Dia abadi

93 10 0
                                    

...........

  Pada kenyataan nya,kita adalah jiwa yang tidak di ijinkan

_____________________________

Deru kendaraan berlalu lalang yang memekikkan gendang telinga, tak membuat sepasang manusia yang berdiri menatap lurus pada jalanan beranjak sedikit pun.

Ditengah kebisingan, mereka tidak butuh saling berteriak untuk didengar. Entah kemana arah pembicaraan hari ini.

Dan entah apa maksud Tuhan mempertemukan kiana lagi dengan orang yang paling tak ingin ditemuinya.

"Hal gak penting apa yang buat aku harus liat muka kamu lagi dim"

Mendengar nya, Dimas sedikit memperbaiki posisinya yang tadinya menghadap jalan kini menatap langsung netra kiana. Penuh arti.

"Dunia jahat ya na"

"Kamu yang jadi antagonis aja bilang dunia jahat, apalagi aku orang yang paling dirugikan disini" kiana tertawa hambar

"Iya, itu yang aku maksud. Dunia jahat nya sama kamu, maaf karna udah jadi antagonis dalam cerita kamu. Andai kamu tau sisi sakit nya jadi aku naa, mungkin kamu gaakan pernah menghakimi kesalahan ku"

"Dim, hari ini biarin aku yang ngomong ya. Banyak yang mau di bicarain"

"Kamu selalu punya kesempatan"

"Dim, andai aku bisa egois mungkin aku gak harus se terpuruk ini. Tapi, aku selalu kalah sama ego aku sendiri.
Aku butuh kamu, tapi mereka jauh lebih butuh"

"Kenapa kamu ga tanya apa yang aku butuhin na? "

"Aku tau, kamu butuh salsa. Aku bukan apa apa buat dibutuhkan"

"Kenapa kamu ngomong gitu ? "

"Karna itu kenyataan nya" Kiana segera memotong ucapan Dimas sebelum melanjutkan

"Aku harus pergi Dim, ngomong sama kamu buang buang waktu dan energi aku"

"Tapi na,ada hal penting.... " belum sempat menyelesaikan ucapannya Dimas harus menelan kenyataan bahwa kiana telah beranjak sampai punggung nya semakin mengecil di ujung mata dimas.

jauh sebelum dimas memberi tahu kiana mengenai betapa jahatnya dunia,kiana sudah sangat mengerti mengingat begitu banyak hal yang harus hilang dan diambil secara paksa.

pertemuan dengan dimas nyatanya hanya menambah garam pada lukanya,luka yang masih belum menemukan titik terang.Bahkan memikirkan bagaimana besok semuanya terlewati masih menjadi sesuatu yang berat.

Untuk setiap langkah berat yang di jejaki, kiana pun sesungguhnya tak sekuat yang terlihat dihadapkan Dimas.

Dengan segenap ikhlasnya menapaki jalan dengan puluhan orang dan kebisingannya. Kiana berjalan diantara kesunyian batinnya.

Terkadang, semuanya terasa mudah dilepaskan. Namun kenyataannya semakin berusaha lukanya semakin dirobek habis habisan.

Jikapun benar Dimas tidak punya perasaan apa apa pada salsa saat ini, lambat laun semuanya akan tumbuh. Tidak ada alasan baginya untuk tidak mencintai perempuan yang sudah memberikan semua untuknya.

Senja Dan warnamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang