02

521 59 4
                                    

○ Happy Reading ○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading


"Bunda akan buat umur mu seribu tahun lamanya."

"Benarkah? Bunda tidak berbohong kan?" Anak kecil berusia 7 tahun yang sedang berbaring itu menatap binar sang bunda dengan senyuman. Mata berbinarnya tidak berpaling kemana pun. Hanya pada sang bunda yang balas tersenyum sembari menyuntikkan cairan ke dalam tubuhnya.

"Bunda tidak berbohong." Jarum suntiknya dia cabut lalu diciumnya kening putrinya itu.

"S-sakit." Gadis 7 tahun itu mulai meringis sakit karena efek suntikan dari sang bunda. "Bunda.. sakit.."

"Sakitnya cuman sebentar. Tahan ya, sayang." Tangannya mengelus surai hitam putrinya itu.

Gadis itu mengangguk pelan dengan air mata sudah jatuh dari matanya.

Perempuan itu kembali sibuk menyiapkan sesuatu untuk dia berikan pada putrinya yang terbaring menahan rasa sakit disana.

"Sekali lagi, kau pasti bisa karena kau hidup sampai seribu tahun. Mati sekarang pun, kau akan tetap hidup." Gumam perempuan berhelem pada dirinya sendiri di atas motornya.

"Shani!"

Shani tersenyum saat seorang lelaki yang mengisi cerita indah di hidupnya datang menghampirinya saat dia sudah berada di luar menunggu lelaki tersebut. Senyumnya semakin mengembang saat sosok laki-laki itu sudah berada di hadapannya.

"Atas nama Shani." Gilang, lelaki tinggi yang memiliki lesung pipi seperti Shani menyodorkan tas kotak makan ke hadapan perempuannya itu.

"Dari siapa?" Balas Shani mengikuti Gilang.

"Dari Gilang Arkula pacar Shani Leandra Dwiangga." Ucap Gilang pasti dengan senyuman yang bertambah lebar karena wajah Shani yang bersemu merah.

"Kenapa tidak pacar saya yang mengantar? Dia kemana, Pak?"

"Pak?! Saya masih muda, bu."

"Bu?! Saya masih muda, pak."

Keduanya tertawa bersamaan sembari tubuh satu sama lain bertemu memberi rasa hangat di malam ini.

"Kak, mau tidak jadi pacar saya?" bisik Gilang.

"Jadi selingkuhan saya, kau mau tidak?"

"Dengan senang hati saya mau."

"Tapi pacar saya seram. Kau mau dipukul kalau kita ketahuan?"

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang