33

1.9K 125 20
                                    

Lanjut aja yahh.....

"Hahaha...hahaha..hahaha,

Bunyi gelak tawa berasal dari sebuah ruangan yang sangat mewah, ia sangat bangga, karena merasa keinginananya hampir tercapai.

"Sedikit lagi, aku akan mengusai harta mu Permana, tapi sebelumnya akan ku buat anak kesayanganmu itu menderita, diakan hancur di tanganku"

Senyum licik penuh dendam jelas terpancar di wajah Andreas, saat ini dia tidak boleh gagal, kalau dia tidak bisa menemukan alat perekam itu maka ia akan menghancurkan semuanya.

*****

"Dor......

"Dor.........

"Dor........

Letusan bunyi peluruh terdenganr saling bersautan di sebuah ruangan khusus buat latihan itu.

"Ahhh....capek, Kami ngaku kalah, kalian menang," ucap Dion dengan merenggut kesal karena baru saja di kalahkan oleh Permana dan Herlambang yang kali ini mereka berdua menjadi patner.

"Jadi ini yang Papa sebut sebut patner hebat, boleh juga, tapi kalian main curang, dalam peraturankan pertandingankan tidak mengenal lawan lah kalian bagaimana buat peraturan hanya bisa menghindar tapi tidak bisa menyerang, payah." cibir Elang

"Hahaha....hahahha..."

"Itu salah satu siasat Son??,

"Siasat apaan memang Pa?" kata Elang lagi,

"Yah, siasat untuk menang!" haha..hahaha..hahaha..." jawab Permana dan Herlambang tertawa puas bisa mengerjai kedua anaknya itu.

"Gimana Lang, apa yang kamu rasakan??," kata Permana, ingin mengetahui keadaan putra bungsunya itu, selama ini Elang selalu melakukan terapi untuk pengendalian diri, agar tidak mudah lepas control lagi, apa lagi mengalami syok dengan kejadian kejadian yang berbauh kekerasan.

"Sejauh ini Elang, baik baik saja Yah??, sakit di kepalaku juga sudah berangsur angsur menghilang, walau terkadang masih sering kambuh sih."

"Terus apa yang terjadi hari ini??," kali ini suara itu berasal dari Herlambang, sebenarnya Permana dan Herlambang sudah mengetahui prihal kedatangan Andreas bertemu Elang di kampus.

Sebenarnya Elang tidak mau menceritakan kejadian tadi pagi, hanya saja dia juga butuh penjelasan terutama dari Ayahnya sendiri.

"Seseorang bernama Andreas datang menemui Elang tadi pagi di kampus, dia mengaku sebagai adik Ayah, apa itu betul??," sambil menatap sang Ayah.

"Andreas memang adik Ayah, lebih tepatnya adik angkat, hanya saja setelah semua kejahatannya yang dulu terbongkar keluarga besar Adiwijaya mengusirnya, tapi kami bukan berarti dia tidak memiliki hak, kakekmu tetap memberikannya beberapa perusahan, agar kelak dia bisa berubah dan kembali ke Adiwijaya lagi."

"Tapi kayaknya hal itu tidak akan bisa, karena selama beberapa tahun ini, Andreas selalu berusaha mengancurkan keluarga Ayah bahkan semua hal hal yang menyangkut dengan Ayah."

"Ayah bisa saja menghancur ia juga, hanya saja bukan itu yang Ayah mau, sampai saat ini Ayah selalu berharap kalau Andreas itu berubah, walau sebenarnya itu sulit."

"Memangnya kesalahan apa yang di lakukan si Andreas kepada keluarga Yah?", kata Dion.

"Andreas tertangkap basah menyelundupkan uang perusahaan yang membuat perusahan waktu itu hampir bangkrut, dan juga dia melakukan perdagangan Narkoba di beberapa daerah bukan hanya di pulau jawa ini tapi sudah hampir di seluruh indonesia, bahkan yang terakhir Ayah dengar sudah merambat ke beberapa negara."

My MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang