Sama seperti Shani, pagi ini empat orang perempuan duduk di bangku taman kota. Mereka tidak mengeluarkan suara apapun dan hanya diam menatap orang-orang disana sepanjang merek duduk disana.
"Siapa yang kentut?" Tanya Jinan tiba-tiba saat menghirup aroma tidak sedap.
Dia yang duduk dipaling pinggir kiri menatap tiga orang disampingnya bergantian. Gracia dan Anin yang duduk sebelah kanan menatap ke arah kiri.
Ketiga orang itu langsung tahu siapa pelaku yang membuang gas yang tidak enak dihirup itu.
Sang pelaku hanya bisa menampilkan senyum malunya.
Tut~
"Zee, mending jauh-jauh sana." Usir Jinan yang mendengar dengan jelas suara kentut Zee.
Gracia dan Anin beranjak dari duduknya dengan kekehan melihat kelakuan Zee yang kentut.
"Kentut yang ini tidak bau, kak Nan. Karena kentutnya bunyi." Ujar Zee polos.
Tuuuuut~
"He he he." Tanda damai Zee angkat untuk Jinan saat suara kentutnya yang bunyinya lebih panjang berbunyi.
Jinan dengan cepat berdiri dari duduknya dengan tangan menutup hidungnya rapat. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan remaja dibawahnya itu.
"Kakak kentut, ya." Ucap anak kecil pada Zee yang lewat dari tempat mereka duduk dan tak sengaja mendengar suara buang gasnya Zee.
Dua orang yang tadinya terkekeh sudah tertawa puas hingga mereka terduduk ditempatnya. Sangat lucu melihat wajah Zee yang polos dan tegang karena ketahuan anak kecil.
"Iya, dek. Dia kentut, bau lagi kentutnya." Bukannya membantu, Jinan malah membuat Zee tambah malu.
Zee membuang muka ke arah lain dengan tangannya ikut menutupi wajahnya. Dia sangat malu telah dipergoki kentut.
"Tidak apa, kak. Kakak tidak perlu malu karena-"
-Tuuuut~
"Kita sama, kak. Hihihi.."
"Dia adik mu, ya, Zee? Kelakukan kalian mirip." Ungkap Jinan yang melihat kelakuan keduanya. Dia juga tidak habis pikir dengan anak lelaki itu yang dengan pedenya membuang gas didepan mereka.
"Kayaknya mereka memang keluarga, Nan." Sahut Gracia yang masih tertawa.
"Bukan kayaknya. Memang adik kakak mereka."
"Kentut itu sehat." Entah darimana datangnya kepercayaan diri Zee yang tadi malu dan sekarang sudah mengatakan hal itu.
"Memang kentut itu sehat. Tapi lihat tempat, ikan lele!!" Emosi Jinan.
"Dino! Aku itu Dino, kak Jinan."
"Kau itu lele. Dino terlalu bagus buat nama mu."
Zee memicingkan matanya sebentar pada Jinan, lalu beralih pada anak kecil yang sudah berada disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
FanfictionMereka kakak adik, tapi salah satu dari mereka seolah dipaksa tinggal bersama orang asing. "Berhentilah memanggil ku kakak karena aku bukan kakak mu!" Gre & Shani