Di sepanjang perjalanan menuju mansion, Niko yang perut serta punggungnya terasa sakit itu hanya diam,
Bahkan jika Zoan yang duduk menempel di sebelahnya itu mengajaknya ngobrol, ia hanya menanggapi dengan deheman, anggukan dan juga senyuman saja
Sungguh, mungkin pukulan Rex yang dilayangkan pada perutnya itu akan memar pikirnya
"Kak Niko, ayo cepetan, Zoan bawa banyak coklat loh"
"Beneran? "
Zoan mengangguk, beranjak keluar dari dalam mobil, diikuti Niko yang dengan pelan melangkahkan kakinya diiringi dengan ringisan pelan dari celah bibirnya
Rey yang masih duduk di kursi kemudi melirik aneh lelaki itu dari arah spion
'Bocah itu kenapa' batinnya heran
Niko menggandeng tangan Zoan, dan berjalan beriringan, masuk, melewati pintu utama,
Setelah sampai di dalam, mereka berdua tanpa menoleh-noleh langsung menuju kamar Zoan,
Lebih tepatnya Zoan lah yang merengek serta menarik-narik tangan Niko untuk bermain bersamanya di dalam kamarnya, tentu saja.
______________
Klik
"Aman" gumam Niko
Pintu kamar Zoan yang baru Niko buka dengan pelan itu ia tutup kembali dengan hati-hati
Takut-takut akan membangunkan Zoan yang sedari sore menangis tanpa henti karena perbuatan si kembar padanya
Niko celingukan, menoleh ke kanan dan ke kiri, yang terlihat sangat sunyi dan sedikit gelap dengan pelan
Di tengah malam ini, ia sengaja bangun agar bisa mengobati lukanya tanpa ketahuan oleh penghuni mansion terutama si kembar dan Zoan,
Apalagi ia harus mencari kotak obat yang paling komplit itu di dalam dapur
Sebenarnya di dalam kamar mandi milik Zoan itu sudah tersedia, tapi karena kapas serta antiseptik nya sudah habis, mau tak mau ia terpaksa harus datang ke dapur untuk mengambil barang yang tidak ada, tersebut dan mengobatinya secara mandiri
"Sepi banget ih"
Setelah melalui pijakan tangga terakhir, Niko dengan cepat berlari menuju ke dapur karena merinding dengan hawa sunyi itu
"Ketemu"
Tangannya menggeledah isi kotak obat itu dengan tak sabaran
Dirasa mendapatkan barang yang ia cari, Niko dengan segera beranjak duduk di lantai dingin, di bawahnya itu
Kedua tangannya sudah berniat akan melepaskan baju tidur—
"Mengapa kau disini bocah"
Tubuh Kylo menegang tanpa sadar, punggungnya merinding mendengar suara bariton itu berujar
"Itu om—"
Rey mengamati punggung lelaki kurus yang membelakangi dirinya itu dengan kerutan samar di dahinya
"Hei punggungmu kenapa bisa memar seperti itu? kau berkelahi dengan temanmu? "
Niko kembali menurunkan baju tidurnya dan membalikkan tubuhnya seraya mendongak menatap Rey horor
Lelaki dewasa itu telanjang!
Niko dengan cepat menutupi kedua matanya menggunakan punggung tangan.
"Om Rey! "
Pekiknya terkejut sedikit merona, karena pahatan jantan pada tubuh gagah Rey terpampang jelas di penglihatannya
Rey mengernyit heran menatap tubuhnya kemudian menyunggingkan senyum setelahnya
Ia membawa tubuh yang hanya memakai boxer itu maju menghampiri Niko yang masih menutupi wajahnya malu,
Apa nggak kedinginan om?
Tangan kokoh berurat nya dengan cepat menyingkap baju tidur bergambar Doraemon itu tanpa persetujuan pemilik
Hingga menampakkan tubuh mulus pucat milik lelaki pendek itu
Niko spontan berteriak, ia yang awalnya menutupi wajahnya menggunakan kedua punggung tangan, kini beralih menutupi area dadanya menggunakan tangannya
"Om! om cabul ya! "
Sedikit menyunggingkan senyumannya kembali, Rey bertanya seolah tidak melakukan apa-apa
"Apa? "
Rey berjongkok, mengamati perut memar itu dengan seksama
"Aku hanya mau membantumu—hei jangan katakan padaku kalau kau..."
Niko menutup mulut Rey karena kesal.
Mata Rey yang awalnya menatap wajah malu Niko itu berganti melihat kebawah, tepat kearah kedua puting pink, yang terlihat mencuat di penglihatannya
"Om jangan ngomong yang enggak-enggak ya"
"Aku pukul nih"
Niko berucap kesal dan melotot garang kepada Rey
Rey menyingkirkan tangan yang menutupi mulutnya itu dengan satu hentakan, dan mengambil kapas serta alkohol yang ada di dalam kotak tersebut
Niko memicing menatapnya penasaran
"Om sakit? " Tanya Niko
Tanpa menjawab pertanyaan Niko, Rey langsung menempelkan kapas yang sudah di basahi oleh alkohol tersebut pada perut Niko
Hingga membuat tubuh lelaki pendek yang ada di depannya itu terjengit kaget.
"Uhh dingin banget"
"Dingin atau sakit? " Rey bertanya tanpa melihat kearah wajah Niko
Matanya sedikit mencuri-curi pandang kearah dua nipple yang dari kemarin sudah berani mengganggu pikirannya
"Dua-duanya" jawab Niko jujur
Ia meringis ngilu di kala Rey dengan sengaja memencet luka yang sudah selesai di obati nya itu
Kali ini Rey menatap intens pada dada itu, seraya membayangkan bahwa pemiliknya a.k.a Niko, tidur telanjang dibawahnya
hingga tanpa sadar membuat penis yang dari awal anteng di balik selangkangannya itu tegang
Niko mendongak, penglihatannya tak sengaja menatap kearah selangkangan yang sedang menggembung itu
"Om ngumpetin apa di celana? "
"Gede banget " lanjutnya
Rey menatap kearah penisnya dan melotot tak percaya setelah nya,
Ia memijat pelipisnya dan melirik kearah Niko yang sedari tadi menatap heran pada selangkangannya
Setelah berpikir sejenak sembari menatap intens pada wajah Niko, lelaki dewasa itu kemudian bersemirk
"Hei bocah, karena kau yang menyebabkan penis ku menjadi seperti ini, berarti kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu itu "
Kening Niko mengkerut "maksud om apa? aku nggak ngapa-ngapain om kok" elaknya
Rey hanya menyunggingkan senyum tanpa menjawab
"Mari kita tenangkan penis yang tegak ini bersama "
Rey membungkukkan tubuhnya dan membawa tubuh enteng Niko yang masih menatapnya heran itu dalam gendongan koala nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh his Dad?
Short Story"Om! apa bedanya singa, sama penis om? " [JANGAN LUPA FOLLOW VOTE KOMEN]