Day 17

30 5 0
                                    

Give Your Spouse 10 Compliments

🌸

"Aku pulang..."

Tidak seperti hari-hari sebelumnya, hari ini Max terlihat lesu saat menampakkan dirinya di ruang depan rumahnya. Nada suaranya terdengar lemah. Ia terlihat tak bersemangat sama sekali.

Max kelelahan. Pekerjaan yang seharusnya bisa ia kerjakan selama beberapa hari, ia kerjakan semuanya hari ini demi kelancaran rencana yang sudah ia susun untuk menyelesaikan challenge minggu ini. Max melewatkan makan siangnya. Ia tidak minum banyak air putih karena terlalu sibuk bekerja. Ia bahkan tidak membalas satupun pesan Joanne yang masuk ke ponselnya.

Max terlihat seperti zombie saat berjalan ke ruang tengah. Tubuhnya terasa lemas luar biasa sampai-sampai ia tidak sanggup menegakkan punggungnya. Beruntung Joanne tidak terkejut ketika melihat pemandangan itu. Ia tahu Max sudah bekerja keras hari ini.

"Welcome home, Max." Suara Joanne terdengar merdu di telinga Max. "Mandi sana. Aku udah siapin air hangat buat kamu."

"Thanks, sayang." Max mencium kening Joanne sekilas sebelum melangkah pergi menuju kamar. Joanne berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam untuk Max. Ia hanya perlu menghangatkan makanan yang ia buat sore tadi dan menyajikannya di atas meja.

Max keluar dari kamar tiga puluh menit kemudian. Ia berjalan menghampiri Joanne yang sudah menunggunya di meja makan. Tanpa basi-basi, Max langsung menyantap makanan yang ada di atas meja karena perutnya terus berbunyi sejak tadi. Tidak sampai 10 menit, seluruh piring di atas meja telah bersih tanpa sisa makanan.

"Malam ini kamu temani Remi ya. Dia rewel terus seharian ini. Bibi Choi cerita dia habis jatuh waktu bermain di taman. Aku sudah cek kondisinya tadi dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia cuman lecet dikit," cerita Joanne.

"Oke, habis ini aku ke kamarnya." Max meneguk minumnya sampai habis lalu menaruh piring-piring kotor di bak pencuci.

"Biar aku aja yang cuci." Tadinya Max ingin membantu Joanne dengan mencuci piring kotornya sendiri, namun perempuan itu sudah bergerak lebih dulu sebelum ia sempat melakukannya. "Kamu ke kamarnya Remi aja sekarang. Jangan lupa ganti plester lukanya karena tadi dia maunya kamu yang ganti."

"Plesternya ada di tempat biasanya, kan?" tanya Max. Joanne menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah mendapat jawaban dari Joanne, Max segera masuk ke dalam kamar Artemis.

"Dad!" Artemis melompat dari tempat tidurnya dan langsung berlari ke dalam pelukan Max. Bibi Choi menyelinap keluar dari kamar Artemis supaya ayah dan anak itu dapat menghabiskan waktu mereka berdua.

"Mana yang sakit? Sini biar Dad lihat." Artemis menunjukkan lutut kecilnya yang cedera pada Max. Plester luka yang menempel di sana sudah basah kuyup terkena air. Artemis belum mau menggantinya karena ingin Max yang melakukannya.

"Dad ambil plester yang baru ya. Kalau nggak diganti nanti nggak sembuh-sembuh." Max menggendong tubuh mungil Artemis dan mendudukkannya di tepi tempat tidur. Ia berjalan ke arah meja rias dan membuka salah satu laci yang ada di sana untuk mengambil plester luka milik Artemis.

Artemis gemar mengoleksi plester luka. Ia punya banyak sekali plester luka dengan berbagai macam jenis dan gambar di lacinya. Max mengambil plester yang bergambar cinderella dan berjalan kembali ke tempat tidur.

Max mengganti plester luka Artemis dengan hati-hati. Ia melakukannya dengan sepelan mungkin agar tidak menyakiti putri kecilnya. Max mengoleskan salep luka ke lutut Artemis sebelum menutupnya dengan plester yang baru.

Marriage ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang