BAB V. TAPI BUKAN AKU

668 57 22
                                    


“Re buruan” terdengar suara Alea dari seberang.

“Bentar dikit lagi kelar” Jawab Rea.

“Gue kelaperan” sahutnya lagi.

“Makan dulu aja, gue nyusul. Ntar lo mati kalo ga makan” Rea tertawa kemudian menutup telponnya.

Rea berjalan menuju kantin. Sudah seminggu ini Rea menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswi fakultas psikologi. Masih terlihat menyenangkan karena belum ada tugas yang menumpuk sebagai mahasiswi baru.

Rea segera menghampiri Alea yang sedang makan di kantin.

“Lama banget sih lo” ucap Alea sambil mengunyah makanannya. “Nyaris mati kelaperan gue nungguin lo” tambahnya lagi.

“Ya sorry, gue lagi nyatet dikit doang” Rea sambil meraih makanannya yang sudah dipesan terlebih dahulu oleh Alea.

“Bisa kali dilanjutin kelar makan. Lo ga gemeter telat makan gitu?” tanya Alea dengan mulut yang penuh makanan.

“Berisik lo. Makan yang bener” Sahut Rea tertawa.

.....

Rea menuju perpustakaan kampusnya mengisi jam kosong karena ada dosen yang berhalangan hadir. Rea memang suka membaca terlebih yang berhubungan dengan jurusan kuliahnya saat ini. Selain membaca buku psikologi, Rea juga suka membaca novel romance.

Dering handphone Rea berbunyi. Sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal. Rea membelalakkan matanya, antara percaya atau tidak. Dia baru saja menerima pesan dari Samudra. Rea ingat Samudra pernah meminta nomor handphonenya, namun setelah itu Samudra tidak pernah menghubunginya. Bahkan berpapasan di kampus juga sangat jarang karena mereka beda fakultas. Dengan kondisi kampus yang sangat luas ini memang sulit menemukan orang yang kita kenal, kecuali janji bertemu di suatu tempat dalam kampus ini.

Chat Samudra ke Rea :

Dirga melihat Rea yang sedang fokus membaca bukunya dari depan pintu perpustakaan mencoba menghampiri Rea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dirga melihat Rea yang sedang fokus membaca bukunya dari depan pintu perpustakaan mencoba menghampiri Rea.

“Sstttt Reaaa !” terdengar suara laki-laki sedikit berbisik memanggil Rea. Di perpustakaan memang agak sensitif, tepatnya tidak boleh ada yang bersuara.

“Kak Dirga ?” Rea kaget tiba-tiba bertemu Dirga di perpustakaan.

“Ngapain?” tanya Dirga dengan suara pelan.

Rea tidak menjawab tapi menunjukkan buku yang sedang dia baca. Dirga pasti paham apa yang dia maksud. 30 menit duduk bersebelahan tanpa berbicara dan fokus membaca buku masing-masing. Akhirnya mereka keluar dari perpustakaan.

“Udah makan?” tanya Dirga membuka obrolan.

“Kenapa kak ? mau ngajakin makan?” tanya Rea sambil tersenyum.

“Ayok” ajak Dirga tanpa ragu.

“Enggak kak, canda doang” Rea panik.

“Gue serius. Ayok” ajak Dirga.

My Senior My Crush | Fiksi PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang