12. Gibran

3.9K 187 9
                                    

Gemercik air terdengar dari arah kamar mandi di dalam sebuah kamar.

Tangan panjang ramping dengan kulit putih terlihat menjulur, menggapai handuk polos berwarna merah di dekatnya.

Grey muncul dari dalam kamar mandi dengan wajah segarnya, yang tentu saja kini sudah berpakaian rapi dan bersih.

ia mengusap-usap rambut merahnya dan bersiul pelan menuju kearah sofa

berniat untuk bersantai sembari bermain game pikirnya

Lelaki itu mulai menduduki sofa dan berselonjor santai, seraya mengambil stoples camilan berisi biskuit-biskuit yang berada di atas nakasnya

"Enak amat hidup lo"

Grey sontak menoleh ke arah sumber suara yang tiba-tiba terdengar itu,

Oh itu Gibran, salah satu sepupunya, ada gerangan apa lelaki jangkung itu mengunjunginya secara tiba-tiba pikirnya.

"Lu ngapain kesini cok? "

Gibran melengos, ia tanpa permisi langsung duduk dan ikutan menyomot isi toples di genggaman Grey

"Kagak, cuman pengen maen"

Grey manggut-manggut menanggapinya

Ia memasukkan kembali biskuit yang tadi sempat ia tunda akibat ulah sepupunya itu ke dalam mulutnya sendiri,

"Grey"

Gibran tiba-tiba berceletuk

Grey berdehem tanpa menoleh ke arah Gibran, lelaki itu masih saja fokus pada layar handphone di depannya.

"Tadi gua ketemu––

"Grey"

Suara itu terdengar dari arah pintu, yang membuat Gibran mau tak mau menghentikan ucapannya.

"eh maaf, Niko nggak tau kalo ada temen Grey"

Niko tersenyum canggung sembari menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal

"gapapa" jawab Grey santai

Gibran mengernyit heran, melihat Niko dan Grey secara bergantian

"Dia siapa bro? "

Grey dan Niko secara bersamaan menoleh kearah lelaki blasteran bule itu.

"Dia...

***

"Yess gue menang!! "

Soarakan gembira Arga membuat ketiga temannya berdecih heran melihatnya.

Memangnya apa yang harus dibanggakan dari menang bermain uno, pikir Rex

Arga menoleh kembali kearah temannya dengan senyuman tengilnya.

"Nahhh, berhubung gue yang menang uno kali ini,  boleh dong kalo gua minta sesuatu"

Rex dan rendra saling tatap

"Beliin gue lontong campur di mall"

Rion mengernyit heran "lah emang ada"

"Yaa cari aja lah" jawab Arga santai dan tak memperdulikan tatapan heran serta tatapan kesal dari teman-temannya

"Yang kaya gini boleh dikasih makan ke sumanto nggak sih? " Rendra mendengus

"Cepet dah cariin paduka lontong campur, paduka ini sudah lapar" perintah Arga dramatis

"Alay anjing, emang kontol lu ya ga" sewot Rion yang sedari tadi hanya diam dan menyimak saja.

Tak tau kenapa ia tiba-tiba ikut kesal.

"Emang anak anjing, sono ndra beliin dia noh pake duit gua"

Andra menoleh kearah Rex dengan raut wajah tak terima

"Sorry coy gue mau apel ama Cristal "

Rex manggut-manggut, ia kemudian menoleh kearah Rion

"Lu mau beliin temen lu itu kagak yon? "

Rion menggeleng cepat kemudian terkekeh setelannya "Males"

"Kontol lu semua, terpaksa gue kan yang beliin bapak vampir"

"Sorry cok gue Arga bukan Agra"

"Beliin yang enak ya Rex, paduka ini mau tidur bentar!! "

Teriak lelaki itu kepada Rex yang sudah beranjak menaiki motornya.

Deruman motor besar langsung terdengar setelah lelaki itu mengendarai motor besarnya dengan kecepatan yang tinggi diatas rata-rata.

Oh his Dad? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang