jeno berjalan dibawah langit hitam,hanya sebuah tas yang ia genggam ditangan nya.malam ini terasa sangat dingin sebab bumi baru saja dilanda hujan.
jeno ingin pulang karena menurutnya sudah tidak ada lagi rumah tempatnya berpulang selain rumah kedua orang tuanya.jeno terus berjalan,meninggalkan semua lara yang ia tahan.jeno sanggup,meski hatinya tidak rela meninggalkan.ia tidak mau merusak kebahagian orang lain jadi biarlah orang lain yang merusak kebahagian nya.
rintik hujan kembali datang,jeno mendongak dan menadah air yang jatuh dari atas.
hujan lagi?.
tapi jeno belum sampai,jeno belum sampai kerumah berpulang nya.ia tidak mau kehujanan.
suara guntur itu semakin keras,jeno menggeleng.tidak ada cara lain lagi selain berlari mencari tempat berteduh.
jeno berlari kesebrang jalan tanpa memperhatikan jalan hingga disaat dirinya mulai berlari cukup jauh,sebuah mobil yang awalnya terparkir di bahu jalan kini malah bergerak dan melaju cepat kearahnya.
jeno tidak melihatnya,hingga disaat ia baru menoleh dan matanya terutupi sebuah cahaya putih semuanya menjadi kacau.
Brakhh!
tubuh itu terpental bersamaan dengan seseorang yang membuka matanya lebar.
"jeno!!!"
mark menatap sekelilingnya,kenapa ia berada dikamar? dan mengapa langit malam menjadi siang?.mark mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.
mimpi,mimpi itu seperti nyata dan mark dapat merasakan jantung nya yang berpacu kencang.
mark bangkit,ia keluar dari kamar dengan keadaan masih kacau.rambut berantakan dan keringat bercucuran.saat ini mark hanya memikirkan jeno.ia mencari lelaki itu keseluruh penjuru rumah hingga akhirnya ia melihat sosok tersebut masih mengurusi tanaman bunga nya bersama sang buah hati.
lega,mark merasa lega seketika.
"nda ndi wu ungaa"
jeno memetikan bunga mawar kesayangan itu untuk andy,memastikan tak ada lagi duri dibatangnya karena jeno telah memotonya dengan pisau.
"ini,bunga dari bunda untuk andy"
andy memekik senang,menerima bunga itu lalu meloncat-loncat hingga jeno memperingati andy agar tetap diam sebab tanah nya yang becek.jeno tidak mau jika anaknya tiba-tiba saja jatuh nanti jeno yang disalahakan!.
"nda nam unga nyak?" jeno mengangguk.tak berhenti dari kegiatan nya yaitu menyirami tanaman bunga nya.
"bunda sengaja menanam banyak bunga sayang,karena menurut bunda bunga itu indah.sejak bunda menanam bunga,rumah kita jadi lebih berwarna bukan?" andy mengangguk dan kembali pada kegiatan nya yaitu mengganggu jeno.
mark tersenyum,hatinya terasa hangat hanya melihat pemandangan didepan matanya.raut bahagia andy begitu berbeda saat bertemu dengan ibu kandung nya sehingga mark sadar pada siapa anak nya itu menaruh sayang.
"nda unyi.."
jeno melirik ponselnya,benar kata anak itu ponselnya berdering dan memperlihatkan sebuah nama yang sangat jeno kenal.
"halo?"
cukup lama jeno terdiam,andy terus menatap bundanya dari bawah sana tanpa berkedip namun melihat bunda nya yang ingin menangis andy segera menarik-narik baju jeno.
"nda paa?"
brukh.
jeno terduduk lemas,ponsel nya tergelatak diatas tanah.ia menangis dan lagi-lagi putra nya yang selalu bertanya lebih dulu.