Cray

59 7 6
                                    

Apa peranku?

.

.

.

.

"Apa kau mau kopi?"

Halilintar menoleh kepada Aria yang menawarkan kopi kaleng padanya,matanya melirik tangan kiri Aria yang sedang memegang susu kotaknya.

"Tidak perlu,"jawabnya sambil kembali memainkan MLnya.

Blaze menatap kesal Halilintar,"buat aku aja,Ri!"tangannya hendak mengambil kopi kaleng itu dari tangan Aria,namun Halilintar segera menyambarnya.

"Hn,terima kasih..,"

"Heh,katanya tadi ngak mau?!"ujar Blaze kesal sampai melupakan MLnya.

Halilintar mendengus,"kau menghalangiku,"Halilintar pun menyerang karakter Blaze,padahal mereka di kubu yang sama.

"Aarrggt!!apa yang kakak lakukan!!"

Aria memakan rotinya dengan santai,sibuk memperhatikan blaze yang terlihat sangat bersemangat dengan permainannya.

"Kak?"

Suara Blaze mengembalikan Halilintar dari lamunannya,"hm?"

"Aria sakit?"tanya Blaze yang sedang memakan pockynya sambil memainkan mlnya dengan Halilintar,seperti yang dilakukan mereka beberapa hari yang lalu.

Halilintar melirik sebentar meja Aria,meski tidak terlalu dekat jujur ia merasa kosong daripada tenang jika gadis itu tidak ada.

"Hn..,"jawab Halilintar dingin,Blaze hanya mengedikkan bahunya tak peduli karena tak mengerti ucapan dingin kakaknya.

Saat sibuk bermain,keduanya dihampiri oleh gadis berhijab yang memasang wajah manis kepada keduanya,"apa kalian melihat Aria?dia dikelas ini bukan?"

"Ya..yaya!!"Blaze langsung berteriak kaget dan hampir terjatuh dari kursinya.

"Kenapa terkejut sangat?"tanya Yaya heran.Blaze menggeleng dengan cepat,ia menatap horor senyuman Yaya,lidahnya belum melupakan biskuit kematian Yaya,ia tak ingin dipaksa makan lagi!

"Dia tidak masuk,"jawab Halilintar ketus,sebenarnya ia juga sama halnya dengan blaze yang takut akan dipaksa kembali memakan biskuit Yaya,pipinya agak berkeringat dingin.

"Alah..padahal aku nak bagi dia biskuit aku ni,mesti dia suka!"ujarnya kecewa sambil mengeluarkan plastik bungkus berisi biskuitnya yang berbentuk hati dan bunga.

Halilintar dan Blaze langsung menelan ludah takut."ha ha ha,kalau ada Gopal..pasti dia mau,"ujar Blaze canggung.

Wajah Yaya dan Halilintar langsung berubah muram,sama seperti beberapa murid lain yang mendengar ucapan Blaze.

"Ah,maaf..aku salah bicara."Blaze menggaruk tengkuknya yang tak gatal,ia pun langsung dihadiahkan jitakan oleh Yaya.

"Dah lah,Gopal dah tenang sekarang..,"raut wajah Yaya terlihat sedih sekarang,Gopal termasuk pelanggan terbaiknya meski Gopal juga sering menolak biskuit cantiknya.

Apa Peranku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang