37

2K 107 26
                                    

Semua karyawan dan karyawati *star cafe pada sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, selain mereka yang harus melayani tamu, mereka juga akan melakukan perkejaan tambahan yakni mempersiapkan kado ulang tahun sang boss mereka.

"Dan....gimana kue nya udah jadi?"

"Sabar napa Nggi ini juga masih gue hias, pokoknya ini special buat my boss"

"Udah ngga usah kebanyakan alay kerjain tuh kue"

"Iya..iya ini juga gue kerjain" renggut Dani kembali pada kue yang lagi di hiasnya.

Mereka semua sudah tau bagaimana persoalan Dani dengan Elang dulu, tentang dana yang ia salah gunakan dan tentang bagaimana Elang memaafkan Dani begitu saja.

Jujur mereka sangat kagum dengan Elang, sifat pemaaf yang begitu mudah ia keluarkan, jika itu mereka mungkin saja saat ini Dani sudah bersantai ria dalam jerujih besi atas semua kesalahannya.

Mereka juga semua sudah tau bagaimana kedekatan Elang dan Dani setelah kejadian itu, semuanya berubah, Dani sangat dekat Elang bukan hanya dengan Elang tapi dengan yang lainnya juga, sehingga Elang mengangkat Dani sebagai penanggung jawab star cafe.

Awalnya Dani menolak dengan alasan ia tidak pantas menerimah kebaikan Elang, tapi Elang ya Elang terkadang sifat pemaksanya tidak bisa di ganggu gugat.

****

Disudut ruangan yang lain terlihat seorang paruh baya sedang duduk bersantai di kursi kebesarannya, sifat angkuh dengan penuh kesombongan serta seringai licik terus tersungging pada bibirnya.

"Biar kan ia bahagia saat ini, kita sudah terlalu mencolok, hentikan penyerangan kalian dulu" perintahnya kepada anak buah di hadapannya.

"Tapi bos itu akan membuat mereka curiga"

"Tidak akan, pokoknya perhatikan saja Elang dari jauh, pasti saat ini Permana mengetatkan penjagaan pada putra bungsuhnya itu apalagi, si Herlambang juga ikut campur"

"Baik boss kami mengerti" patuh sang anak buah.

"Kalian bisa sesekali mendekati Elang, apalagi kalau penjagaanya melemah, celakakan dia, tapi jangan sampai ketahuan, buat semuanya semulus mungkin" kembali menyesap minuman berwarnah merah di hadapannya.

"Baik boss, kalau begitu kami permisi dulu"

Tampa menungguh balasan dari sang tuan, para anak buah itu bergegas keluar dari ruangan.

"Sabar saja nak, ini baru permulaan, Permana ku pastikan kau akan kehilangan anak kesayanganmu untuk kedua kalinya" ucapnya pada diri sendiri.

***

Radioterapi yang di jelani Elang sudah berlansung hingga satu jam, seluruh keluarga begitu menungguh kabar baik dari dalam sana, satu ke syukuran mereka ternyata sel kanker yang di kira sudah menyebar itu masih fase awal, sehingga tidak di lakukan kemoterapi tapi hanya radioterapi walau dampak keduanya hampir sama.

Tepat satu jam akhirnya pintu ruangan terbuka, Elang di dorong oleh dua orang perawat yang masih dalam keadaan tertidur di atas brangkar.

"Bagaimana Rend??"

"Alhamdulillah yah, semuanya baik baik saja" hanya kata itu yang keluar dari bibirnya, "Rendi, bawak Elang dulu ke ruangannya" berlalu dari hadapan mereka.

Hal pertama kali menyambutnya ketika pertama kali mengerjapkan mata ialah langit langit ruangan yang semua berputar di penglihatan Elang.

"Nak....

"Pusing bunda,"                                                      
"Tahan ya, kamu harus kuat" memijit pelipis Elang pelan.

My MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang