- SUGENG MAOS -
____°°____
Sepertinya kau membutuhkan donasi akhlak karena miskin akan budi pekerti.
~ Emiko Mazaya Diandra ~
____°°____
Bibir merah muda itu bersenandung mengikuti alunan musik nge-beat yang diputar melalui audio mobil. Emiko melajukan kendaraan roda empat tersebut dengan kecepatan sedang—mengikuti petunjuk maps dalam ponsel. Rasanya tak sabar sampai di tempat tujuan untuk melihat sebuah lukisan yang sukses membuatnya jatuh hati. Sebuah karya seni favoritnya—lukisan bunga anyelir milik salah satu seniman yang pernah memberinya tawaran lewat Instagram.
Walaupun sempat salah arah, akhirnya kendaraan roda empat Emiko sampai di titik lokasi. Mata monolidnya memindai sebuah bangunan bergaya klasik, memastikan rumah tersebut merupakan tempat yang menjadi tujuannya. Kaki jenjang perempuan itu mematri langkah menuju pintu rumah yang terbuka lebar. Seolah-olah pintu itu dibuka khusus untuknya.
Binar di wajah Emiko terbit tatkala pemandangan mengagumkan tersuguh di depan mata. Banyak sekali lukisan yang terpajang di ruangan ini, terutama lukisan beraliran naturalisme. Kakinya melangkah cepat menghampiri sebuah lukisan pemandangan alam bak dalam negeri dongeng.
"Gilak cantik bener!" Emiko dibuat takjub dengan lukisan berbingkai yang berjajar rapi dalam ruangan ini.
Emiko merupakan perempuan pecinta seni, terutama seni lukisan walaupun dirinya tidak mahir menggoreskan warna di atas kanvas. Beberapa koleksi lukisan dengan nilai estetika tinggi terpajang di rumahnya. Tak heran jika Emiko terbuai dengan tawaran lukisan yang begitu memanjakan mata, tetapi dengan harga di bawah rata-rata.
Ketika sibuk menjelajahi keindahan lukisan di sekitar, atensi Emiko jatuh pada lukisan bunga anyelir yang didamba sejak minggu lalu. Rasa bahagia di hatinya membuncah karena dapat melihat karya seni tersebut secara langsung, bukan sekadar gambar lagi. Dia beringsut mendekat, meraba karya elok tersebut.
"Please, cantik banget." Kalimat pujian tak henti Emiko ucapkan sejak pertama kali melihat lukisan tersebut. "Nggak sia-sia gue ke sini buat jemput, nih, lukisan."
Senyum seorang laki-laki yang sedari tadi mengamati Emiko dari balik tembok tak bisa tertahan. Waktu yang ia tunggu sejak kemarin akhirnya tiba. Kaki beralaskan sepatu slip on itu menciptakan langkah pelan setelah berdiam dalam tempat persembunyiannya.
"Akhirnya kamu sampai juga, Baby." Suara bass yang tak asing itu membuat Emiko mengelih cepat.
Betapa terkejutnya perempuan itu tatkala mendapati seorang laki-laki yang tengah menyuguhkan segaris senyuman kepadanya. "Ren?" Emiko menyebut lirih nama tersebut.
Sosok laki-laki pembawa kenangan buruk dalam hidup Emiko itu mematri langkah pelan. Kedua tangannya ia rentangkan, seakan mempersembahkan hamparan karya dua dimensi pada perempuan yang pernah menjalin kasih dengannya. "Gimana lukisanku? Indah bukan?"
Ren mendengkus geli melihat air muka Emiko yang terlihat syok. "Kamu pasti nggak nyangka, kan, kalau semua lukisan ini aku yang buat? Termasuk lukisan bunga anyelir yang aku tawarkan padamu minggu lalu."
Emiko menggeleng. Dia ingin menarik semua kalimat pujian terhadap lukisan yang membuatnya jatuh hati saat mengetahui pelukisnya adalah Ren Alvarendra. Ada rasa takut yang merambati sehingga mendorongnya untuk lari sebelum hal yang tak diinginkan terjadi. Namun, usaha Emiko digagalkan oleh aksi Ren yang menutup pintu dengan remote control di tangannya. Emiko berusaha membuka dengan menarik gagang pintu, tetapi hasilnya nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaymiko || Pindah ke Fizzo
Romance~ SPIN OFF COVERS IN MY LIFE ~ --- Pindah ke Fizzo Novel dengan judul Dinikahi Sahabat Sang Mantan --- Menikah dengan laki-laki konyol bernama Zayyan Zachery tidak pernah terlintas di benak Emiko sebelumnya. Namun, Emiko tidak punya pilihan lain. Ha...