Makan malam

63 7 2
                                    

Apa peranku?

.

.

.

.

Suara dentingan sendok yang bertemu dengan piring yang terdengar nyaring,gelak tawa ringan antara All elemental membuat suasana makan malam menjadi hangat.Aria tersenyum simpul,ada rasa ngilu dihatinya.

"Kenapa tidak makan?apa tidak enak?"tanya Gempa khawatir saat melihat Aria berhenti makan sejenak,menatap sendu Trio Traublamaker yang sedang memperebutkan satu potong ayam terakhir.

Aria menggeleng kuat,ia tidak ingin merusak suasana hangat makan malam keluarga kecil ini."tidak,ini sangat enak.apa kau yang memasaknya gempa?"tanya Aria untuk mengalihkan pikirannya.

"Ya,syukurlah kau menikmatinya."

"Apa kau punya bumbu khusus untuk masakanmu Gempa?"

"Itu resep tok aba,mau kutuliskan?"
Gempa terlihat sedikit antusias,Aria tersenyum kikuk.sebenarnya ia tidak pandai memasak,hanya sekedar ingin mengobrol.

"Apa boleh?"

Tok aba datang menghampiri mereka bersama Ochobot,"mau memasak bersama ibumu?"tanya Tok aba tersenyum lembut.

Aria tersenyum kejut,ia tak mengharapkan Tok aba menunggu jawabannya."tidak,aku masak sendiri..,"

"Berikan saja,Tok aba senang kau suka."

Aria tersenyum sendu,ia tak menyangka akan makan malam bersama keluarga Elemental hari ini.ia berniat untuk segera pulang tadinya,tapi kepalanya masih terasa pusing akibat bola api Blaze sehingga ia hampir terjatuh,beruntung ada Ice dibawahnya.

Memalukan.ia menghimpit tubuh dingin Ice.Aria ingin kabur saja dan menghilang selamanya,tapi karena mencium bau enak dari dapur dan tawaran makan malam oleh Tok aba dan Ochobot membuatnya goyah,sesekali ia ingin makan masakan rumah.

'Begini ya,masakan rumah..enak,enak sekali..,' Aria hampir menangis karena rasa ayam yang gurih dan meresap di lidahnya,memori tentang dirinya yang hanya makan mie instan setiap hari diruangan sunyi dan gelap berputar dibenaknya,suasana hangat di rumah Elemental membuat hatinya ingin menangis.

Hali melirik wajah sendu Aria yang ia tutupi dengan senyum kecil,cukup lama ia menatap wajah Aria hingga Aria menyadarinya,ia pun segera makan kembali dan berpura pura melihat kearah lain.

'Selalu saja memasang wajah itu..,'

'Kepedean lu Ri,masa' sih Hali liatin kamu?!'

Gempa datang dengan buku note kecil berwarna cokelat,ia menyodorkan buku itu pada Aria dan tersenyum lembut,"ini Ri,resep masakan tok aba."

"Makasih,Gem.besok kukembalikan."
Aria menerima buku itu dengan gugup,sebenarnya ia tak ada niatan untuk belajar memasak.

"Ambil saja,aku masih punya banyak."

"Benarkah? Makasih banget Gempa!"Aria menerimanya seceria mungkin,ia tidak ingin membuat senyuman lembut Gempa luntur karena ia menolaknya.

"Udah larut begini,Aria tidak pulang?"
tanya robot kuning yang sedang membawa piring kotor.

"Nginap disini aja,Ri.sekalian main PS bareng!"ujar Taufan menghaliri Aria bersama Blaze dan Tron bersamanya.

"Main bareng!!" teriak girang Blaze dan Tron sembari saling merangkul.

"Ngak ada yang begadang!semuanya cepat masuk kamar!!" Gempa datang sembari berkacak pinggang,tak lupa membawa panci kesayangannnya.Trio Traumblamaker segera kabur kekamar sembari memasang wajah cemberut pada Gempa.

"Aria pamit undur diri dulu Tok aba,makasih makan malamnya."

Tok aba terlihat khawatir pada Aria yang pulang malam sendirian,"anak gadis tak baik pulang sendirian,baik bawa salah satu cucuku."senyum Tok aba hangat,tapi ucapan itu sedikit membebani Aria.

'Aku ingin sendiri saja...,'
Batin Aria.

"Tok aba,biar Solar yang antar!" Solar terlihat antusias,Tok aba mengangguk pelan,kemudian menyusul Ochobot ke dapur.

Hali tiba dengan dua jaket hitam bersamanya,"tak payah,kau masuk kamar.diluar dingin." ujar Hali kepada Solar sembari memakaikan Aria jaket hitamnya dipundak Aria dan memakai jaket hitamnya juga.

Pipi Aria memanas,ia tak menyangka akan mendapat perhatian hangat oleh kakak sulung kembar yang terkenal dingin kepada semua cewek disekolahnya.

"Solar dulu yang minta ijin Tok aba,Hali aja yang masuk kamar!" Solar terlihat tak senang melihat kakak sulungnya itu mengambil satu langkah didepannya.

Hali menjewer telinga solar dengan kesal,"pangil aku kak Hali,bocah!"

Ice yang masih tiduran di meja makan memperhatikan wajah Aria sedari tadi,ia tersenyum tipis melihat Aria terkekah kecil,namun ia tidak suka saat Aria selalu memasang senyum sendu saat iris biru malam Aria melihat sendu sosok kakak sulungnya.

'Lagi lagi ia memasang wajah itu...'

Solar berdecak kesal,ia sangat ingin mengumpat kakaknya itu.Hali pun keluar bersama Aria,Solar tak dapat melawan kakak sulunya itu.

'Kayaknya solar ngak akan nyerah gitu aja..,' batin Ice menguap lebar melihat api cemburu di mata Solar.

●●●

Aria dan Hali diam sepanjang perjalanan,menikmati kesunyian dan dinginnya hembusan angin malam.

Hali melirik wajah Aria yang lebih pendek darinya,Iris rubynya melihat Aria mengeratkan jaketnya.

"Makasih,Hali.jaketnya akan kucuci"
Keduanya berhenti didepan pagar kayu rumah Aria,rumah Aria terlihat sepi dan gelap,ditambah ada banyak bunga matahari raksasa di halaman rumahnya sehingga terkesan agak horor.

"Kau tinggal sendiri?dimana orang tuamu?"

"Entahlah,aku tidak tahu..,"

Hali menyerhitkan alisnya bingung karena Aria tidak tahu kabar orang tuanya sendiri,tapi ia tidak enak bertanya lebih banyak lagi.

"Kapan kapan bawa Tron kemari,aku punya banyak bunga matahari!"
Aria tersenyum ceria,tanpa sadar Hali ikut tersenyum tipis.

"Hn..."

Aria mengaguk senang,kemudian masuk kerumahnya setelah melambai tangannya kecil.Hali pun pulang setelah memastikan lampu dikamar Aria menyala.

'Tidak buruk...,'

.

.

.

.

Ini chap terpanjang yang Cia tulis😭
Semoga terhibur~~~

Apa Peranku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang