Pukul 20.00 pm. Jaehyun masih berada di kantor. Ia memang ingin berlama lama di sini terlebih dahulu sebelum pulang. Bahkan Jaehyun pernah tidak pulang sama sekali ke rumahnya, karena menurutnya kantor adalah rumah kedua baginya. Sekarang ini Jaehyun sedang berdiri didepan jendela besar kantornya, memandangi pemandangan malam kota Seoul.
Tak terasa musim dingin akan kembali hadir menyelimuti kota ini, dan Jaehyun kini memutuskan untuk meninggalkan ruangan ini. Namun, sebelum itu, ia mendapati ponselnya berdering. Dan nomor yang memanggil adalah nomor yang selama ini meneror dirinya.
Segera Jaehyun mengangkat telfonnya "halo?"
Suara hening.
Tidak ada jawaban dari sebrang sana, hanya deru nafas yang terdengar. Jaehyun menunggu dengan sabarnya, hingga "apa kabar mu?" Terdengar dari suara sana yang mulai bercakap.
"Siapa kau?!"
Kembali hening sesaat. "Kita akan segera bertemu. Persiapkan dirimu!"
Kemudian sambungan telepon pun mati secara sepihak dari sana. Jaehyun menatap ke arah layar sekilas, pikirannya mulai tidak tenang kembali. Jaehyun duduk di kursi kebesarannya, hanya dengan pekerjaan bisa menurunkan kadar stress yang memenuhi pikiran.
Keesokkan paginya. Jaehyun telah berada di lobby, ia berencana untuk pulang ke rumah sebentar untuk membersikan diri. Masuk kedalam mobilnya lalu melesat meninggalkan perusahaannya. Selama di perjalanan, Jaehyun terus memikirkan ucapan si penelepon tadi malam.
Sesampainya di rumah, Jaehyun mendapati ibunya duduk dekat jendela menatap ke arah luar. Semenjak kepergian Yunho, Boa terlihat sering berdiam diri di kamar atau seperti sekarang ini. Duduk di pojok ruangan sambil menatap ke arah luar. Entah apa yang dilihatnya, Jaehyun tidak terlalu penasaran.
Meski begitu, Jaehyun tetap mendekati ibunya, memberi pelukan hangat dari belakang "ibu, aku pulang sebentar lalu akan kembali ke kantor." Katanya dengan lembut. Kondisi Boa yang semakin tua, keriput telah muncul di wajahnya menoleh menatap anaknya sambil tersenyum. "Baiklah, jangan terlalu memaksakan diri. Kau harus memperhatikan kesehatan mu juga." Balasnya yang terdengar begitu lemah.
Jaehyun mengulas senyum di wajahnya, lalu mengecup kening ibunya dan berjalan ke arah kamar. Masuk kedalam sana, melepaskan dasi yang terikat di leher dan semua pakaian ia tanggalkan satu persatu kemudian masuk kedalam kamar mandi. Mengguyur tubuhnya dengan air hangat agar lelah pada tubuhnya dapat hilang, juga stress yang melanda pikirannya.
Selepas mandi, Jaehyun berjalan menuju ruang gantinya dan memilih baju yang akan dipakai hari ini. Selesai berbenah diri, Jaehyun kembali keluar, kembali mendekati ibunya untuk pamit ke kantor. Setelah itu, ia bergegas menuju kantornya kembali.
Sesampainya Jaehyun di depan pintu kantornya, sekretaris datang menghampiri dengan nafas terengah-engah. "Pimpinan Jaehyun! Baru saja saya mencari cari anda!" Katanya disela sela deru nafasnya. Kedua sudut bibir Jaehyun berkedut melihat sekretarisnya yang kesulitan untuk mengambil nafas.
"Ada apa kau mencari ku?"
Sekretaris itu sekarang kembali tenang "ada tamu yang bertemu dengan anda!" Katanya. Satu alis Jaehyun terangkat. Biasanya jika ada tamu yang ingin bertemu harus membuat perjanjian terlebih dahulu dengan sekretaris. "Katanya mereka ingin segera bertemu dengan anda, dan mereka memaksa!"
"Siapa?"
"Mereka tidak memberitahukan namanya. Tiba-tiba saja mereka datang, dan menanyakan keberadaan anda, belum sempat saya menjawab, mereka begitu saja melewati saya dan masuk kedalam ruangan anda!" Jelasnya.
Tak ingin menunggu lama lagi, Jaehyun membuka pintu ruangannya. Seketika ia terdiam melihat ke arah tamunya. Sejenak jantungnya berhenti berdetak, dan tak lama setelahnya langsung berpacu lebih cepat. Suara tercekat di kerongkongan lehernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Fanfiction"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"