Nikolas Harden, pemuda mungil berkulit putih susu yang tinggal seorang diri di gubug tua milik mending kakek nya, yang telah meninggal dunia tiga tahun yang lalu
Dia bekerja paruh waktu sebagai pelayan, di salah satu cafe milik tetangga nya
Berbekal kerja kerasnya, Niko bisa menjalankan pendidikan sekolah elit yang pembayaran nya tidak bisa di bilang murah bagi anak yang hidup sendirian tanpa adanya sanak saudara maupun kerabat seperti dirinya
Sebenarnya ia pernah memiliki satu teman, namun ternyata pertemanan mereka hanya pencitraan belaka
Dia hanya memanfaatkan Niko yang dulu sangat dekat dengan Rex dan menusuk nya dari belakang.
membuat Niko mau tak mau harus memutuskan pertemanan mereka
Entahlah, Niko hanya bisa berharap suatu hari nanti takdir hidup nya bisa berubah.
"What are you doing here boy? " lelaki dewasa itu bertanya kembali
Zoan tak menggubris, atensi anak itu kembali menatap Niko
"Dia Reynold daddy Zoan" ujar anak itu malas
Niko mengangguk paham, mengusap kembali bekas air mata nya yang masih membekas di sudut ekor matanya
Niko mendongak, menatap wajah Rey begitu juga sebaliknya
"Ganteng" ucap Niko kagum
Rey mengernyit 'Apa apaan bocah kecil ini'
"No dia jelek" sanggah Zoan kesal menutup mata Niko dengan kedua telapak tangan nya "jangan di liat dia jahat" lanjut nya
Rey berdecak "Zoan" geram nya "pulang"
Zoan menggeleng ribut "Kak Niko orang tua jelek itu marahin Zoan"
Anak kecil itu memeluk Niko kuat-kuat "Huwaa nggak mau pulang, mau ikut kak Niko" rengek nya
Niko meringis bingung sembari mengelus-elus rambut blonde Zoan, yang tinggi anak itu hanya sebatas perut nya
"Anu Niko" Niko kelagepan ketika tatapan Rey semakin tajam kearah nya
Sungguh, Niko sangat lah takut dengan tatapan tersebut
"Hiks jangan liatin Niko om"
Bukan lebay, dirinya hanya frustasi sekarang, belum lagi masalah cinta nya yang baru saja di tolak mentah-mentah oleh salah satu kakak kelas favoritnya
Sembuh dari sakit hati tidak semudah menarik saldo
Percayalah dia hanya sedang sensitif sekarang
Zoan melepaskan pelukan nya, menatap Niko dramatis, kemudian melirik daddy nya tajam dan dingin
'Ck tua sialan' batin anak itu kesal
Rey menghela nafas lelah 'dasar tukang drama' batin nya, kalau saja ada penghargaan kategori pendrama terbaik, anak bungsu nya lah jago nya pikir Rey
"Oke fine, bawalah pulang anak itu, dan pulang lah"
Zoan bersorak gembira dalam hati 'gitu dong'
"cup cup, kak Niko ikut Zoan aja"
"Nanti Zoan kasih banyak coklat buat kakak"
Niko menatap Zoan ragu, kemudian melirik Rey takut
Pemuda berbaju seragam khas sma dan rambut coklat itu menggeleng takut
Zoan mengangguk paham "hore kakak mau" sorak nya bangga memeluk kembali tubuh Niko
Niko menggeleng ribut kembali"engg—"
"Ayo kak, nanti Zoan beliin buah yang banyak buat kakak" ajak nya menarik tangan Niko antusias
Mengacuhkan tatapan Niko yang sedang ketakutan, sembari menundukkan kepala nya, disaat Rey menatap nya dingin
_______________
"Ahh"
remaja berkaos hitam itu mendesah lega, meminum segelas air dingin yang ada di tangan nya dengan nikmat
"Lo liat muka nya tadi kan Grey" di sebelah nya, pemuda berambut merah itu terkekeh remeh
Dua pemuda dengan garis wajah yang sama saling berpandangan
"Jujur gua belum puas" jawab Grey serius
Gray menatap adik nya heran "belum puas gimana? orang tadi elo yang ngalahin dia kok"
Grey menggeleng "mereka curang"
Kembaran nya mengangguk setuju "iya juga sih" gumam Gray
"Besok yakin nih, harus pindah sekolah? "Gray mengangguk sekilas menjawab pertanyaan adik nya
Grey berdecih " kita bakalan ketemu dia juga? " gumam nya sebal
Gray terkekeh "bajingan itu? " tanya nya heran
Adik kembaran nya mengangguk
Mereka berdua terdiam sejenak, memikirkan sesuatu yang sialnya isi pikiran mereka sekarang sedang sama
"Zoan pulang"
Suara khas anak kecil itu terdengar menggelegar di penjuru mansion
Mereka saling melirik "tumben adek lo kek gitu" ujar Gray kearah Grey yang di gelengi oleh nya
"Kakak" pekik Zoan ramah memeluk tubuh Grey dengan kuat
Grey meringis, melirik aneh Zoan yang sedang memeluk tubuh nya kuat seolah sedang kesal
"Kenapa sih cil? " tanya Gray di samping Grey heran
Disusul Niko yang berdiri kaku, memilin ujung baju seragam nya sembari menunduk takut
"Woi"
Teriakan Gray sontak membuat Niko yang tadi menunduk takut itu langsung menoleh, menatap remaja berambut merah yang sedang melotot tak percaya kearah nya
"Kamu! " teriak mereka berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh his Dad?
Short Story"Om! apa bedanya singa, sama penis om? " [JANGAN LUPA FOLLOW VOTE KOMEN]