Musik

68 9 5
                                    

Apa peranku?

.

.

.

.

Aria duduk dibawah pohon rindang di taman belakang sekolah,tempat itu cukup sepi karena tak banyak siswa disana.

Ia kembali membaca Monsta Novel untuk yang ke 17 kalinya.

/ Hali tersenyum tipis pada Gempa,ia membelai surai cokelat adiknya yang sangat lembut,"tentu,kita akan pulang bersama..." /

Aria menatap kosong layar Hpnya,perasaannya bercampur aduk. meski sudah berulang kali membacanya,perasaan itu tidak pernah hilang..

Ia sedih,marah sekaligus frustasi setiap kali harus membayangkan wajah sedih Hali yang terpuruk karena takdir buruk yang beruntun ia terima dalam Monsta Novel,

Dan satu hal lagi,Hali yang seharusnya hanya sekedar FIKSI sekarang menjadi NYATA didunianya,bukan..dunia telah benar benar berubah menjadi Monsta Novel itu sendiri.

Setiap hari,notifikasi hpnya selalu penuh oleh berita dari berbagai akun sosmednya,dan itu semua berita tentang dunia ini.entah itu berita alien,superhero muda,Tapops dan hal sebagainya.

Yang paling buruknya,Aria takut akan satu hal..

Ia takut jatuh cinta pada salah satu dari kembar itu.meski mereka kini nyata,ia harus tetap menyadarkan dirinya bahwa ini semua adalah dongeng dari sebuah novel,tidak..

Aria hanya takut hancur atas harapan yang ia ciptakan sendiri pada dunia yang bahkan tak memihak pada Hali selaku tokoh utama.

Entah kenapa,ia teringat pada salah satu novel terkenal asal Korea. sebuah Novel yang sangat luar biasa,novel yang menjadi penyemangat hidupnya semasa smp.

Seorang lelaki kantoran yang hidup dengan sebuah novel yang menjadi satu satunya support sistemnya,hingga suatu hari novel itu menjadi kenyataan.

Meski agak mirip dengan yang Aria alami,ini adalah kasus yang juga sangat berbeda. Lelaki itu bukan satu satunya Raader,ya..walau pada akhirnya ia lah satu satunya Reader yang tersisa tatkala Reader lainnya pergi karena merasa bosan. Tapi Aria? Ia bahkan tak menemukan tentang pencarian Monsta Novel di sosmed manapun.

Satu hal yang paling buruk juga,ia tak memiliki kenalan didunianya ini. Keluarganya hilang dan ia tak punya ingatan tentang mereka,juga teman teman sekelas..

Padahal ini dunianya,tapi kenapa ia yang merasa asing?

Cukup lama Aria hanyut dalam lamunannya hingga seseorang mengunakan skateboard datang menghampiri Aria,

"Aria!!"

Netra sapir yang indah,bagaikan warna bentangan langit yang tak berujung. Warna yang selalu membuat Hali ingin menangis setiap menengadahkan kepalanya ke arah langit ketika berada di bumi...

"Apa kau sedang mendengar musik?"

Taufan tersenyum manis pada Aria yang menatapnya kosong,memikirkan betapa tak sanggup dirinya saat harus melihat secara langsung raut sedih Hali saat ia harus kehilangan pria manis bermata sapir didepannya itu..

"Ada apa,Ari?"
tanya Taufan bingung saat melihat Aria tak merespon nya.

"..ya,aku sedang mendengarkan musik Alan walker.ingin mendengar bersama?"
Aria menepuk tanah disampingnya meminta Taufan duduk disampingnya dan menawarkan salah satu bagian headsetnya pada Taufan.

Taufan tersenyum lebar,ia duduk disamping Aria dan memakaikan headset itu di telinga kanannya.

Aria mulai memutar musik Alan walker berjudul Not you.

Entah angin mana yang mendorong Aria untuk bersandar ke bahu si maniak skateboard itu. Taufan awalnya cukup kaget,namun ia pun ikut bersandar di kepala Aria.

"..apa Aria sedang kehilangan seseorang?"

Setelah beberapa detik musik itu selesai,pertanyaan itu terluncur begitu saja dari mulut Taufan,

"..tidak,aku tidak pernah kehilangan siapapun.." jawab Aria tersenyum sesaat setelah menghembuskan napas panjang.

"..jika aku menyanyikan lagu pernyataan cinta,apa Aria akan menerimaku?" Senyum jahil terlukis diwajah nakal Taufan,Aria sedikit bersemu, tapi rasa panas yang menjalar dipipinya itu hilang saat netra biru malam itu bertemu dengan netra sapir seindah langit itu..

'Jangan kan aku,Hali bahkan lebih frustasi saat harus melihatmu tewas dimasa depan...'

Aria tersenyum miring,"aku menolak,aku masih suka gepengan gambar dan fiksi tulisan!" jawab Aria dengan wajah menyebalkan,namun jujur itu sulit baginya..

"Cuih,siapa juga yang akan menyukai wibu sepertimu!"

"Anak nakal sepertimu tak akan dapat pacar!"

"Gini gini aku paling tampan dari para kembaranku lho~"

Kedua insan itu pun beradu lisan cukup lama,hingga pada akhirnya Aria kesal karena kalah argumen karena ia tak cukup ahli dalam perdepatan lisan,ia pun pamit kekelas karena jam pelajaran selanjutnya akan dimulai.

"..ppff,dia cukup manis..."

.

.

.

.

Maaf kalo terkesan membosankan
Jangan lupa vote dan komen berharganya ya~~
Sayonara~~~

Apa Peranku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang