12. Saingan

131 25 2
                                    

" Puas lo bikin Mingyu kaya gitu?" Mina bertanya dingin, raut wajahnya sangat menunjukan ketidaksukaannya kepada Eunha. " Siapa yang bikin siapa?" Eunha bertanya balik, " Lo bikin Mingyu dibonyokin Kak Wonwoo. Puas lo kaya gitu? Udah lo mainin perasaannya, udah lo kecewain, sekarang lo bikin dia dipukulin Kak Wonwoo."

" Eh mohon mengaca, emang dulu lo ga bikin dia bobrok?" Eunha emosi, " Yang gajelas Kak Wonwoo, ngapa yang salah gue?"

" Kalo lo ga ngedeketin Mingyu lagi mana mungkin Mingyu digituin!" Mina ngegas, baru pertama kali ini seumur hidup Eunha melihat sosok Mina yang terlihat sangat lembut baik dari tutur kata dan perilaku berkata agak kasar kepada seseorang seperti ini. Senaksir itu kah?

" Kok lo nyalahin gue doang sih? Ya hak gue dong mau gimana juga! Lo siapa ngelarang-larang?" Eunha makin nyolot, " Gue ngomong gini biar Mingyu ga terluka!" Mina membalas semakin sewot, " Heh, kalo lo mau Mingyu ga terluka, kita harus jauhin dia bareng-bareng, bukan gue doang, elo juga!"

Mina reflek terbungkam.

" Masalah Mingyu itu dari Kak Wonwoo, bukan dari gue ataupun elo. Masalah mereka ga sesimpel yang lo bayang--" " Gue tau, gue tau. Jadi, biar adil, lo jauhin Mingyu. Sekarang, yang Kak Wonwoo incer udah bukan gue, tapi elo. Jadi, tolong jauhin Mingyu."

Eunha mengerutkan alis, " Ya mana bisa gitu njir--" " Itu yang dia lakuin dulu. Dia menjauh dari gue karena Wonwoo suka sama gue, jadi sekarang, sebelum terlambat, elo yang menjauhi dia dulu, jadi semuanya bakalan baik-baik aja. Tolong lakuin ini semua demi kedamaian hidup kita."

" Gue ga mau nyerah cuma perkara Kak Wonwoo doang, gue udah gapeduli tuh sama dia, yang gue peduliin itu Mingyu. Lagian sekarang Kak Wonwoo udah bukan Ketos, dia gapunya pangkat disekolah ini, dia udah ga menguasai sekolah, jadi ga ada alasan buat gue takut sama dia atau Mingyu sekalipun."

" Lo bilang masalah mereka ga sesimpel itu, tapi lo ngomong seakan lo bisa dengan sesimpel itu menyikapi Kak Wonwoo." Mina melipat kedua tangannya didepan dada, " Lo tahu alasan kenapa Mingyu bakalan tetep menyerah walaupun Wonwoo udah engga jadi Ketos?"

" Apaan?"

" Karena rasa bersalah."

" Hah?" Eunha melongo, terlintas ingatan perkataan Wonwoo kepada Mingyu tadi saat mereka berdua bertengkar, maksudnya, saat Mingyu dipukuli. " Mereka satu ayah tapi beda ibu. Ayah Wonwoo direbut sama perempuan lain, dan perempuan lain itu adalah Ibunya Mingyu. Wonwoo mengutuk keras ayah dan seseorang yang merebut ayahnya, dan ketika semakin tahu kalau Mingyu adalah anak dari perempuan yang ngerebut ayahnya, Wonwoo benci selamanya sama Mingyu."

" Ah, gitu ya." Eunha manggut-manggut, mulai menyadari apa yang terjadi. Tapi lebih daripada itu, dia kepo Mina tau darimana asal cerita tersebut. " Jadi, lo bakalan ngejauhin Mingyu kan?" Mina bertanya menuntut, Eunha malah ketawa, membuat Mina menatapnya horor. Jangan-jangan Eunha kesurupan hantu yang berada di belakang sekolah ini?

" Makasih Mina, dengan cerita lo ini, gue semakin sadar, gue gabakalan menjauh dari Mingyu dan gue akan semakin mendekati dia."

" Lo gila?" Mina memicingkan mata, " Lo mau dia kena pukul--" " Gue tahu apa yang gue lakuin. Gue bakalan melindungi dia apapun yang terjadi, walau badan gue kecil, gue yakin gue bisa. Gue bakalan melakukan apapun untuk orang yang gue sukai."

Mina terkekeh sinis, " Gue ngomong begini bukan buat lo semakin ngedeketin dia--"

" Kita bersaing secara sehat aja, Mina. Gue tahu lo juga sesuka itu sama Mingyu, jadi, jangan menghalangi gue dan jangan ngajak gue debat tentang masalah ini! Dan sekali lagi, jangan pernah suruh gue jauhin Mingyu, jangan sok ngatur! Bay!"

Dan Eunha pun meninggalkan Mina dalam kondisi terdiam, dalam artian, dia gagal menghilangkan saingannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Eunha memang tidak seberani perkataannya, nyatanya sampai keesokan harinya pun dia masih tidak berani melihat wujud Mingyu sampai minta ditemani Yuju untuk bertemu Deka dan menanyakan kondisi Mingyu, tetapi setelah mendapatkan jawaban jika Mingyu masuk rumah sakit, Eunha semakin mewek dan membuat kedua orang itu panik.

" Anjir jangan nangis di kelas orang juga kali ha!" Yuju panik-panik ajaib, " Elu sih Dek!" Yuju kemudian menyalahkan Deka yang memberikan informasi, " Lah gue kan ngasi tau doang anjir!" Deka sewot, " Jangan nangis ha, dia udah mendingan kok sekarang, tapi ya gitu masih ada bekas luka yang belum kering aja--"

" Ihhh terus gimana anjir gue mau jenguk dia!" Eunha udah ribut, " Ya lo kalo mau jenguk ya jenguk aja sana palingan dia lagi nyemil makanan rumah sakit sambil nonton tipi!" Deka menyahut kesel, " Gimanasih gue tuh khawatir lo malah bilang kaya gitu!" Eunha menabok kepala Deka sampai cowok itu meringis kesakitan, " Dia udah mendingan kok suer!"

" Yakin lo?" Eunha memicingkan mata, " Iya yakin seratus persen!" Deka ngangguk-ngangguk,  " Yaudah kalo gitu anterin gue ke RS sekalian kekamar rawat inapnya terus sekalian bayarin biaya ongkos gue buat kesana--" " Lo kalo minta tolong aturan dikit kek!" Yuju berkomentar, " Gue bisanya sebentar doang kalo hari ini!" Deka menjawab permintaan tidak beraturan Eunha, " Lah nape lo?" Eunha menyipitkan mata.

" Mau nganter Miyeon ke perpustakaan kota."

Reflek terputar lirik lagu dikepala Yuju, jika memang ini tak ada harapan, mengapa aku yang harus jadi tujuan????

" Yaelah lo gitu amat, ini tentang Mingyu Dek! Temen lo! Lo lebih milih temen lo atau gebetan lo?"

" Gebetan lah! Eh, maksudnya, gue tuh emang  biasanya bestfriend able, tapi ini serius gue udah janjian sama Miyeon sekitar dua Minggu yang lalu masa ga gue turutin sih? Lo mau pedekate gue gagal?" Deka menuntut jawaban sambil maju-majuin dagunya, " Gue sih bodo amat ya mau gagal mau engga bukan urusan gue!" Eunha makin nyolot.

" Udah lah males gue!" Yuju mendadak badmood, " Nih temen gue sampe konflik batin gara-gara elo!" Eunha kebablasan nyembur, Deka yang tidak paham konteksnya hanya meringis, " Yaudah ntar Miyeon gue ajak njenguk Mingyu sama kalian berdua, deal?"

Justru Yuju semakin bete mendengarnya, sementara Eunha antara lega dan merasa tidak enak dengan Yuju yang mukanya udah kaya mau mukul Deka, " Y-yaudah, gapapa."

" Oke! Deal! Yaudah gue mau berangkat eskul dulu sama Jungkook mantan lo!" Deka pun akhirnya pergi kekelas Jungkook, mereka berdua memang tergabung dalam esktrakulikuler band dan sering mengisi acara-acara sekolah, apalagi si Deka yang dikit-dikit disuruh nyanyi dan kadang ikut nyanyi bareng orang-orang hadroh juga.

Eunha masa bodo dengan perkataan Deka dan lebih memilih salah fokus dengan chat yang kini muncul dipanel notifikasi hapenya.

Mina XI6
Oke, kalo lo gamau jauhin Mingyu,
ayo bersaing secara sehat. Btw, gue udah
jenguk dia, jadi, lo tau dong siapa yang lebih
effort disini?

" Eh anying!" Eunha memaki, dia buru-buru membalas chat provokatif itu.

Lo ceritanya mau pamer nih?
Oke gue terima tantangan lo! Tunggu aja!

" Anying dia ngapa jadi ngeselin sih kalo menyangkut cowo?" Eunha misuh-misuh, " Mana gue udah kalah 1:0, gabisa! Gue kudu ngalahin dia!" Eunha pun dengan semangat empat lima mulai memikirkan rencananya dalam beberapa waktu kedepan, mengabaikan Yuju yang kebingungan menatapnya.

Ini anak kenapa anjir satu enol satu enol segala?

---

Rekayasa [Eunha x Mingyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang