Day 18

29 3 0
                                    

Play a game

🌸

Max telah menyiapkan sebuah rencana yang bagus untuk menyelesaikan challenge hari ini.

Max terinspirasi dari Peter yang pernah melakukan hal itu dulu bersama istrinya. Max tertarik untuk mencobanya dengan Joanne, sehingga ia memutuskan untuk mengajak Joanne ke sana sepulang kerja. Ia sudah bisa menebak seperti apa reaksi Joanne, namun ia tetap akan membawanya ke sana.

Max telah memarkirkan mobilnya tepat di depan kantor Joanne. Hari ini perempuan itu tidak pergi ke lokasi syuting karena harus rapat dengan tim dari divisi lain. Max sengaja tidak memberitahu Joanne untuk memberinya kejutan.

Max melihat Joanne keluar dari gedung kantornya bersama teman-temannya. Perempuan itu terlihat seperti sedang mencari-cari sesuatu sebelum akhirnya pandangannya jatuh pada mobil Max yang terparkir tak jauh dari tempatnya berada. Max menurunkan kaca mobilnya untuk semakin meyakinkan Joanne. Setelah melihat wajah Max, Joanne berpamitan pada teman-temannya dan masuk ke dalam mobil.

"Kok nggak bilang-bilang kalau mau jemput?" tanya Joanne sambil memasang sabuk pengamannya. Max sendiri telah menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.

"Biar kejutan," jawab Max. "Aku mau ajak kamu ke suatu tempat sebelum kita pulang ke rumah."

"Kemana?" Joanne tampak menebak-nebak kemana mereka akan pergi. Ia mengingat-ingat challenge hari ini dan tebakannya berakhir pada beberapa tempat. "Taman bermain? Warnet? Game center?"

"Ada deh. Nanti kamu juga bakal tau." Max tersenyum menyeringai dan Joanne benci ketika Max sudah memasang senyum seperti itu. Itu artinya mereka akan melakukan hal yang tidak akan pernah ia sukai.

🌸

Insting Joanne selalu benar.

Max memarkirkan mobilnya di depan sebuah bangunan kecil yang terlihat menyeramkan dari luar. Ia keluar dari mobil dan menggandeng Joanne masuk ke dalam bangunan itu. Awalnya Max terlihat ragu karena tidak menyangka bangunan itu akan terlihat seram dari luar, namun ia tetap masuk ke dalam dan berbicara dengan seseorang yang duduk di balik meja.

"Aku sudah buat jadwal atas nama Maximilian," ujar Max pada seorang perempuan yang memakai kostum witch. Perempuan itu mengecek buku catatannya lalu tersenyum misterius.

"Silahkan masuk, Tuan." Perempuan itu menggiring Max dan Joanne masuk ke sebuah ruangan yang minim pencahayaan. Di sana ada sebuah pintu yang di dalamnya tidak terlihat apa-apa. Sepertinya sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam sana.

"Silahkan baca peraturan yang ada terlebih dahulu ya. Kalau ada yang tidak paham, silahkan ditanyakan." Perempuan itu menyerahkan selembar kertas yang berisi 20 peraturan yang harus ditaati, termasuk hal-hal yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan selama berada di area permainan. Peraturannya cukup umum dan tidak ada hal yang perlu mereka khawatirkan.

"Harusnya kamu bilang dulu ke aku kalau kita mau main escape room. Aku kan bisa persiapin mental dulu," gerutu Joanne sambil mencubit kecil pinggang Max. Laki-laki itu hanya terkekeh pelan dan menyerahkan kembali kertas peraturan yang ada di tangannya pada perempuan berpakaian witch itu.

"Silahkan pakai ini terlebih dahulu sebelum kalian masuk ke dalam sana."

Sekarang perempuan itu menyerahkan dua buah senter kepala pada Max dan Joanne. Max membantu Joanne memakainya terlebih dahulu sebelum ia menggunakan miliknya sendiri. "Jika kalian ingin menyerah, silahkan lambaikan tangan ke arah kamera yang ada di sudut-sudut atas ruangan," pesan perempuan itu sebelum mereka berdua masuk ke dalam ruangan gelap yang ada di hadapan mereka.

Marriage ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang