Senja di kaki langit

192 11 2
                                    

Aku ingin terbang, tapi sayapku tak sempurna







_____________________
Kalau boleh besok aku ingin dicintai.tapi apa boleh Tuhan?

Sebab, setiap peluk hangat dalam dekap yang erat itu tidak pernah kumiliki seutuhnya.

Aku jadi bertanya tanya, di angka mana episode bahagia itu datang

Apakah besok atau lusa? Atau apakah sudah kulewatkan?

Aku lupa, aku tidak mengenalnya.

______________________

"MARI MAKAN SEMUANYA"
masih pagi pagi sekali rumah telah di bisingkan oleh teriakan Gavi dari meja makan.

Dengan tergesa aku berlari kecil dari kamar, aku sempat mengira Gavi terjatuh atau mungkin tangannya terbakar ketika memasak ternyata dia ini memang sangat heboh

Hari ini aku akan pergi ke pantai bersama Gavi, katanya dia ingin jalan jalan untuk mengantongi senja. Entah bagaimana caranya, aku hanya meng iyakan agar tidak memperpanjang permasalahan.

"Buk,nana mau keluar hari ini boleh? "
Kubuka pembicaraan ditengah tengah meja makan yang sunyi. Sejak tadi hanya dentingan sendok yang terdengar

Kulihat ibuk meletakkan sendok dan garpu di tangannya pada piring, kemudian menatap aku.

"Sayang, jangan dulu ya. Ibuk tau kamu lagi sedih tapi jangan sampai Seterpuruk itu"

"Buk, nana bukan mau pergi buat galau galauan. Tapi mau nemenin anak kesayangan ibuk, katanya mau ngantongin senja"

Mendengarnya pandangan ibuk beralih pada Gavi, sembari tersenyum hangat.

"Jangan sore sore pulangnya yaa"

Kulihat senyuman merekah diwajah Gavi,anak ini selalu saja memiliki hal hal random dalam kepalanya.

Terkadang, aku juga ingin setabah Gavi. Kuat, tidak cengeng.
Tapi, aku gagal.

"Mba belum mau pulang kan? " Kualihkan pandanganku pada mba nia yang sejak tadi diam saja.

"Mba ambil cuti satu bulan, bulan depan mba baru balik kerja "
Mba nia tersenyum hangat kemudian melanjutkan makan

Setelahnya hanya suara dentingan sendok yang kudengar, semuanya sibuk menikmati makanan dan pikirannya masing masing.

__________________________

Author pov:

Hari ini dipantai cukup ramai, banyak pasangan yang sedang sibuk memotret moment mereka,dengan latar laut yang tak bertepi pandang. Tak jarang kiana menemui beberapa keluarga yang juga ikut berlibur disini.

"Yaallah Gav, masih siang loh ini. Mau ngantongin senja apa coba"kiana menengadah, melihat matahari tepat diatas kepala mereka.

Dengan tampang tanpa rasa bersalah Gavi meraih jemari kiana kemudian menautkan nya
" kecepatan ya datang nya? Yaudah kita tunggu sore"

Kiana cukup terkejut dengan situasi ini, sebelum akhirnya dia biarkan begitu saja. Toh ini cukup nyaman.

Setelah hampir enam jam menunggu dan berjalan tampa tujuan, akhirnya langit mulai menguning. Segurat senyum merekah muncul di surai nya.

Gavi Alendra.Dengan segala kesempurnaan tampa cacat celah,namun nyatanya tubuhnya menyimpan sakit yang teramat.

Puas mengagumi Gavi, kiana yang tadinya kesal karna menunggu lama, malah ikut senang dan terpana pada apa yang dia lihat.

Senja Dan warnamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang