Maaf, untuk semuanya dim
Maaf telah hadir dalam hidupmu kemudian berlari ketika kamu melakukan kesalahan."___________________"
Konon katanya, bahagia bisa datang dari mana saja, dari orang atau bahkan tempat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Begitu juga dengan rasa sakit, selalu saja datang dari dia yang dijadikan tumpuan.
Siapa yang layak untuk disalahkan dari semuanya? Aku. Sebab, siapa yang paling banyak menaruh harapan, maka dialah yang akhirnya harus menelan pedihnya kenyataan.
Sembuh atau tidaknya, siapa yang bisa memutuskan?
Aku sudah berkelana dari pintu ke pintu
Aku telah meminum semua obat satu persatu
Aku mengetuk setiap harap dimata ibu
Namun akhirnya rintik dari rinai hujan yang mencumbu bumi, berbisik bisik sembari menelisik sunyi.
Dinginnya menembus ke tulang belulang ku, tak adalagi hangat yang kukenali disini.
Tau apa yang disampaikan hujan padaku hari itu?
"Aku membawa segenap ikhlas dari sang maha Kuasa, sebab dia mencintaimu"
__________________
Dari banyak nya hari hari menyakitkan yang dititipkan tuhan, hari ini rasanya Kiana ingin kembali tidur saja.berat sekali rasanya melewati semuanya ini.
Sudah 1 bulan sejak terakhir kali berhubungan dengan Dimas, selama itu pula Kiana habiskan dengan mengurung diri sembari menatap langit langit kamar.
Itu juga yang membuat ibuk berkali kali menangis melihat keadaan putrinya yang sejak malam itu bahkan tak mengeluarkan sepatah katapun.
Setiap ditanyai hanya gelengan kecil yang ia dapati dari kiana.
Namun pagi ini, ibuk melihat kiana duduk diruang tamu. Pertama kali setelah satu bulan ini kiana habiskan dengan kesedihannya.
Ibuk melihatnya, duduk memeluk lutut dengan mata sembab menatap pada ikan ikan dalam aquarium disudut ruangan.
"Sayang, kamu mau jalan jalan keluar? " kiana merasakan tangan hangat menyentuh bahunya, masih enggan menjawab Kiana hanya menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan.
Sedetik kemudian ibuk berlalu, meninggalkan Kiana sendirian diruangan yang sejak beberapa jam terakhir ia tempati.
______________________Kiana menangis? Iya. Menangis sembari memeluk erat lututnya, lelah sekali.
Pagi tadi, Dimas menghubunginya lagi. Dengan tanpa tau dirinya, mengaku hanya mencintai Kiana. Namun mengabari pernikahannya dengan perempuan lain.
Apa boleh Kiana menjadi orang yang egois, membiarkan seorang anak harus kehilangan ayahnya demi kebahagiaan Kiana. Namun, apakah harus mengorbankan kebahagiaan nya untuk melihat kebahagiaan lain.
Terlepas dari semua rasa sakitnya, rasa kecewa terhadap Dimas jauh diatas segalanya. Tidak sudi rasanya jika harus menerima dia kembali,laki laki yang tidak menghargai perasaan.
"Yatuhan,kenapa harus Dimas" berbisik meratapi takdir Tuhan yang menunjukkan sisi terburuk dari orang yang dulunya paling ia cintai.
Sosok sempurna dengan senyuman termanis didunia ini, yang selalu memiliki ribuan kata kata lembut nan penuh cinta. Tanpa cacat celah sedikitpun, dia sempurna.
Nyatanya, setiap manusia memiliki keburukkan. Dan dimas telah menampakkan sisi terburuknya.
Masih saja dengan ke bimbangan nya, Kiana bangkit dari duduknya. Menyusuri ruangan mencari keberadaan ibuk.
Ternyata perempuan dengan segala ketulusannya itu sedang duduk merenung dimeja makan. Sendirian, Sembari sesekali mengusap air matanya.
Melihat itu betapa teriris nya hati Kiana, rasa bersalah mulai memenuhi hatinya.
"Ibuk, kenapa"
"Ibuk gak papa sayang, kamu udah mendingan? "
"Buk, Kiana mau keluar sebentar boleh? "
Menyerengitkan keningnya, ibuk berjalan kearah Kiana
"Mau kemana, kamu abis ngurung diri tiba tiba mau keluar. Kenapa""Buk, Kiana mau ke acara nikahan temen buk"
"Siapa yang nikah, pergi sama siapa kesananya. Gamau dianterin Gavi?"
"Kiana bisa sendiri buk, Kiana bakal pulang kok"
"Yaudah, kamu siap siap dulu sana"
"Iyaa buk"mengangkat sedikit lengkungan dibibirnya, dengan terpaksa.
" ndak usah senyum, gak ikhlas itu ibuk tau"
"Buk Kiana mau peluk" sedetik kemudian tangan ibuk menariknya kedalam pelukan paling hangat didunia. Merasakan punggung nya ditepuk dengan halus, Kiana segera menarik kembali tubuhnya dan berlalu menginggalkan ibuk. Sulit sekali menahan tangisan supaya tidak pecah didepan ibuk.
Melangkahkan kakinya pada ruang yang sebulan kebelakangan ini menjadi tempat yang paling aman dihidupnya. Kamar tidur dengan nuansa putih dan biru terang, namun lampunya dipilih dimatikan saja sebab kiana lebih mencintai kegelapan.
Kiana duduk didepan cermin sembari menatap lurus pada pantulan dirinya, kemudian berpikir. Andai dia memberikan segalanya untuk Dimas pasti dia tidak akan ditinggalkan, setelahnya dia mengutuk pikiran menjijikkan itu. Sebelum kemudian menangis lagi untuk yang kesekian kalinya.
Hari ini, adalah akhir dari segala perjalanannya bersama Dimas. Setelah tiga tahun lamanya mereka habiskan tanpa kesalahan. Hari ini harus dikubur habis bersama semua perasaan.
Dahulunya, Dimas adalah tempat pulang,setiap saat sakit itu datang dalam kehidupan kiana.
Dimas juga yang selalu menemani kiana mengobati sakitnya beberapa tahun lalu, sampai akhirnya bisa tersenyum dan berlari tanpa takut kesulitan bernafas.Hari ini, secara tidak langsung Dimas menujukan bahwasanya dia tidaklah sesempurna itu. Hari ini, tuhan juga menunjukkan bahwa yang bukan milik kita selamanya akan menjadi sesuatu yang mustahil. Benar saja, sekarang Dimas menemukan jalan nya untuk hilang.
..............
Terkadang, takdir memang lucu ya. Impian konyol kita malah kau hujutkan dengan perempuan lain.
Lantas, kenapa harus menyertakan aku didalamnya. Kenapa harus membawa aku menyaksikan kemenanganmu dalam istana gula, sedangkan aku dihadiahi ribuan pasang mata yang memandangi aku, sebagian iba dan sebagian hina.
Dim, menulis semua ini aku perlu perjuangan yang cukup besar. Aku harus berkali-kali mengulik memori hari itu, agar semuanya abadi.
Sebab, tak ada sakit yang bisa dilupakan walaupun kamu tau penawarnya.
Aku berdoa dalam setiap langkahmu, semoga kamu tidak perlu merasakan sakitnya di curangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dan warnamu
De TodoAku memelukmu erat sekali,namun yang aku dapati hanyalah dekap tanpa hangat. Harum tubuhmu petang itu tercampur dengan aroma gadis lain, mungkin harus membelah isi kepalaku untuk menghapus ingatannya. lihat, semuanya sudah kukemasi hanya tinggal ik...