2- Si Mantan

71 12 48
                                    

Aku tidak ingin terlalu panjang dalam berkata. Intinya, semoga kalian suka dengan kisah si blasteran Indonesia-Jepang ini :)

- SUGENG MAOS -

___°°___

Aku lupa berdoa sehingga mimpi buruk bersamanya berlangsung terlalu lama.

~ Emiko Mazaya Diandra ~

___°°___

"Kita berjumpa lagi, Baby. Apa kamu merindukanku selama ini?" tanya Ren tanpa menghilangkan senyuman di bibirnya.

Emiko langsung membuang muka. Sesak tiba-tiba memenuhi rongga dadanya. Mengapa laki-laki itu kembali muncul di saat dirinya mulai pulih?

Laki-laki berusia dua puluh lima tahun itu terkekeh pelan melihat keterkejutan di wajah perempuan yang berada di depannya. Dugaannya tidak melesat. Perempuan ini memang Emiko—sosok perempuan yang ia kenal tujuh tahun lalu.

Matanya pun memindai setiap inci penampilan seorang perempuan yang pernah menjalin asmara dengannya. Dalam penelusurannya, Ren mendapat suatu hal yang berhasil memancing daya tariknya. Dia dibuat takjub karena Emiko yang pernah dulu ia kenal tampak berbeda dengan Emiko yang berada di depannya.

"Sejak kapan kamu pakai hijab hmm?" tanya Ren disertai kekehan geli.

Tangan Emiko terkepal perlahan karena pertanyaan Ren seakan mengandung ejekan untuknya. Tersirat lolosan amarah di setiap embusan napas kala pemandangan menyebalkan itu tersuguh di depan mata. Emiko benci dengan suara itu, senyuman itu, tatapan itu, dan semua hal yang melekat dalam diri Ren. Laki-laki itu tak lebih dari seorang banci dan pecundang.

"Kenapa kamu diam, Baby? Aku tanya, lho." Tangan Ren hendak menyentuh dagu Emiko. Namun, pergerakan itu ditepis cepat oleh perempuan tersebut sebelum laki-laki itu melancarkan aksinya.

"Jangan sentuh gue, Sialan!" erang Emiko hingga membuat atensi beberapa pengunjung kafe teralih padanya. Mata monolid itu melebar karena menahan gejolak amarah.

Ren terperanjat mendapat perlakuan demikian dari Emiko. Ini adalah kali pertama perempuan itu berani melawannya terhitung sejak hubungan mereka terjalin tujuh tahun lalu. Hal ini justru memancing rasa penasaran dan ketertarikan Ren terhadap Emiko setelah sekian lama tak bersua.

"Waw!" Ren menopang dagu dengan tangan seraya memaku fokusnya pada Emiko. "Kamu, kok, jadi galak, sih, sekarang."

Emiko bangkit dari duduknya karena muak melihat wajah Ren yang lebih dekat saat ini. Dia menunjuk Ren penuh murka. "Nggak ada kata ramah buat cowok brengsek kayak lo," sarkasnya.

Dengkusan geli pun keluar. Dia merasa tertantang untuk bisa menyentuh Emiko kembali. Ren pun beranjak dari duduknya, lantas mematri langkah perlahan mendekati Emiko. Matanya kembali memindai sosok perempuan di depannya dari atas sampai bawah. Dia menggeleng pelan seraya terkekeh melihat gaya pakaian Emiko yang sekarang.

Perempuan itu mengenakan kemeja panjang yang dipadukan dengan celana jeans beserta kerudung hitam yang dililit ke belakang. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan cara berpakaiannya dulu yang sering mengenakan pakaian kekurangan bahan.

"Kenapa kamu sekarang pakai kayak gini, Baby? Aku ...," Ren maju satu langkah agar bisa lebih dekat dengan Emiko seraya berbisik sensual, "jadi tidak bisa melihat tubuh seksimu lagi, dong."

Manik Emiko membulat. Dia langsung mundur untuk membuat jarak dengan Ren seraya mengangkat rendah telunjuknya ke depan sebagai simbol peringatan. "Jaga mulut lo! Tubuh gue bukan tontonan yang bisa lo lihat seenaknya."

Zaymiko || Pindah ke Fizzo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang