Jayden menghampiri Glencia dan Jessica yang sedang duduk di sofa sambil menonton film di TV.
"Sudah malam apa gak ada yang tidur?" Jayden duduk di samping Jessica.
"Bentar lagi, lagi seru,"tatapan Jessica masih tertuju pada layar TV yang menayangkan film horor.
Jayden terpaksa harus menunggu mereka sampai selesai nonton film. Ia menjadi tempat bersembunyi Jessica jika tiba-tiba saja hantu muncul dan membuat Jessica berteriak-teriak kencang di telinga Jayden. Sementara itu, Glencia sudah mulai bosan di tengah-tengah film, ia mulai mengantuk dan tertidur pulas di sofa.
Setelah film selesai Jessica bisa bernafas dengan lega tanpa harus menutupi wajahnya dengan bantal yang ia bawa sejak awal mulai film.
"Kak, dia tidur Kak," Jessica menggoyangkan lengan Jayden dengan suara berbisik.
"Yaudah di bangunin aja," tangan Jayden meraih lengan Glencia berniat untuk membangunkan Glencia tetapi tiba-tiba saja Jessica memukul tangannya.
"Jangan, Kak! Di gendong aja." Jessica memainkan alisnya naik turun.
"Dia berat." Jayden memalingkan wajahnya menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Keliatannya gak deh, badannya Kak Glen tuh proposional kayak model jadi yang ringan. Udah gak usah banyak alasan, Kak, cepet gendong." Jessica mendorong sedikit tubuh Jayden.
Jayden terpaksa menuruti kemauan Jessica dan benar yang di katakan oleh Jessica, badan Glencia ringan. Jayden membawa tubuh Glencia ke kamarnya, malam ini mereka akan sekamar. Jayden membaringkan tubuh Glencia dengan hati-hati di ranjangnya. Ia menatap wajah Glencia lamat-lamat dan menyingkirkan rambut-rambut kecil yang ada di wajah Glencia. Jayden tersenyum singkat saat menatap wajah Glencia yang sangat cantik dan tenang saat tidur.
"Selamat tidur dan semoga mimpi indah." Jayden berbisik di telinga Glencia.
Dia pun berbaring di sebelah Glencia setelah ia sudah mengganti bajunya dengan baju tidur. Ia harus menjaga batasannya agar Glencia tak salah paham dengannya.
Tiga jam berlalu tapi Jayden tak kunjung menutup matanya, ia terjaga dari tidurnya karena takut jika Glencia salah paham dengannya. Tiba-tiba tangan Glencia memeluk tubuh Jayden membuat jarak antara mereka menjadi semakin dekat bahkan wajah Glencia dan wajahnya hanya berjarak beberapa senti saja bahkan jika Jayden maju sedikit saja mungkin ia bisa mengecup bibir Glencia.
"JANGAN KEJAR GUA ANJIR, DASAR SETAN SIALAN LU, BANGSAT LU, BABI!!" Glencia tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran.
Glencia berteriak histeris melihat sosok Jayden sudah ada di depannya dalam keadaan memeluk tubuhnya."Lu ngapain? Lu macem-macem sama gua, ya? Lu apain gua?" Glencia melihat ke dalam baju sesaat memastikan semuanya masih aman lalu ia menarik selimut sampai ke atas dadanya.
"T-tunggu, ini gak seperti yang kamu pikirkan." Jayden berusaha membela dirinya.
"Terus kek gimana? Udah jelas kok." Glencia mulai menangis.
"Eh, sssttt, jangan nangis aku bener-bener gak ngapa-ngapain kamu, tadi malah kamu yang meluk aku terus mengigau gak jelas." Jayden masih berusaha untuk membela dirinya.
"Gak, lu cari kesempatan pasti." Glencia terus menangis.
"Hey, diem dulu. Kemarin aku sudah bilang kalau kita bakal sekamar dan aku bakal jaga batasannya." Jayden mulai merasa frustasi.
"Gak percaya gua." Glencia memalingkan wajahnya.
"Kalau aku bener ngelakuin itu ke kamu mungkin sekarang baju kamu gak akan rapi masih kamu pakai," ucapan Jayden berhasil membuat wajah Glencia memerah seperti kepiting rebus karena menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE
RomanceGlencia Agnesca tak pernah membayangkan kehidupannya akan seburuk ini saat ia dewasa. Kehidupan seolah menghukumnya atas dosa yang tidak pernah ia buat, ia harus hidup di dunia yang gelap yang membuatnya terus di hina karena takdirnya. Tak ada yang...