Holiday

196 25 3
                                    


Sesuai janji dan kesepakatan kini keempat sahabat itu sudah berada di sebuah pantai yang cantik. Mereka sepakat akan tinggal di sebuah resort yang sudah mereka booking jauh jauh hari. Dimana letak setiap kamarnya menghadap langsung dengan pemandangan pantai.

Setelah selesai dengan acara lomba basket yang tentu saja sudah dipastikan tim Boss yang menang membawa piala dan kebanggaan bagi universitas. Boss lebih memilih untuk pergi bersama dengan ke dua sahabatnya serta calon pacarnya itu untuk merayakan kemenangan.

Padahal sesaat mereka sudah menyelesaikan lomba, saat Boss tengah membereskan barang barangnya untuk bersiap pergi, dia sudah ditawari untuk merayakan bersama dengan para anggota basket, hingga anggota-anggotanya memaksa Boss untuk hadir karena dirinya yang merupakan ketua basket. Namun Boss menolak mentah dengan alasan jika dirinya sudah janji akan berlibur bersama sahabatnya jika menang lomba.

Sempat salah satu anggota memberi usul 'bagaimana jika kita liburan bersama saja? kami akan datang bergabung dengan para sahabat sang ketua mereka yang tak lain Noeul, Peat dan juga Fort. Lagipula kami sudah saling mengenal dan pasti jauh lebih seru jika bersama sama, dan tentunya lebih banyak orang lebih bagus.' Boss yang mendengar peruturan itu hanya mendengus dan terus terang menolak dengan cepat.

Setelah itu dia melenggang pergi meninggalkan teman-teman timnya yang masih melongo dengan sikap sang ketua mereka itu.

"Jangan melamun." ucap lembut Boss dengan memeluk Noeul dari belakang yang tengah berdiri melamun.

Pasalnya dari saat datang calon pacarnya itu berdiri di luar dekat pagar pembatas dengan melamun. Entah karena tersihir dengan pemandangan yang ada didepannya atau memang ada sesuatu hal yang sedang dia pikirkan.

Entahlah,

Sementara Noeul yang mendapatkan hangatnya tangan menelusuk ke dalam perut juga ada beban berat yang berada di ceruk leher yang tak lain kepala Boss. Sedikit memiringkan dan juga menjauhkan sedikit wajahnya untuk melihat.

Mata keduanya bertemu saling mengunci satu sama lain dengan seksama. Bisa Noeul lihat dihadapannya ini kini terpampang wajah tampan dan tegas Boss yang sedang menatap penuh cinta juga tersenyum manis padanya.

Harus Noeul akui jika Boss begitu tampan, dia selalu tampan, namun malam ini mengapa dia berkali lipat tampan?

Tanpa sadar tangannya mengulur dan mengelus lembut pipi Boss dan tersenyum manis pada sang lawan yang dibalas dengan senyum manis Boss yang memabukkan.

"Engga kok."

"Engga apanya? Dari pas sampai kamu terus berdiri disini dengan memandang lurus. Kalau bukan melamun apa lagi?"

Noeul terkekeh

"Aku hanya mikirin nanti makan apa ya?"

"Bohong!"

"Aku cuma lagi mikirin kita."

"Kita?"

"Ya.. rasanya kaya mimpi gimana kita berdua berakhir seperti ini."

"Kenapa memangnya? Kamu ga suka?"

"Engga, aku suka.. kamu tau kan gimana aku dulu nahan perasaan ini bertahun tahun, terlalu banyak ketakutan...

Takut nanti persahabatan kita yang berakhir kalau aku kasi tau perasaan ini."

Boss tersenyum manis, tangannya reflek menyentuh tangan lawan dan menggenggamnya

"Jangan dipikirin ya? Itu cuma ketakutan kamu, lihat sekarang? Buktinya kita sudah seperti ini, dan itu jauh dari apa yang kamu pikirkan dan takutkan. Jangan dipikirkan lagi ok?"

DESTINY'S OF TWO FRIENDSHIP || ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang