Klik
Pintu kamar yang tadi dibuka oleh Rey kini tertutup dengan sendirinya setelah lelaki itu benar-benar masuk ke dalam ruangan
"Om kenapa aku dibawa kesini? "
Niko yang ada di gendongan Rey mengernyit tak paham seraya mengedarkan pandangan ke arah sekitar
Kamar yang menyeramkan pikirnya
"Om aku nanya loh"
Niko memberontak di gendongan Rey dengan kesal, karena lelaki dewasa itu terlihat tak berminat untuk menjawab pertanyaan maupun ucapannya
"Kau mau ku kasih enak-enak? "
Niko berhenti memberontak mendengar jawaban itu
Apa? Enak-enak katanya?
"Apa? coklat? nggak deh om aku udah makan banyak bareng Zoan "
Rey mengeratkan dekapannya pada tubuh yang memberontak kembali itu, dengan kesal
Ia kemudian meremas bokong sintal tersebut, bertujuan agar sang empunya diam memberontak dan menurut padanya
Niko mendelik kesal kearah Rey yang menatapnya bertanya
"Kenapa? "
Seolah tidak berbuat apa-apa, ia bertanya dengan santainya setelah meremas-remas bokong Niko di gendongannya
"Turunin nggak!, aku teriak nih" ancamnya
Rey nampak tak peduli, toh juga kalau bocah di gendongannya ini berteriak, seorang diluar kamarnya tidak dapat mendengar teriakannya.
Memangnya juga, siapa yang masih melek di tengah malam seperti ini
Brukk
"Aduhh"
"Om ini kenapa sih, aku nggak ngapa-ngapain kok di banting"
Niko sangat kesal hingga melemparkan bantal di dekatnya kearah Rey yang sedang berjalan mendekat kearahnya
"Lihatlah akibat dari perbuatanmu" ia berdiri menunjukkan boxer yang menggembung itu ke hadapan Niko
Niko memencet sesuatu yang menggembung itu dengan sengaja
"Jujur sama aku om ngumpetin apa"
Rey menghela nafas jengah karena pertanyaan berulang-ulang tersebut dari awal mereka di dapur
Dengan santainya ia membuka boxer nyentritnya tanpa ragu maupun malu
"O-om OM! " Niko menutupi wajahnya dengan cekatan
Niko begidik ngeri karena tadi tak sengaja melihat ukuran penis dihadapannya yang tak bisa dikatakan kecil
Om Rey ini tidak tau malu pikirnya
"Om ngapain buka di depan Niko" ucapnya
Rey bersemirk bangga melepaskan kedua tangan yang menutupi wajah manis tersebut dengan paksa
"Buka mulutmu"
Kali ini Niko konek, maksud dari perintah bos sekaligus ayah ketiga temannya
Ia menggeleng kuat-kuat "emmmm"
"Buka " perintahnya lagi
Niko menggeleng lagi dan menggerak-gerakkan tangannya dari cekalan kuat Rey,
"Niko...buka"
Wow sepertinya Niko baru ini mendengar namanya di sebut dari bibir Rey
"Nggak—emmhhh
—Oommmhh" Niko tersedak penis Rey
Rey tiba-tiba dengan paksa mendorong masuk penis besar berurat itu kedalam mulut Niko tanpa ragu
Dan mendorongnya mentok hingga ia bisa merasakan rongga tenggorokan hangat tersebut pada kulit kemaluannya
"Aghh" erangnya tertahan
Jakun Rey naik turun ketika ia mendongak merasakan nikmat dari perbuatannya itu
Air mata Niko mengalir merasakan sakit pada tenggorokan serta rahangnya
Apalagi sudut bibirnya itu terasa sudah sedikit robek karena rasa darah sudah terasa di lidah
Rey memaju mundurkan pinggulnya tanpa belas kasihan melihat Niko menangis deras tanpa suara di bawahnya
"Jangan nangis"
Ia mencabut penisnya itu dari dalam mulut kecil yang kini terbatuk-batuk dan merengek sakit menelusupkan wajahnya pada salah satu bantal di dekatnya
"Hiks sakit"
Rey membuang bantal yang ada pada pelukan Niko
Ia menangkup pipi sedikit berisi itu untuk ia hadapkan padanya dengan paksa
"Sudahlah jangan menangis"
Niko tak menggubrisnya, ia masih menangis sesenggukan karena perbuatan tak senonoh yang terkesan paksa baru saja
Tentu saja ia shock, seumur hidup, baru sekarang ia merasakan dan melihat secara langsung pencabulan sesama jenis yang terkesan dipaksakan
Jangan berpikir dia alay
Bagaimana perasaan kalian jika dipaksa harus menyepong kelamin orang lain, yang notabenenya jenis kelamin itu sama jenis dengan jenis kelamin kalian?
Apalagi dengan paksa, tapi berbeda lagi jika saling cinta
"Sakit" rengek nya
"Sudahlah, kau memang benar-benar cengeng dari awal kita bertemu"
Ia dengan mata malas membawa tubuh itu pada pelukannya
"Jangan menangis lagi, ini juga salahmu yang pertama menggodaku "
Menggoda katanya? Kapan?
"Nggak pernah " ucap Niko menghadapkan wajahnya pada dada telanjang Rey hingga dada bidang itu basah oleh air matanya
Merasa lelaki di dekapannya itu sudah sedikit tenang, ia melepaskan pelukannya dan melihat wajah kacau di depannya tersebut dengan intens
'hmmm, wajah ini memang benar-benar menarik '
"Oke aku mengalah, karena kau tidak mau menggunakan bibir atasmu, jadi mari kita gunakan bibir bawahmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh his Dad?
Short Story"Om! apa bedanya singa, sama penis om? " [JANGAN LUPA FOLLOW VOTE KOMEN]