بسم الله الرحمن الرحيم
Seorang gadis terkurung di dalam ruangan yang gelap, bahkan cahaya pun tak ada di ruangan itu. Dari tadi gadis itu menjerit-jerit minta tolong. Tak ada sahutan sama sekali. Tiba tiba seorang gadis berkaian serba hitam dengan dua ekor singa mulai datang kepadanya.
"Hai" ucap gadis itu
"Siapa lo? Kenapa lo, culik gue ha?" ucap mawar, ya mawar lah yang di kurung dalam ruangan itu. Ingatlah ya mawar yang bilang abella lonte.
Plak
Plak
Tamparan di kedua pipi mawar berhasil di lakukan oleh Eka. Eka lah gadis yang berkaian serba hitam itu.
"BACOT LO"
"Hiks hiks k-kenapa Lo culik gue, g-gue gak ada salah sama Lo" Eka hanya tertawa hambar mendengar tangis mawar.
"Lo bilang, Lo gak punya salah sama gue, sok suci mulut Lo!"
"S-salah gue apa?" Eka langsung menangkap wajah mawar dengan sangat kasar hingga pipi mawar memerah.
"Lo kan yang yang bilang Abella lonte, punya keberanian apa lo, sampai bilang abella kayak gitu? Ha! Sebagai ganti Lo bilang abella lonte, Lo mau jadi makanan kucing gue ini?"
Mawar menggeleng keras, badan nya bergetar hebat, ia menyesal karena telah mengatakan abella lonte.
Menyesal pun tidak ada gunanya lagi dia sudah terkurung di tempat mengerikan ini."Tapi gapapa lah ya, kasian gue sama kucing gue ini, dia belum makan dari pagi" melihat mawar yang semakin ketakutan dia ingin tertawa.
"Hfphh hahaha sumpah, gak kuat gue"
"Altha, makan orang jahat ini aja ya, nanti malem bunka kasih daging sapi okey" ucap Eka kepada singa itu sambil mengelus kepalanya. Sungguh tak ada takut takutnya Eka ini.
"Eka said : singa nya anak gue"
"Author: o-oh anaknya ya"
"Eka: iya lah"
__🕊️🕊️__
Sudah sekitar seminggu abella tinggal di pesantren Al-kahar. Banyak yang mengatainya dengan tidak pantas dia tetap sabar walaupun dia sering menangis, setiap orang juga punya batas kesabaran kan. Orang ndalem sudah memberikan peringatan. Tetapi tetap ada yang diam diam mengatainya dan sampai sampai berani menerornya. Soal mawar yang di culik oleh Eka, dia menasehati Eka habis habisan karena Eka melakukan hal senekat itu, sedangkan reaksi dari Eka hanya biasa saja, katanya mawar harus di kasih pelajaran.
Seperti setiap harinya dia duduk di dekat taman pesantren. Dia melihat orang-orang membisik-bisikan yang tidak tentang dirinya.
"Heh tu cewek jual dari beberapa ya?"
"Sok cantik banget tu cewek"
Ah Abella tidak sanggup lagi menahan omong kosong itu, dia berlari menuju ke ndalem dengan air mata yang terus bercucuran. Dengan terkejutnya dia melihat kedua orang tuanya di ndalem.
"B-bunda" terkejutnya mereka melihat Abella datang sambil menangis. Abella pun mendekati Hana dan memeluk nya, menenggelamkan wajahnya di pelukan sang bunda.
"Kenapa sayang? kok nangis"
"Hiks Abel mau pulang, a-abel gak mau disini. Disini ada orang yang ngejek Abel hiks mau pulangg" pinta abella segukan. Hana pun melirik suaminya, Edi pun mengerti maksud sang istri pun mengelus kepala putrinya.
"Abel gak bakal pulang sama ayah, bunda, karena ini kan rumah Abel"
"M-maksud ayah"
"Kalau Ayah kasi tau Abel mau terima nak?" Tanya Edi, abella mengangguk sebagai jawaban.
"Sebenarnya Abel udah ayah nikahin sama gus Al waktu Abel masih tiga smp"
"N-nikah ayah"
"Iya nak" Abella lantas menatap ke Gus Al. Apakah benar Gus Al adalah suaminya.
"Saya suami mu ya zaujati"
Blush
Wajah abella memerah mendengar Gus Al memanggilnya dengan sebutan zaujati. Melihat pipi putrinya memerah, Edi pun menggoda sang putri.
"Cie cie abella suka sama Gus Al ya" goda Edi. Membuat seisi ruangan tertawa.
"Bundaaa"
"Mas jangan gitu, suka banget godain anak nya"
"Iya iya, nak Al Bawak sana Abelnya, atau ayah bawa Abel pulang ni" sebenarnya Edi begitu supaya Anelka nanti tak canggung bersama suaminya.
"Jangan yah, ayo zaujati kita ke kamar"
"I-iya gus" ucap nya sambil menunduk malu. Setelah tak melihat punggung kedua pasutri itu pun, keempat paruh baya itu pun kembali bercanda gurau.
Kembali dengan abella, jangan di tanya keadaan jantungnya dari tadi berdisco yang membuatnya gugup. Melihat Gus al mendekatinya membuat semakin gugup. Melihat istrinya gugup membuat terkekeh kecil. Gus Al pun menangkup wajah abella, menatap hazel coklat milik Abella.
"Kasian mata zaujati jadi merah begini" dia pun lantas mengecupi kedua mata Abella.
Cup
Cup
Kecupan di matanya membuat pipinya memanas dan memerah. Gus Al yang melihat pipi merona itupun menggigitnya.
"Sakit Gus"
"Afwan zaujati, mau bagaimana lagi, kamu terlalu cantik"
"Udah gus, jangan kayak gitu. Lama lama Abel bisa kena diabetes gara gara Gus yang kelewat manis"
"Masih manisan kamu zaujati"
.
.
.
.Author nya gak manis Gus?
Eka ngeri ya singa di jadiin anakSatu kata untuk aku
Satu kata untuk Gus Al
Satu kata untuk abella
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sang Gus
Random"Ayah serahkan anak ayah kepada mu nak jaga dia dan cinta dia." "in syaa Allah ayah" "Terimakasih nak" "tidak perlu berterimakasih ini sudah menjadi tugas Al."