BAB XIV. CEMBURU

47 5 0
                                    


Samudra baru saja keluar ruangan dosen setelah bimbingan pengajuan judul tugas akhir.

Dia menghela nafas kasar, terlihat raut wajahnya yang sangat tegang.

Dirga melihat dari kejauhan raut wajah sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja, menghampiri Samudra yang masih bersandar di tiang koridor kampus.

Dirga menepuk pelan pundak Samudra "Woy ! Kenapa lo ? Muka lo kayak ngajakin orang berantem"

Samudra menoleh dengan malas "Biasa lah, kayak gak tau aja lo"

"Judul skripsi gak ACC ?" tanya Dirga penasaran.

"ACC lah" kata Samudra sambil menyibak rambutnya.

Dirga terlihat mencari sesuatu yang salah dari raut tegang sahabatnya itu "Terus ? Muka lo kayak gak seneng gitu kenapa ?"

"Gue pasti bakalan sibuk magang, jadi bakal jarang berduaan sama Rea" sahut Samudra terlihat frustasi.

Dirga mengerjapkan matanya tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya "Sebentar .." dia membenarkan posisi tubuh Samudra "Gak salah denger gue ?"

"Apanya yang salah ?" raut wajah Samudra terlihat kesal.

Dirga menahan ketawanya dan menutup mulutnya "Sam, lo magang gak 24 jam juga" Dirga sambil melihat-lihat sekitar "pulang magang kan lo bisa nyamperin si Rea ke kampus, terus pulangnya lo ajakin dia ketemu atau jalan ke mana"

Samudra nampak berpikir keras "Bener juga sih" Samudra seperti menemukan ide cemerlang berkat Dirga, nampak senyum tipis di ujung bibirnya.

Dirga menggelengkan kepalanya "Sam, sam, gitu doang udah kayak mau runtuh dunia lo" tidak bisa lagi menahan diri, Dirga nampak puas menertawakan kebucinan Samudra.

Samudra memukul bahu Dirga "Ketawa lagi lo"

Dirga berusaha menghindar tapi pukulan telak Samudra mendarat di bahunya "Sialan lo, Sam !" Dirga meringis sambil memegang bahunya. "Udah dikasih ide bukannya terima kasih" kata Dirga mendengus masih mengusap bahunya.

"Terima kasih Dirga yang baik hati" sahut Samudra sambil mencubit kedua pipi Dirga dengan nada yang meledek.

Samudra mencoba menghubungi Rea namun tidak ada jawaban. Bahkan dirinya sudah mengirimkan pesan beberapa kali juga belum ada jawaban dari Rea

Samudra semakin gusar.

"Rea ke mana sih ?" tanyanya dalam hati. "chat gak dibalas, telepon gak diangkat" batinnya sambil menatap layar ponselnya.

Samudra memutuskan menghampiri Rea ke fakultasnya, namun tidak juga mendapati Rea di sana. Tidak lama ponsel Samudra berdering.

Dengan sigap Samudra menjawab panggilan telepon itu.

"Kamu di mana, Rea ?" suara Samudra terdengar khawatir.

"Sam, maaf aku baru lihat ponsel" suara Rea terdengar menyesal. "Aku lagi ngerjain tugas kelompok di cafe"

"Sama siapa aja ? aku samperin"

"Sama teman-teman satu kelompok" sahut Rea. "Kamu yakin mau ke sini ?" tanyanya lagi pada Samudra.

"Share location sekarang, Re"

"Baiklah, sebentar aku chat" kata Rea mengakhiri panggilan teleponnya.

Samudra menutup panggilan teleponnya dan menghela nafas kasar.

Tidak lama ponsel Samudra berdering notifikasi pesan masuk. Rea baru saja mengirimkan alamat cafe tempatnya mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya.

My Senior My Crush | Fiksi PenggemarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang