28. Sebelum badai

83 18 0
                                    

Mingyu merasa capek dan kekurangan energi karena kejadian kemarin, jadi karena hari ini pulang awal, Mingyu memutuskan bolos eskul, sekaligus untuk memeriksa adiknya yang belum juga mau keluar dari kebiasaannya mengurung diri dikamar. Memang kesannya menyusahkan, tapi Mingyu tidak bisa berbuat apa-apa, karena Haechan adalah saudaranya.

" Nongki yuk Malika" Deka datang menghadang Mingyu yang hendak menghampiri motornya, " Gue mau pulang, banyak urusan." Mingyu menggeleng-gelengkan kepalanya, " Yah ga asik ah. Eh si Jaehyun ditelpon kok gamau ngangkat kenapa ya?"

" Lagi sibuk kali," Mingyu merespon seadanya. " Tapi gue chat kaga dibales anjir, ketemu gua juga bukannya nyapa malah buang muka, anjir amat." Deka ngomel-ngomel, " June juga, tuh orang kaga mau tuh diajak ngantin sama Bambam tadi, orang-orang pada kenapa dah?"

Mingyu menelan ludahnya, " Gatau gue Dek, ga paham." Mingyu berkata seperti itu, padahal baru Deka menyebut nama June saja dia sudah naik pitam. " Ck, yaudah, lo jaga diri baik-baik ye." Deka menepuk-nepuk pelan bahu Mingyu, " Mau kemana lo emangnya?" Mingyu menatap Deka, " Karena lo gamau diajak nongki jadi gue memutuskan untuk ngajak ayang gue aja ke angkringan."

" Lah punya ayang lo?" Mingyu tidak mengambil pusing ucapan Dokyeom dan malah ketawa, " Dih, ga bercanda gue, udah official."

" Hah?" Mingyu kaget, " Sama siapa?" Cowok jangkung itu bertanya lagi. " Miyeon lah, siapa lagi?" Deka menjawab antusias, " Loh, sejak kapan?" Mingyu terkejut, " Waktu dia nemenin gue pulang habis dari rumah Kak Sana-, eh, ya Kak Sana, terus gitu dah, muter-muter kota."

" Ngapain dirumah Kak Sana?" Mingyu menyelidik, Deka gelagapan sendiri, nyesel dia ga bierfing dulu sebelum bicara. " Ada urusan ekstra. Biasa lah paskib banya urusan." Deka menjawab dusta, Mingyu manggut-manggut doang dan tersenyum menggoda, " Congrats dah, keren bisa jadian juga lo, udah tarik ulur." Mingyu pun tiba-tiba keingetan Yuju, " Eh, hari ini Yuju ga berangkat ya? Soalnya tadi Chaeyeon kekelas Yuju katanya Yuju ga berangkat.."

" Loh masa ga berangkat?" Deka malah tidak tahu, membuat Mingyu menghela napas kesal. " Lo kan bestinya." Mingyu sengaja berkata seperti itu agar jiwa Deka terpancing, tapi memang sia-sia, karena respon Deka tidak sesuai harapan. " Yah kan gue udah jarang ngobrol sama dia, sedih sih, tapi kan kata orang-orang emang temenan gabisa selamanya ngobrol juga kan?"

" Lo sadar sesuatu ga si Dek?" Mingyu berkata lirih, Deka menatap Mingyu kebingungan. " Sadar apaan?"

Mingyu geleng-geleng, " Gapapa, udah deh sana," Mingyu hendak mengeluarkan kunci dari saku celana, tetapi kartu pelajar seseorang malah ikut kebawa. " Lah ini kan punya Jepri," Mingyu menceletuk, " Lo liat Jepri ga?"

Mingyu menunjukan ekspresi paling males di bumi karena Deka sudah menghilang dari sana, cowok itu menghela napas malas. " Yaudah kembaliin besok aja dah.." Mingyu hendak melanjutkan aktivitasnya tetapi sosok Jaehyun yang tiba-tiba saja melewati motornya membuat Mingyu tergerak memanggilnya, " Eh, Jep! Kartu lo!"

Ada yang berbeda dari respon cowok itu, Jaehyun nampak enggan menanggapi dan mendekati cowok itu dengan langkah ogah-ogahan. " Kartu apaan?" Jaehyun bertanya tidak minat, Mingyu jadi kikuk sendiri. " Kartu pelajar lo kemarin ada di seragam, lupa gue kembaliin." Mingyu memberikan kartu pelajar Jaehyun, yang langsung diambil oleh cowok berkulit pucat itu. " Makasih."

" Gak nongki jep?"

" Gak."

" Lo kenapa dah? Marah ya sama gue?"

Jaehyun menghela napas, ia menatap Mingyu dengan penuh kekesalan. " Bukan marah, tapi akhirnya gue sadar."

" Sadar gimana?" Mingyu bertanya bingung, Jaehyun terkekeh sinis. " Gue baru sadar sekarang, gue temenan sama orang ga waras kaya lo."

Rekayasa [Eunha x Mingyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang