😘HiZe-19😘

4.7K 684 48
                                    

200 vote dan 50 komen, ayo.

"Mau Azeya.."

-Hiyoz Valera-

"Hiyoz, ayo pulang nak, ayo tunggu Azeya di rumah aja ya, jangan disini.."

-Papi-

Happy Reading

Hiyoz memeluk lututnya erat, menyembunyikan wajahnya dilutut, dia duduk di depan pintu rumah Azeya sampai pagi.

Tak tidur, hanya menangis sampai matanya memerah dan sembab parah.

"Azeya..aku bukan bekasan.." lirih Hiyoz dengan isakan.

Dia sudah menggosok bibirnya berulang kali sampai berdarah kembali, Hiyoz mau Azeya kembali dan mereka berbaikan.

"A-aku bukan bekasan.." rintihnya hampir hilang suara.

Tenggorokannya sakit, dadanya sesak, pikirannya kosong, Hiyoz hanya bergumam dan memanggil Azeya terus menerus.

Kenapa ini terjadi? Apa salah Hiyoz sampai dia dijebak sedemikian rupa, sampai hubungannya hancur tak bersisa seperti ini.

Kenapa juga Vicy sialan itu menjebaknya, kenapa? Sialan, Hiyoz benci Vicy.

"Azeya.." bisiknya pilu.

Orang tua Azeya bahkan sampai menjemput ke rumah Azeya karena Hiyoz tak kunjung pulang, Papi berlari keluar dari mobil dan segera memeluk Hiyoz.

"Hiyoz!? Ya ampun kamu kenapa disini, Azeya mana? Kenapa kamu sendirian?" tanya papi cemas.

Hiyoz kembali menangis, dia memeluk sang papi kuat "Azeya Piii, Azeya pergiiiiii, dia putusin Hiyoz huaaa! Ini semua gara-gara Vicy! GARA-GARA VICY!" histerisnya tak tertahan.

Papi memeluk Hiyoz semakin erat, sementara mami segera menghubungi seseorang.

"Lacak latar belakang Vicy Hilbert," ujar Mami serius di ponselnya.

Selagi Mami sibuk teleponan, Papi segera membujuk Hiyoz untuk pulang, tapi cowok itu menolak dan justru menjerit keras.

"ENGGAK MAU! MAU AZEYA! MAU AZEYA!"

"Hiyoz..nak..nunggu Azeya di rumah kita aja ya.." bujuk Papi.

"ENGGAK MAUUUU, GIMANA KALAU NANTI AZEYA PULANG TERUS HIYOZ GAK TAU!?"

Papi menahan diri untuk tidak menangis, dia mengelus rambut Hiyoz lembut.

"Hiyoz..anak papi, Azeya pasti akan pulang, Papi sama Mami akan usahakan itu," bisik Papi lirih.

Hiyoz hanya menangis dengan pilu, menatap sang Papi dengan keputus asaan dan kepedihan.

"Papi janji?" lirihnya berharap.

"Iya nak, iya, Papi janji."

Hiyoz menyeka air matanya, dia berdiri dari duduknya lalu menangis lagi.

"Mau Azeyaaa huaaaaaaaa!"

Mentalnya yang memang lemah justru makin lemah kalau kaya gini.

Sementara disisi lain, Azeya masih mengendarai motornya, dia mau menemui Vicy, walau dia benci Vicy, tapi dia harus memberikan sedikit pelajaran.

Sesampainya di rumah Vicy, kebetulan ada orang tuanya, termasuk Papi Azeya dan Mami tirinya.

Dengan tatapan dingin, Azeya masuk, mengabaikan sapaan ART yang kaget melihat Azeya berkunjunga, bertepatan dengan Tuan dan Nyonya yang baru pulang dari Amsterdam.

"Vicy bangsat, sini lo brengsek," seru Azeya lantang.

Membuat keluarga bahagia di ruang makan menoleh seketika.

"Azeya? Nak? Akhirnya kamu mau kembali-"

Azeya mengangkat tangan kanannya untuk menghentikan ucapan dari Mami Tirinya.

"Gue gak ngomong sama lo," ketus Azeya.

Sang Papi langsung bersuara "Kamu masih sama ya, kasar, seperti Bunda mu."

Azeya hanya mendengus sinis "Apa urusan sama anda? Memang anda siapa?" tanya Azeya kasar.

Papi menatapnya lama, sempat terbatin sejenak.

Dia beneran mirip Chamelia, andai dia tau kalau Chamelia mati karena kekeras kepalaannya, mungkin Azeya tak akan kehilangan Bunda-nya. Batin Papi.

Tanpa ber aba-aba, Azeya segera memukul wajah Vicy dan menarik rambut Vicy keras sampai dia terjatuh ke lantai.

"PUAS LO BIKIN GUE JIJIK SAMA COWOK GUE SENDIRI!?" maki Azeya seraya terus memukul Vicy.

Vicy ini lemah.

Mami berusaha menghentikan mereka tapi Azeya segera menepisnya kuat.

"LO GAUSAH IKUT CAMPUR BANGSAT! SETELAH REBUT POSISI BUNDA, LO MAU APALAGI SIH ANJING!? LO GAK LEBIH DARI SEKEDAR PENGGANTI!" teriak Azeya marah.

Tak ada yang berkutik, dan Azeya terus memukul Vicy sampai si sialan itu pingsan.

Tatapan mata datar Azeya berikan, dia menatap kearah sang Papi.

"Lo pilih gue hancurin Valera atau lo cerein jalang sama anaknya ini lalu gue balik kesini, pilih, sekarang," tegas Azeya keras.

Aura berat Azeya benar-benar mirip dengan Chamelia.

"Azeya-"

"PILIH!" bentaknya kuat.

Sang Papi meneguk ludahnya pelan, padahal, Papi itu lemah, Bunda yang kuat, setelah bunda mati, Papi membuat peraturan keluarga seperti melarang pria lemah dan perempuan berkuasa.

Karena Papi tak mau kisah lama terulang lagi, tapi pada dasarnya Papi lemah, dia kalah pada duplikat mendiang istrinya.

Yang tak lain adalah anaknya sendiri.

"Baiklah.." putusnya lemah.

Azeya menyeringai puas, asmara hancur, bisnis keluarga jadi lebur.

Dan sekarang Azeya tak akan biarkan Vicy bebas setelah ini.

😘Bersambung😘

Girly Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang