatu rahasia, yang kalo dibeberkan, bakalan menimbulkan masalah. Lebih baik lo gatau, rumit soalnya kalo elo tahu."
" Hah ?" Eunha heran sendiri, " Lo kalo suka sama Mingyu, harus siap menghadapi Kak Wonwoo juga. Dia ga bakalan pernah membiarkan Mingyu hidup tenang, sampai akhir hayatnya." Deka menghela napas.
" Ya tapi kan! Apa sih alasan dia ngelakuin hal itu? Kenapa dia ga fokus ke Mina aja yang dia kejar-kejar duluan? Kenapa malah ngegangguin Mingyu disaat gue mulai naksir sama cowok itu?" Eunha frustasi, " Gue cuma pengen kepercayaan Mingyu sama gue balik lagi, gue cuma pengen Mingyu nerima gue lagi, apa susahnya sih?"
" Itu karena Mina nolak Wonwoo gara-gara masih suka Mingyu, terus dia berniat ngerebut lo biar Mingyu sakit hati, eh malah elo nya naksir sama Mingyu, pecah udah itu emosi Wonwoo, dia gabakalan membiarkan Mingyu sampe keinginannya tercapai-- WEH MAU KEMANA LO HA?" Deka kaget sendiri karena ditengah-tengah kalimatnya, Eunha pergi begitu saja entah mau kemana.
" Gue mau menyusun strategi! Makasih pencerahannya Deka!" Eunha menyahut, " Hah strategi apaan?" Deka terheran-heran, Eunha menggeleng-gelengkan kepalanya, mengisyaratkan jika Deka tidak perlu tahu mengenai rencananya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Lo kapan sih Gyu berhenti mikirin orang lain? Mau dia kena masalah gara-gara mikirin lo, yaudah itu kan udah jadi risiko dia sendiri, ngapain lo pikirin sampe segitunya?" Chaeyeon berkata mirip seperti netizen tukang nyinyir disebelah Mingyu, cewek itu sedang menemani Mingyu yang baru saja selesai ziarah di makam ibunya.
Mingyu memegangi kupluk yang dia ambil dadakan ditas sekolahnya, " Ya lo ngapain juga nemenin gue? Kaga takut ke gep Eunwoo? Ntar gue lagi yang kena interogasi..." Mingyu menjawab malas, " Lah, gue lagi berantem sama dia, udah lah males jangan bahas Eunwoo."
" Dih? Kenapa sih pada berantem semua?" Mingyu mengernyit, padahal sendirinya juga sedang konflik batin sama Mina. " Udah ah gapenting! Sekarang jawab dulu, kenapa lo gamau Eunha tahu rahasia lo? Semua cewe yang suka sama lo kebanyakan pasti tahu masalah lo kalo udah disenggol sama Kak Wonwoo gimana, jadi mereka paham, sadar diri, dan berakhir menjauh dengan terpaksa. Tapi ini Eunha ngapain masih deketin elo sih heran banget gue!?"
" Hah apaan dah Chae? Lo juga tau tuh rahasia gue, berati lo suka sama gue gitu?" Mingyu menuduh, " Idih! Apaan! Jijay!" Chaeyeon mengedikan bahu, " Ya... dulu sih, Gyu." Chaeyeon melanjutkan, membuat Mingyu melirik cewek itu ngeri. " Malah dijawab serius sih..?"
" Buruan dah jawab! Lo masih gapercaya sama Eunha kan makanya lo gamau dia tahu? Yaudah buruan suruh Eunha menjauh dari elo biar hidup lo damai! Nama lo noh sliweran dilamtur sekolah! Apa ga penuh tuh notif ige lo?"
" Gue mah bodo amat!" Mingyu perlahan berjalan menjauhi area pemakaman, diikuti Chaeyeon dibelakangnya. " Gini ya, Chae. Eunha kali ini, gue rasa dia ga main-main, dan lagi, alasan gue gamau dia denger masalah gue sama Kak Wonwoo karena gue gamau dia berurusan dengan semua hal itu. Gue gamau bikin dia kepikiran, marah-marah, nangis, pokoknya gue bakalan menyelesaikan masalah gue sama Kak Wonwoo pake cara gue sendiri tanpa melibatkan Eunha."
Chaeyeon berhenti berjalan, memperhatikan punggung Mingyu yang perlahan menjauhinya karena tidak sadar jika cewek itu berhenti berjalan. Chaeyeon menggeleng-gelengkan kepalanya, ia kembali berjalan cepat dan mensejajarkan dirinya dengan Mingyu. " Lo ngomong kaya gitu seolah lo mau melindungi dia, lo mulai percaya ya sama dia?"
" Gue gatau, tapi gue yakin semua orang pasti punya kesempatan kedua." Mingyu menjawab yakin, " Mingyu, jangan Eunha." Ucapan Chaeyeon membuat cowok itu menoleh dengan ekspresi bertanya-tanya, " Maksudnya?"
" Jangan sama Eunha, dari awal kemunculan dia aja gue udah ga suka sama dia. Jangan sama Eunha, tuh cewe terlalu kebocilan--" " Ini yang gue sayangkan dari lo, Chae." Mingyu berkata sendu, Chaeyeon sontak menaikan alis. " Maksud lo apa?"
" Lo kalo udah gasuka sama orang, lo gabakalan pernah menemukan sisi positif dari orang itu." Mingyu menjawab dengan senyuman sok bijaknya, " Chaeyeon, coba buka mata lo, jangan seenaknya benci orang, coba lo dibenci seseorang tanpa alasan, emangnya lo mau? Eunha juga gapernah ngapa-ngapain lo kan?"
" Dia pernah ngatain gue." Chaeyeon menjawab singkat, " Ngatain gimana?" Mingyu bertanya balik, " Dia ngatain gue sok deket sama lo, cemburu kali soalnya gue lebih deket sama lo."
Mingyu ketawa canggung, " Ya kalo kaya gitu mah beda cerita Chae, orang kalo lagi cemburu mah, tai ayam aja dikatain." Mingyu bersiap mengendarai motornya yang terparkir dipinggir jalan, " Yok, mau pulang kaga lo? Apa mau gue tinggalin sendirian disini? Ntar lo tidur di deket kuburan."
" Jawab gue dulu!"
" Apa lagi sih Chaeeeee??"
" Dulu lo pernah suka sama gue ga?"
Mingyu cengo, lalu sedetik kemudian dia geleng-geleng kepala." Engga Chaee, yang suka sama lo tuh Eunwoo noh dari dulu."
" Terus, lo sekarang suka sama Eunha ga?" Chaeyeon bertanya kesal, Mingyu menghela napas mendengarnya.
" Pulang dulu yok? Ntar gue jawab pas udah sampe dirumah lo."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa [Eunha x Mingyu]
FanfictionIni cerita tentang Eunha yang nelen ludahnya sendiri. (SELESAI) " JADI SELAMA INI CINTA LO CUMA REKAYASA?" " Iya, keren kan akting gue?" ❗Ini cuma fiksi, jgn dibawa serius ❗Megandung unsur mental disorders ❗Jangan lupa voment gaess