51

131 10 9
                                    


"Elang koma"

Dua kalimat meluncur begitu berat dari mulut dokter Marwan membuat Marsya meluruh seketika dalam dekapan Permana.

"Kamu harus kuat sayang buat anak kita" mengecup kening Marsya kemudian membopongnya menuju ruangan lain.

"Untuk sementara Elang tetap di ICU, keadaanya" ucapan dokter Marwan menggantung.

"Ia anak kuat bang" memandang Herlambang dan Julia yang berusaha tegar, "Pasti ia akan kembali sama kita"

"Elang, putra ku Wan. Ia pasti akan kembali tidak mungkin ia meninggalkan orang orang yang sangat di sayangi nya" hanya itu yang bisa keluar dari bibir kelu Herlambang.

Flasback.

"Saya akan melakukan CPR dok" dokter Ray menaiki brangkar menekan bagian dada Elang dengan durasi sesuai ketentuan, "Dokter mohon Lang, lo harus kuat, lo harus bertahan" batin dokter Ray dengan terus menekan dada Elang sesuai ritme.

"Kita bergantian dokter Ray"

Dokter Marwan kembali menaikkan tekanan defiblator

"300 joule"

"Shoot"

Air mata Rendi mengalir deras dari pelupuk matanya dengan sekuat tenaga menggenggam tangan yang terasa dingin di kulitnya, "Abang mohon dek, lo harus kuat, abang disini,"

"Sekali lagi sus" intrupsi dokter Marwan.

"300 joule"

"Shoot"

"Maaf dok bel.....

"Detaknya kembali dok" satu kalimat yang didengar dokter Marwan membuat meluruh seketika, kemudian terkekeh pelan kembali menegakkan tubuhnya, "Dasar anak nakal" tidak segang segang dokter Marwan lansung mengecup kening Elang.

Tapi kayaknya itu belum apa apa

"Brakk......"

"Maaf dok"

"Ada apa dokter Alex?"

"Ini hasil CT scan kepala Elang, terjadi penyempitan pembuluh darah di otak Elang yang mengalami pembengkakan kita harus melakukan operasi secepatnya untuk mencegah pecah nya pembuluh darah" jelasnya.

Dokter Marwan menghela nafas panjang, "Kita kembali berjuang Lang" menggenggam tangan Elang. "Siapkan ruang operasi"

"Baik dok"

"Om mohon ini terakhir kalinya kamu buat om jantungan Lang"

"Dokter Rendi" panggil salah satu suster yang menangani Rendi melakukan transfusi, "Dok, dokter dengar saya" di guncangnya tubuh Rendi pelan.

Dokter Marwan dengan cepat menghentikan laju transfusi menarik jarum keluar kemudian menutup bekas tusukan tersebut.

"Suster tolong infokan secepatnya kepada semua pengunjung rumah sakit untuk mau menyumbangkan darahnya untuk Elang, dengan golongan darah A"

"Baik dok"

Dokter Marwan membuka infuset kemudian menusuknya ke nadi Rendi, yang sudah terlihat pucat, "Dokter Rendi dengar saya"

My MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang