Day 19

35 5 0
                                    

Have a picnic

🌸

Kemarin siang Max dan Joanne sudah membuat rencana untuk piknik bersama hari ini di sebuah taman yang tidak jauh dari kantor Joanne. Taman itu cukup besar dan Joanne sering melihat ada yang piknik di sana ketika melewatinya. Karena tidak banyak taman yang dapat dijadikan sebagai tempat piknik, akhirnya Joanne dan Max memutuskan untuk melakukan piknik di sana.

Joanne masih berada di lokasi syuting. Rencananya ia akan kembali ke kantor saat jam makan siang. Max akan menjemputnya di sana. Namun sepertinya rencananya akan sedikit tertunda karena ada masalah yang terjadi di lokasi syuting.

"Kita nggak bisa pakai mereka. Chemistry-nya kurang. Sudah dicoba berulang kali tapi masih tetap sama. Kalau begini terus, jadwal kita yang lain bakal mundur," ujar Ruth.

"Aku sudah coba buat cari penggantinya tapi mereka sibuk semua," sahut Mark. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Kalian nggak ada kenalan yang bisa akting? Rasanya kita cuman butuh ganti pemeran wanitanya aja. Yang cowok menurutku udah oke banget."

Ruth tampak berpikir sejenak. Joanne yang berdiri di sana juga ikut berpikir. Jika mereka tidak segera membuat keputusan, maka akan ada banyak pihak yang dirugikan.

Ruth menatap ke arah Joanne. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya. Ia memegang kedua pundak Joanne lalu tersenyum penuh arti. "Cuman kamu yang bisa menolong kita sekarang, Jo..." ujar Ruth. Joanne mengernyit bingung, tidak mengerti maksud ucapan Ruth.

"Maksudnya?"

"Kamu tadi bilang mau piknik sama Max kan siang ini?" Joanne menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu kamu aja yang gantiin. Ajak Max ke sini. Aku yakin dia pasti setuju."

Joanne jelas terkejut mendengar rencana Ruth itu. "Ta-tapi...Max nggak jago akting. Aku juga sih. Kalau malah lebih kacau gimana?" tanya Joanne. Selama ini ia tidak pernah berakting langsung dan hanya berdiri di belakang layar. Joanne jelas tidak ingin menghambat proses syuting mereka.

"Nggak, aku berani jamin. Kamu dan Max itu pasangan paling romantis yang pernah aku lihat. Aku selalu iri melihat kalian berdua dan perasaan semacam itu yang kita butuhkan sekarang. Kalian nggak perlu berakting. Cukup lakukan hal yang biasa kalian lakukan," jelas Ruth.

Mark setuju dengan pendapat Ruth. Namun keputusan tetap berada di tangan Joanne. Ia harus membicarakan hal itu terlebih dahulu dengan Max sebelum membuat keputusan.

"Coba aku bicarakan dulu sama Max. Kalian tunggu sebentar di sini. Aku akan segera kembali." Joanne pergi ke tempat yang lebih sepi untuk menelepon Max. Prediksinya laki-laki itu akan menerimanya dan mengatur ulang semua jadwalnya yang tersisa. Joanne sudah bisa membayangkannya.

"Hai sayang. Kenapa? Kamu sudah kangen aku ya?" Joanne merasa geli sendiri mendengar sapaan Max di seberang telepon. Andai Max ada di sini, mungkin ia sudah mencubitinya habis-habisan.

"Max...ada perubahan rencana," sahut Joanne.

Max terdiam cukup lama. Sepertinya ia khawatir rencana mereka untuk piknik bersama hari ini harus batal. "Ada apa?"

Joanne menjelaskan situasinya pada Max dan rencana Ruth yang ingin mereka berdua menggantikan pemeran pendukung yang syuting hari ini. Max mendengarkannya dengan seksama. Jelas ia tertarik dengan tawaran itu. Main drama bersama adalah salah satu keinginan Joanne yang pernah ia tulis dalam bucket list. Ini salah satu kesempatan emas yang tidak akan datang dua kali.

"Aku setuju. Hitung-hitung kita bantu timmu juga. Mereka pasti sedang kerepotan sekarang," sahut Max setelah Joanne selesai menjelaskannya.

"Kamu yakin? Kalau kamu nggak mau, aku bisa bantu jelasin ke mereka," ujar Joanne. "Aku juga nggak mau ganggu jadwal kamu."

Marriage ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang