28

99 5 0
                                    


Masih della pov

♡happy reading♡

Setelah mendengar ucapan bu suci dengan nada tegas membuat nyaliku seketika menciut, kata-kata sanggahan yang sebelumnya sudah ku siapkan seolah menghilang pergi entah kemana, dan karena itu aku pasrah dan hanya mengangguk mengiyakan

"Apa sih masalah kamu sama willia?! Kenapa kamu sampe tega nyulik dia bahkan bikin dia masuk rumah sakit lagi" kali ini bukan bu suci yang berbicara namun bu farah

Ku rasa kesabarannya sudah habis dalam menanganiku

"Saya benci bu sama willia, dendam saya sama dia" jawabku santai, rasa takut yang menghinggap di tubuhku ku paksa untuk pergi

"Kenapa?" Tanya bu farah, suaranya mulai menghalus

"Saya gasuka sama dia, dia udah ngerabut pacar saya bu, pokoknya saya benci sama dia" ucapku

"Tapi alasan itu ga masuk akal, dan kamu tau kan konsekuensi apa yang kamu dapat dari kelakuan kamu itu?" Tanya bu farah

"Palingan skors doang bu" jawabku menyepelekan

"Kamu ini.. suka sekali ya menyepelekan hukuman, bu gimana? Kita kasih hukuman apa ke mereka?" Tanya bu suci

"Kita tunggu kepala sekolah saja bu, sudah ingin sampai di sini" jawab bu farah

'Kepsek sampe ke sini anjir, gue takut.. kalo misalnya kemunkinan terburuk yang gue pikirin kejadian bisa-bisa ibu marah banget ke gue' batinku

Sumpah, dari semua hal yang ada di bumi, selain tuhan aku paling takut dengan ibu ku, ia suka sekali menyakitiku jika aku berbuat kesalahan walaupun itu kesalahan kecil

"Orang tua kalian akan saya panggil sekarang!" Ucap bu suci, mengambil hp miliknya lalu mulai menelpon orang tua kami masing-masing

"Bu! Bu saya mohon, jangan panggil ibu saya me sini bu" mohonku pada ibu suci, berharap dia mengabulkan keinginanku yang satu ini

"Ga della, kamu saya kasihani malah ngelunjak ya! Tau gitu dari dulu aja saya telfon ibu kamu" ucap bu suci yang sudah kepalang marah

Tak lama kemudian kepala sekolah datang, dan tanpa basa basi bu farah langsung menanyakan hukuman apa yang pantas kami bertiga dapatkan

"Siapa dalangnya?" Tanya kepala sekolah

"Dia pak" bu suci berkata sambil menunjuk mukaku

Kepala sekolah mengangguk lalu memikirkan sesuatu

"Nak della, sebelumnya kamu sudah sering melakukan tindak pembullyan namun kami pihak sekolah masih memakluminya karena kami berharap kamu bisa merubah kepribadianmu itu, namun sepertinya keputusan pihak sekolah salah mengenai kamu yang dapat berubah" kepala sekolah menjeda sejenak ucapannya lalu melanjutkan kembali "saya rasa semua guru sudah capek melihat tingkahmu itu, dan saya memutuskan untuk men-skors mela juga hera selama dua minggu, sedangkan kamu della, saja juga guru-guru sudah mengadakan rapat tadi page sebwlum upacara berlangsung dan kami sepakat untuk mengeluarkanmu dari sekolah" jelas kepala sekolah

Air mata sudah menggenang di pelupuk mataku, bersiap meluncur kapan saja, baru saja ingin meluncurkan banding pintu bk di ketuk beberapa kali, sepeetinya orang tuaku dan orang tua si kembar sudah tiba

"Silahkan masuk" ucap bu suci mempersilahkan

Tak lama muncul lah ibu ku- juga ibu dari si kembar

"Ada apa ya bu? Kok saya di panggil ke sini" tanya ibu si kembar, aku biasa memanggilnya tante rin sedangkan ibu ku di belakangnya hanya mengangguj setuju mengenai pertanyaan tante rin barusan

"Anak ibu akan kami skors selama dua minggu, sedangkan della, kami semua sudah setuju untuk mengeluarkannya dari sekolah" jawab bu farah

"Loh? Ada apa ini pak? Kenapa seperti itu?" Tanya ibu dengan raut muka bingung juga marah

"Kami akan menjelaskannya bu, bla bla bla bla bla.." bu suci menjelaskan semuanya dengan sabar

Ibu yang mendengar cerita itu merasa tak terima "loh bu, pak, kenapa hanya anak saya saja yang di keluarkan kenapa si kembar hanya di skors?" Tanya ibu bingung sedangkan tante rin hanya bisa mengucap syukur anaknya tidak di skors

"Bu, kami para guru-guru sudah mempertimbangkan semuanya, dari mulai kenakalan della di kelas 10 singga saat ini, dan menurut kami kenakalam della sudah tidak bisa di toleransi lagi, kami takut korbannya bukan hanya willia saja namun murid-murid lain juga" jelas kepala sekolah

Ibu yang sudah kepalang kesal dan marah hanya meng-iyakan saja ucapan kepala sekolah, dan setelah semuanya selesai buru-buru menarikku keluar, memintaku untuk cepat mengambil tas lalu setelahnya menyeretku menuju mobil kami, untung saja sekarang jam lelajaran jadi tak ada murid yang melihat, aku hanya bisa berdoa saja agar nyawaku masih hidup hingga besok dan seterusnya

Della pov, end..

Bersambung..

—--♤--—

Cuy pas banget di 700 kata chapter ini selesai, udah tau kan sekarang kronologinya

Jujur kasihan sih sama della, ibunya suka make kekerasan buat menghukum della, semoga kuat ya, makanya jangan bandel biar ga di siksa wkwk, eh astaghfirullah maafkan ketikan author cerita ini ya allah

Bercanda bercanda, sehat selalu ya del, peranmu munkin saja sudah berakhir sampai di sini 'munkin' saja ya kawan 'munkin'

Jangan lupa komen dan vote☆

JOD-OH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang